Bab 21 : Kakak ipar berkunjung

9.1K 703 14
                                    

Satu minggu kemudian.

Pagi hari, Alden Godfrey terbangun disebabkan oleh rasa mual, dengan terburu-buru pemuda beranjak dari tempat tidur dan menuju kamar mandi, dia langsung memuntahkan cairan dari perutnya.

Dia tidak mengerti selama beberapa hari belakangan ini, dia mengalami hal seperti ini, mual dan muntah serta pusing. Beruntung suaminya tidak menyadari, jika itu terjadi dipastikan pria tua itu akan langsung membawanya ke rumah sakit.

Suara ketukan pintu kamar mandi terdengar membuat pemuda tersentak kaget. Dari arah luar kamar mandi, suara suaminya terdengar khawatir.

"Bunny, apa kau baik-baik saja?"

"Ya. Aku baik-baik saja, suami."

Setelah memuntahkan, dia membasuh wajahnya. Selesai membasuh, dia bergegas keluar dari kamar mandi, jika berlama-lama di kamar mandi suaminya akan lebih curiga.

Ghassan Al-zam terduduk di tepi tempat tidur, menunggu pemuda keluar dari kamar mandi. Dia merasa sangat khawatir ketika melihat pemuda dengan terburu-buru pergi ke kamar mandi.

Melihat pemuda keluar dari kamar mandi, dia langsung beranjak dan menghampirinya.

Dia bertanya khawatir sambil memegang lembut tangannya, "Apa bunny sakit?"

Alden Godfrey tersenyum manis, lalu mengusap lembut pipi pihak lain sambil berkata, "Tidak. Hanya ingin buang air kecil, itu saja."

Mendengar hal tersebut, pria tua itu menghela nafas lega. Tetapi, dalam hatinya dia masih merasa gelisah dan curiga bahwa pemuda menyembunyikan sesuatu.

Karena pemuda tidak ingin memberitahu yang sebenarnya, dia tidak ingin bertanya lebih dan menunggu pihak lain mengatakan yang sebenarnya.

"Baiklah, apa bunny ingin tidur lagi?"

Alden Godfrey menggelengkan kepalanya, dia memeluk tubuh pria tua itu dan berbisik dengan suara lembutnya, "Aku ingin melakukan morning sex. Bagaimana? Apa suami mau?"

Ghassan Al-zam tertegun mendengarnya. Kemudian dia menarik sudut bibirnya, lalu dia langsung mengangkat bokong pemuda dan menopangnya.

Karena pihak lain tidak memakai celana apa pun hanya piyama atasan saja. Jadi, dia bisa merasakan bokong pemuda yang terasa sangat lembut dan kenyal.

Tanpa berpikir panjang, pria tua itu langsung membawa pemuda ke tempat tidur dan menidurkannya dengan lembut. Dia langsung menekan pemuda ke tempat tidur hingga pukul sepuluh pagi.

......

Ketika Alden Godfrey bangun, dia merasakan tempat tidur disebelahnya kosong, dia berpikir bahwa pria tua itu sudah berangkat bekerja. Jadi, dia segera beranjak bangun dan mulai merapikan tempat tidur yang berantakan akibat aktivitas mereka.

Lima menit kemudian, selesai merapikan tempat tidur. Pemuda pergi menuju kamar mandi, tidak membutuhkan waktu begitu lama untuk membersihkan diri. Dalam lima belas menit pemuda sudah selesai, dia keluar dari kamar mandi dengan bathrobe berwarna abu-abu yang melekat pada tubuhnya.

Hanya memerlukan waktu dua puluh menit untuk berpakaian. Alden Godfrey keluar dari kamar, dan turun menuju ruang dapur. Dia berencana akan membuat makan siang untuk suaminya, tetapi suara bel berbunyi membuat dia harus menunda pekerjaan tersebut.

Alden Godfrey mengerutkan alisnya melihat dua wanita berdiri di depan pintu, melalui door view. Dua wanita itu tidak lain adalah Tina Wallace dan Hanna Al-zam.

Alden Godfrey mendengus kasar, dia memutar bola matanya. Dengan malas pemuda itu segera membuka pintu, dan langsung tersenyum ramah pada mereka.

"Hai, adik ipar." Hanna Al-zam tersenyum ramah, sambil melambaikan tangannya.

Satu Kesalahan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang