Bab 07 : Mari pergi berkencan

12.4K 915 4
                                    

Keesokkan harinya. Pada siang hari, ketika Ghassan Al-zam tengah berkutat dengan beberapa dokumen. Tiba-tiba pintu ruangan kerja terbuka, seorang pria tinggi masuk.

Pria itu memiliki fitur wajah yang bagus. Berkulit cokelat, dan rambut berwarna blonde.

Ghassan Al-zam langsung menatap tanpa ekspresi, dan mendengus dingin.

Pria tinggi itu langsung mendudukkan dirinya di sofa. Dia berkata sambil tersenyum lebar. "Bagaimana kabarmu, big brother?"

"Sangat buruk, ketika aku melihatmu."

Pria tinggi itu tertegun. Kemudian dia tertawa rendah, dan berkata. "Big brother, kau tidak berubah."

Ghassan Al-zam menatapnya tanpa ekspresi. Dia tidak menanggapi.

"Big brother, apa kau sudah menikah?" Tanya pria tinggi itu.

"Mn."

Pria tinggi mendengus mendengar jawaban pihak lain. Dia menduga pria itu belum menikah. Kemudian dia menarik sudut bibirnya, berkata mengejek.

"Kau sudah tua, cepat cari kekasih untuk menikah. Jika tidak, kau akan disebut dengan perjaka tua."

Ghassan Al-zam tidak menanggapi. Dia menatap pihak lain tanpa ekspresi.

Chandra Fernando tertawa rendah, saat melihat ekspresinya. Sedangkan Ghassan Al-zam menatap dingin. Kemudian dia tiba-tiba teringat sesuatu.

Dia berdehem, dan bertanya biasa. "Menurutmu, bagaimana rasanya menyukai seseorang?"

Chandra Fernando menghentikan tawanya. Dia sedikit terkejut, dan langsung berkata. "Apa kau bertanya padaku?"

"Menurutmu, apa aku bertanya pada hantu?"

Chandra Fernando kembali tertawa. Kemudian dia menjawab dengan biasa. "Sangat menyenangkan."

Ghassan Al-zam mengangguk paham. Kemudian dia kembali bertanya. "Lalu, bagaimana cara mengatakan perasaanmu, saat kau menyukai seseorang?"

Chandra Fernando terdiam sejenak, menatap pihak lain sedikit aneh. Tidak seperti biasanya pihak lain bertanya tentang hal seperti ini.

"Big brother, apa kau menyukai seseorang?" Chandra Fernando tersenyum penuh arti.

Ghassan Al-zam tertegun. Kemudian dia berdehem, dan menjawab dengan dingin. "Tidak. Aku hanya bertanya."

Chandra Fernando mengangguk.

"Kau bisa mengajak orang yang kau sukai berkencan. Ketika itu terjadi, kau harus mengatakan perasaanmu padanya."

Kemudian pria tinggi itu menarik sudut bibirnya, dan kembali berkata. "Atau kau bisa mengajak berhubungan seks dengannya, setelah itu baru kau katakan perasaanmu."

Ghassan Al-zam menatap tanpa ekspresi. "Kau selalu memikirkan tentang seks."

"Tentu saja. Kehidupan tidak ada seks, akan sangat membosankan."

"Enyahlah kau!"

Chandra Fernando tertawa keras. Kemudian tawanya terhenti saat mendengar suara pintu terbuka, dan seorang pemuda masuk begitu saja dengan membawa kotak makan.

Wajah Chandra Fernando berubah saat mendengar pemuda itu memanggil temannya 'suami'. Apa dia salah mendengar? Atau telinganya bermasalah?

Terlebih Ghassan Al-zam tersenyum lembut pada pemuda itu. Selama ini, dia tidak pernah melihat pria itu tersenyum dan ini adalah pertama kalinya.

Wah sungguh mengesankan.

......

Alden Godfrey tidak menyadari bahwa ada orang lain di ruangan kerja suaminya. Pemuda itu dengan wajah ceria, menghampiri pria tua itu.

Satu Kesalahan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang