"Gimana, Mas? Enak nggak masakan aku?" tanya Mauren menatap Zareon yang sedang mengunyah makanan dalam mulut nya.
"Hm, lumayan." jawab Zareon.
Mauren menghela nafas pelan. Ia merasa rasa masakan nya kurang memuaskan Zareon. Apalagi respon pria itu yang biasa saja.
Setelah selesai makan siang, Zareon langsung pamit pada Sarah dan Mauren.
"Saya pamit pulang ya bu, Ren. Terimakasih untuk jamuan makan siang nya."
"Sama-sama, nak. Tapi, jangan lupa pikirin omongan ibu tadi ya." ucap Sarah.
Zareon mengangguk kaku dan langsung masuk ke dalam mobil nya. Pria itu menyetir mobil nya menuju mansion.
Mobil hitam yang dikendarai nya memasuki halaman depan mansion. Setelah memarkirkan mobil nya di garasi Zareon keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam mansion.
Ceklek
BUGH!
"MATI LO BANGSAT!!"
"XAIVER!!"
Baru saja selangkah masuk, Zareon sudah dihadiahi bogeman mentah dari anak sulungnya, Xaiver.
"BAJINGAN LO!"
BUGH!
"XAIVER!!" pekik Ilea menahan anak sulung nya yang ingin membogem Zareon lagi.
"Minggir, Mah. Abang belum puas mukulin bajingan satu ini–
Plak!
Xaiver memegang pipi nya yang baru saja ditampar Ilea.
"Yang sopan kamu sama orang tua! Mama gak pernah ngajarin kamu ngomong kasar sama orang tua ya!"
"Mama masih belain bajingan kayak dia? Dia udah bikin Kalila nangis, Mah! Dia juga pernah ngehina Mama kan?!"
Zareon tersentak. Astaga!
Ia baru ingat dengan janji nya pada Kalila. Pasti putri kecil nya itu sedih karena ia mengingkari janji.
"Lila.." lirih Zareon.
Zareon yang tadinya jatuh tersungkur setelah di bogem Xaiver langsung bangkit dan berjalan menuju kamar Kalila namun Xaiver menarik kerah kemeja nya.
BUGH!
"MAU KEMANA LO, HAH!?"
"MAU NEMUIN KALILA? IYA!? SETELAH BIKIN ADEK GUE NANGIS LO MAU NEMUIN DIA GITU AJA?!"
BUGH!
"XAIVER!! UDAH!!"
Ilea menangkup wajah Xaiver dan mengecup pipi kanan pemuda itu.
"Tenang, oke? Dia tetep Papa kamu, abang."
Xaiver menunduk menatap sang ibu dengan nafas memburu karena amarah.
"Maaf, Mah.."
"Jangan diulangin ya, istirahat gih."
Xaiver mengangguk patuh. Ia berjalan melewati Zareon untuk menaiki tangga. Namun, saat melewati Ayahnya itu ia berbisik lirih.
"Kali ini cuma Lila yang nangis. Kalo Mama nangis dan itu karena ulah Papa, aku gak segan bunuh Papa detik itu juga."
Xaiver tersenyum sinis dan langsung menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar nya.
Kama dan Xaver yang menonton dari lantai 2 pun hanya saling bertatapan.
"Yah..kurang puas." lirih Xaver.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Home (S2 BTAC)
RomanceS2 BTAC ••• Tak selamanya hubungan rumah tangga Ilea dan Zareon akan harmonis terus-menerus. Pasti tetap ada gangguan. Tak banyak, cerita ini hanya menggambarkan keseharian keluarga kecil Zareon terutama si bungsu Izer serta bagaimana cara Ilea da...