16 | Dimasa lalu

29 25 0
                                    

Flashback On>>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback On>>

Jia | Taehyung 2019

Taehyung mengaku bahwa dirinya ialah Genta Park. Ia menyukai Jia karena Jia telah menolongnya ke rumah sakit saat kakinya cedera. Pertemuan itu tidak di sengaja, dan Taehyung merasa tidak sengaja juga telah membohongi Jia bahwa dirinya ialah Genta Park.

Itu berawal karena Jia terus membahas Genta Park dengan alasan sifatnya yang mirip dengan Taehyung. Makanya Taehyung mengaku sebagai Genta Park supaya Jia bahagia.

****

"Jia,, nan joahae (aku menyukaimu)" ujar pria yang memakai hodie kasual berwarna merah di hadapan ku.

"Nado joahae Genta (Aku juga menyukaimu Genta) "

Aku saling berbalas perasaan dengan pria itu. Ya benar. Genta Park.

Mulai sejak itu kami resmi berpacaran. Terhitung saat itu aku masih seorang siswa SMP dan Genta memilih home schooling entah apa alasannya.

Hubungan kami awalnya baik baiknya saja selayaknya pasangan pada umumnya. Tapi jujur, aku baru pertama kalinya berpacaran sejak aku lahir.

Genta adalah cinta pertamaku, juga terakhirku.

***

Dua bulan berjalan dengan lancar dan komunikasi tidak pernah terputus walaupun Genta jarang menemuiku.

Namun sepertinya hari ini ia berniat mengajakku makan siang bareng sekaligus kencan pertama kami. Aku tidak menganggapnya legal dan menganggap bahwa siswa SMP sudah boleh berpacaran, tapi itulah adanya.

Genta datang di waktu yang tepat, dimana aku lagi butuh sandaran dan tempat berkeluh kesah. Iya, appaku bercerai dengan eomma dan hak asuh jatuh pada appa. Jadi mau tak mau dalam waktu dekat ini aku akan pindah ke Indonesia.

Meninggalkan eomma dan tanah yang sangat ku cintai. Juga pria yang tiba-tiba menjadi payung tempat ku berteduh kini.

Ponselku berdering nyaring, tanda seseorang telah menelpon. Oh suara parau nan indah ini, Genta menelponku

"Jia,,  jamsi hue neoleul delileo gal junbiga dwaess-eo (aku sudah siap ku jemput kamu sebentar lagi ya)"

"Ah ne,,, oppa" jawabku singkat

Dua puluh menit berlalu tapi tidak kunjung ada kabar Genta. Apakah ia tersesat atau lupa jalan ke rumahku.

Asal kalian tahu, aku terus menunggu sambil berdiri di depan teras rumahku. Berdiam diri cengo karena dengan bodohnya menunggu pria itu datang tanpa kepastian.

Ponselku kembali berdering, ada nama pacar tercintaku di sana.

"Yeoboseo, uri Jia, jinnjja mianhaeo, ( Halo Jia ku sepertinya aku tidak bisa menjemput " ia berujar enteng

"Waeyo? (Kenapa)" tanyaku

"Tiba-tiba bosku menelpon, aku lupa ada training jam dua nanti, kita makan lain kali saja ya, love you "

Sambungan telepon ini belum terputus, pokoknya aku mempertegas kenapa tidak jadi.

"Eoh, kenapa kau tidak memeriksa jadwal mu terlebih dahulu sebelum mengajakku"

"Jeongmal mianhaeyo Jia (Aku benar-benar minta maaf Jia),,, aku lupa aku benar-benar lupa "

"Tut-tut-tut"

Lantas kumatikan telepon darinya. Ini sudah ke sekian kali pria yang ku anggap pacar itu membatalkan pertemuan.

Aku juga tidak tahu kepastian alasannya. Dia terus mengatakan training, latihan, dan juga olahraga ketika membatalkan pertemuan kami.

Kadang aku sempat berpikir apakah ia benar-benar mencintaiku atau hanya mempermainkanku.

Sejak pacaran dengannya hanya dua kali aku bertemu. Itupun dia segera pergi dengan terburu-buru.

Alasan aku mencintainya dan terus bertahan ialah, ia memiliki motivasi yang sangat mendukung morilku. Juga bisa memperbaiki cedera batinku karena masalah perceraian eomma dan juga appa.

Hingga akhirnya aku menyatakan untuk menyerah.

Kalau di pikir kembali memang benar masalah keluarga ku selesai karena nasehat dari Genta, tapi di sisi lain aku juga butuh feedback dari perasaan ku dalam bentuk nyata. Maksud ku, kami terus berkomunikasi secara online tanpa harus tatap muka.

Tapi apakah layak di sebut sebuah hubungan percintaan jika, hanya lewat kata-kata? Jujur aku malah mempunyai sakit di bagian tubuhku lainnya.

Sangat sakit jika di php in secara berterusan.

*****

Saat itu, hujan sedang mengguyur kota Daegu. Aku pulang sekolah berniat langsung pulang dengan menaiki bus, tapi ternyata Genta menemuiku di balik gerbang sekolah.

"Jia,, neomu bogo sipeo( aku sangat merindukanmu)"

Genta tiba-tiba memelukku, payung yang aku pegang sedari tadi masih tetap ku pertahankan kedudukannya. Melindungi kami dari guyuran hujan. Walaupun baju Genta telah basah.

"Mianhaeo (maafkan aku) , aku pasti akan sangat merindukanmu"

Pria ini kembali mengucapkan kata-kata yang terdengar seperti akan pergi jauh dan lama.
Aku melepas pelukan Genta dan menatap iris matanya sejenak. Mengerutkan kening.

"Kenapa ? Kau mau kemana, kenapa terdengar mau pergi?"

"Aku akan pindah dari sini, aku akan melakukan latihan di tempat yang berbeda. Stay health ya perempuanku"

"Apa yang kau bicarakan Oppa, kenapa begitu tiba-tiba?"

"Aku juga tidak merencanakannya Jia ku, tapi apa boleh buat ini semua demi masa depanku "

"Sebenarnya latihan apa yang kau kerjakan, dan kenapa terus membohongiku serta meninggalkanku di saat kau sendiri yang berjanji menemuiku"

"Kau akan tahu kelak Jia, apa yang selama ini aku kerjakan. Ini semua demi kamu, aku dan masa depan kita"

"Aishh, shibbal,,, kau tahu oppa aku sudah muak dengan yang kau lakukan padaku. Aku menganggapmu obat, tapi kini kau malah menyakitiku. Sebenarnya apa kau benar-benar mencintaiku? "

"Kenapa aku tidak mencintaimu Jia? Jelas aku mencintaimu"

"Cinta itu penuh dengan kejujuran, cinta perlu pembuktian bukan hanya omong kosong"

"Jia, masa depanku masih panjang dan aku menginginkan kesuksesan, kenapa kau tidak men support ku"

"Geunyang (Hanya saja) aku butuh kejujuran,,,, selama ini latihan dan training apa yang kau lakukan"

"Aku tidak bisa mengatakannya sekarang Jia"

"Ya! (Hey) benar bukan, kau tidak mau jujur, sudahlah aku lelah, aku tidak ingin mengenalmu lagi, pergilah sesukamu, tanpaku kau lebih bebas bukan! Mulai hari ini kita putus"

Payung yang sedari tadi ku pertahankan lantas ku hempas bersamaan dengan hatiku yang sudah hancur tak tersisa.

Aku pergi meninggalkan pria itu sendirian. Meninggalkan pilu yang ku pikir hanya aku sendiri yang merasakan.

Aku sangat kecewa, karena tidak ada usaha darinya untuk menahanku pergi atau sekedar meminta maaf.

Aku benci pria bermarga Park
Aku benci kota ini!

Oktober/4th/2023

Yuli Markhamah

Terpaut [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang