Alden Godfrey semakin memeluk erat leher Ghassan Al-zam. Ketika pria tua itu membawa dirinya keluar dari restoran dengan cara menggendong ala koala.
Penampilan pemuda terlihat sedikit kacau. Leher penuh dengan tanda merah, kemeja putihnya terbuka dengan kancingnya sudah terlepas.
Tidak ingin orang lain melihat penampilan istrinya. Ghassan Al-zam menyelimuti dengan blazer miliknya.
Pada saat mereka akan menuju tempat parkir mobil. Tiba-tiba seorang pria tua yang di perkirakan berusia enam puluh tahunan menyapa mereka. Lebih tepatnya pada Ghassan Al-zam.
"Oh, hallo Tuan Ghassan. Apa yang anda lakukan disini?"
Wajah Ghassan Al-zam tidak begitu baik saat melihat pria tua itu. Dengan dingin dia menjawab. "Ini restoran milikku. Aku bebas datang kemari."
Pria itu tertegun. Dia tertawa datar, kemudian pandangannya tertuju pada gendongan Ghassan Al-zam. Dia langsung merubah ekspresinya, saat melihat seorang pemuda berada dalam gendongan Ghassan Al-zam.
"Siapa dia Tuan Ghassan?"
Pandangan Ghassan Al-zam semakin dingin. Mengetahui bahwa pihak lain melihat istrinya.
"Bukan urusanmu."
Kemudian Ghassan Al-zam langsung melenggang pergi. Meninggalkan pria tua itu yang mematung di tempat.
Ketika pihak lain sudah pergi. Pria itu mendengus dingin. Kemudian dia bergumam. "Kenapa putriku, harus menyukai pria dingin seperti dia? Sangat Menjengkelkan."
Di sisi lain.
Alden Godfrey sempat mendengar percakapan mereka. Dia menatap wajah Ghassan Al-zam, dan bertanya. "Suami, siapa pria tua itu?"
"Teman mendiang ayahku." Jawab Ghassan Al-zam dengan lembut. Kemudian dia mengecup bibir pemuda.
Alden Godfrey tersipu. Pemuda itu membenamkan wajahnya pada leher pihak lain, dan semakin mengeratkan pelukannya.
Sedangkan Ghassan Al-zam tersenyum tipis melihat reaksinya. Dalam hatinya berkata.
Menggemaskan.
Kemudian dia bergegas masuk ke dalam mobil, dan segera menjalankan mobilnya dengan Alden Godfrey yang masih berada dalam gendongan.
......
Keduanya tiba di penthouse saat waktu menunjukkan pukul delapan malam.
Di dalam kamar mandi, Alden Godfrey sedang membersihkan diri. Wajahnya akan berubah memerah, ketika mengingat kejadian di restoran.
Kemudian dia meraba lehernya yang terdapat banyak tanda merah. Dia tersenyum tipis, wajahnya semakin memerah saat teringat dengan sesuatu.
Apakah mereka akan melakukan malam pertama hari ini?
Memikirkan hal tersebut. Membuat jantungnya berdetak kencang. Dia tersenyum lebar, dan segera membersihkan diri dengan cepat.
Dua puluh menit kemudian.
Alden Godfrey keluar dari kamar mandi dengan bathrobe berwarna merah muda. Aroma manis dan menyegarkan langsung tersebar di ruangan tersebut.
Alden Godfrey tertegun saat melihat suaminya sedang mengerjakan sesuatu pada komputer kecil. Penampilan pria tua itu sangat menarik perhatian, kaos polos dan celana sweat.
Kemudian pemuda melangkahkan kakinya menuju ruang walk in closet untuk berganti pakaian menjadi piyama. Pada saat pemuda itu berganti, dia tidak menyadari bahwa pihak lain memerhatikan dengan tatapan intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kesalahan (Tamat)
Novela JuvenilSuatu hari Alden Godfrey menemukan kekasihnya bermain dengan orang lain dibelakang. Dengan perasaan sakit hati, pemuda itu pergi mengunjungi bar. Dia berpikir bahwa mengunjungi bar adalah yang terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran. Tetapi siapa...