20 | Getaran Perasaan

37 26 1
                                    

Kami sudah selesai makan Jajangmyeon yang di beli Taehyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami sudah selesai makan Jajangmyeon yang di beli Taehyung. Kemudian tak lama setelah itu bel pelajaran kedua berbunyi.

Aku bergegas menuruni kasur yang ku jadikan tempat duduk tadi. Berpikir untuk mengikuti kelas kedua. Begitupun dengan Taehyung, dengan cekatan ia mengemasi seluruh barang-barang ku dan tak lupa membuang sampah makanan.

Ponselku berbunyi, tanda satu notifikasi masuk. Eoh ternyata dari Hyunseo.

Hyunseo: Hola kalian
kemana saja?!

Me: Aku akan segera
ke kelas, weo (kenapa)

Hyunseo: Cepatlah teman-teman mu
menanyakan keberadaan mu
kepadaku. Bagaimana mungkin
aku mengatakan kau
sedang berduaan  dengan
Taehyung.

Me: Aihh kenapa tidak kau
katakan yang sebenarnya?
Toh kami akan berjalan
beriringan nanti.

Hyunseo: Heol! Apa kau tidak takut di serang mereka? Atau kalian akan dirumorkan berpacaran.

Me: Jika memang iya kenapa?
Mereka iri?
Read

Yang benar saja, gadis gelo itu hanya membaca pesanku tanpa ada niat membalasnya. Terserah! Mungkin kelasnya sudah masuk.

"Jia, kajja (ayo)" ujar Taehyung seraya menatihku di pundaknya. Eoh romantis sekali, aku sampai lupa dunia dan ya! Jangmi? Kemana pria lucu itu? Aku sedikit merindukannya tapi ya sudahlah tuhan mengirimkan pria lain yang jauh lebih bermanfaat bagiku.

"Kau yakin?" tanyaku

Taehyung menatapku sayu, ia sedikitpun tidak tampak ragu untuk mendampingi ku di saat aku sakit. Mengabaikan pandangan warga sekolah mengenai hubungan kami.

"Memangnya kenapa? Kau takut?"

Taehyung berhasil mengendorkan ketegangan saat ini. Ia berujar dengan sedikit menggodaku, senyum nakalnya terlihat melengkung.

"Aisssh waeyo (kenapa) aku takut, kecuali kau itu hantu"

"Kau takut mereka menganggap kita berpacaran bukan? Sudahlah jika memang reaksi mereka nanti begitu kita lanjutkan saja, kau tidak keberatan bukan"

Sebenarnya aku bersemu saat Taehyung mengatakan itu. Ada sedikit yang bergetar di dalam sini. Kalian tahu perasaan seperti apa ini?

******

Kini, aku dan juga pacar abal-abal ku sudah sampai di keramaian. Seluruh pasang mata mengarah ke arahku.

Sepanjang koridor sekolah menuju kelas 3-2 mereka tidak henti-hentinya memperhatikan keberadaan kami. Aku jadi sedikit terharu seolah sedang di sambut sebagai pasangan pengantin baru.

Dimana situasi nya sangat mendukung, yaitu Taehyung menatihku di pundaknya dan berjalan seirama menuju tempat tujuan yang sama. Sungguh mendebarkan bukan.

Jarak antara UKS ke kelas tiga ibarat dataran rendah gunung Lawu ke tapak pendakian menuju puncak, jauh sekali.

"Cieeeee! Apa dia pacar nya Kim Taehyung! Heol aku tidak percaya!"

"Mereka sama-sama murid baru"

"Omg Teahyung ku telah selingkuh dariku"

"Taehyung pacar seluruh umat balduanduweee (tidak mungkin) dia sudah tidak lajang!"

"Tapi pacarnya cantik juga sih"

"Sepadan "

Semua orang berbisik menyuarakan analogi nya masing-masing. Aku mulai muak dan merasa tidak nyaman. Komentar dari mereka sebenarnya mendukung tapi hatiku mulai sakit ketika ada segerombolan gadis yang berkomentar menohok mengenai ku.

"Shibbal sakiya! Siapa perempuan jalang itu!"

"Berani-beraninya dia merebut Taehyung seluruh umat!"

"Kenapa wajahnya sangat kontras dengan ketampanan Taehyung! Ibarat langit dan bumi"

"Jalang itu tidak cocok dengan Taehyung!"

"Siapa dia!"

"Kelas berapa dia!"

"Wanita itu patut di beri pelajaran, lihat saja nanti"

Sederet komentar jahat melayang di udara, membuat atmosfer yang ku lalui mendadak sesak. Aku sudah tidak tahan. Aku akan berteriak!

"A..." Perkataan ku terputus.

"Geumanhae! (Hentikan!)"

Tiba-tiba Taehyung berteriak dan langkah kami terhenti. 

"Ne, bajja (Ya, benar) Jia adalah pacarku mulai hari ini dan selamanya! Tidak ada yang boleh melukai perasaannya atau kalian akan berurusan denganku"

Taehyung mencak-mencak, memelototi setiap mata. Napasnya naik turun, ia terlihat bringas tidak seperti yang aku kenal sebelumnya.  Pria ini bertambah brutal ketika ia mendapati ada kamera yang merekam kejadian ini.

"Ya! (Hey)hapus itu atau kamera dan kepalamu akan pecah di tanganku "

Orang tersebut menurunkan kamera amatir nya. Sedikit gemetar karena mendapat gertakan.

Taehyung semakin erat menggamit lenganku. Selanjutnya ia berjongkok di hadapan ku, mengambil sesuatu dari saku celananya.

Pria tampan itu mendongak menatapku sendu. Sorot matanya sangat tulus dan meyakinkan.

"Jia, maukah kau menjadi pendampingku saat ini dan sampai kapanpun?" ucapnya lega sembari menyodorkan sebuah cincin giok berwarna pastel.

Aku mengatupkan bibir, tidak percaya jika harus menerima perasaan seseorang di tengah khalayak ramai. Peristiwa ini entah kebetulan atau memang di rencanakan sejak awal oleh Taehyung. Aku tidak bisa menebaknya. Yang jelas kini aku dihadapkan oleh dua pilihan. Memilih atau menolak.

"Terima terima"

"Pacar pacar"

"Terima"

"Iya iya iya"

"Terima"

Seluruh orang berteriak dan bertepuk tangan ritmis menunggu jawaban dariku. Aku menganggap sedang berdebar menghadapi apa yang ada di tirai satu dan dua. Mendapatkan mobil atau zonk.

Tanganku mulai gemetar, keringat dingin mengucur deras. Aku merasa sesak karena  oksigen semakin menipis di keramaian ini.

Tapi aku harus menjawabnya sebelum apa-apa terjadi padaku.

"Iya, aku bersedia" kataku singkat dan berakhir terjatuh ke lantai sebelum cincin giok pemberian Taehyung berhasil tersemat di jari manisku.

October/8th/2023

Yuli Markhamah

Terpaut [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang