Pada malam hari, Alden Godfrey berada di ruang dapur, sedang menyajikan makan malam. Bertepatan dengan kegiatan pemuda yang hampir selesai menyajikan, Ghassan Al-zam tiba di ruang dapur.
Pria tua itu baru saja selesai mandi, terlihat dari rambutnya yang masih sedikit basah dan penampilannya hanya memakai bathrobe.
Pemuda tidak menyadari bahwa pihak lain sudah berada di belakangnya. Kemudian pria tua itu langsung memeluk erat tubuh pemuda.
"Bunny." Suara pria itu terdengar serak dan basah.
Alden Godfrey tersenyum manis, melirik pihak lain, "Apa?"
"Besok hari minggu, bagaimana kalau kita pergi piknik?"
"Itu ide yang bagus. Tetapi suami tidak ada pekerjaan bukan?" Alden Godfrey mengusap lembut rahang pihak lain, yang kini wajah pria tua itu sudah berada di sela-sela lehernya.
"Tidak ada."
"Baiklah, mari kita pergi."
Ketika Alden Godfrey akan melepaskan kedua lengan pria tua itu, dia mengerutkan alisnya saat pihak lain mempererat pelukannya, sehingga dia sedikit kesusahan untuk melepaskan.
"Suami? Mari kita makan."
"Tidak. Aku ingin memakan bunny."
Alden Godfrey tertawa ringan, lalu dia berkata dengan sangat lembut, "Nanti setelah kita makan malam."
Wajah pria tua itu langsung berubah cerah, dengan semangat dia segera duduk di kursi makan dan mulai memakan makan malamnya.
Alden Godfrey hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah pria tua itu.
......
Pada jam delapan pagi Alden Godfrey terbangun. Dia menghela nafas pelan saat melihat tempat tidur di sampingnya kosong. Kemana suaminya pergi? Itu yang ada dalam pikirannya.
Perlahan pemuda itu menyibakkan selimutnya. Dengan bertelanjang, dia beranjak dari tempat tidur dan langsung masuk ke dalam kamar mandi. Ketika dia bercermin, dia terkejut melihat tubuhnya penuh dengan tanda merah.
Alden Godfrey sudah terbiasa dengan hal itu, tetapi dia akan selalu terkejut saat melihatnya. Kemudian dia segera masuk ke dalam shower dan mandi.
Lima belas menit kemudian, dia keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ruang walk in closet. Tidak memerlukan waktu banyak untuk berganti pakaian, dalam sepuluh menit pemuda telah selesai.
Pada awalnya dia mengira pria tua itu berada di lantai bawah, tetapi ketika dia turun tidak ada pihak lain.
Mungkinkah ruangan kerjanya?
Kemudian pemuda itu memutuskan untuk pergi ke sana. Tetapi saat masuk ke dalam, lagi-lagi pihak lain tidak ada. Hanya ada satu ruangan lagi di lantai atas yaitu ruang gym. Apa pria tua itu melakukan gym? Memikirkan hal tersebut, senyum kecil terukir di wajahnya.
Dengan perasaan bahagia, pemuda langsung pergi ke sana.
Begitu dia masuk ke dalam ruangan gym, dia tertegun melihat suaminya tengah melakukan gerakan pull-up dengan bertelanjang dada. Suaminya terlihat sangat seksi dan tampan, saat melakukan tindakan tersebut.
Yang membuatnya semakin seksi adalah pria tua itu berkeringat.
Alden Godfrey menarik sudut bibirnya, dia memiliki ide jahil. Dengan perlahan pemuda berjalan, agar pihak lain tidak menyadarinya.
Ghassan Al-zam tidak menyadari bahwa pemuda sudah berada di depannya, pandangan pria tua itu tengah menatap langit ruangan.
Ghassan Al-zam tersentak kaget, saat ada orang lain memeluk pinggangnya. Dia langsung menghentikan gerakannya dan melihat ke bawah. Tertegun melihat pemuda tersenyum lebar memperlihatkan gigi kelincinya sambil memeluk pinggangnya, dengan kedua kakinya mengkaitkan pada kaki miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Kesalahan (Tamat)
Teen FictionSuatu hari Alden Godfrey menemukan kekasihnya bermain dengan orang lain dibelakang. Dengan perasaan sakit hati, pemuda itu pergi mengunjungi bar. Dia berpikir bahwa mengunjungi bar adalah yang terbaik untuk menenangkan hati dan pikiran. Tetapi siapa...