"Brakkkk"
Akhirnya kakiku sukses menapak ke jalan, keluar dari SMA Daegu Jeil
"Hey!!! Kembalilah dua murid bandel!" Kepsek Choi terus berteriak karena gagal menangkapku haha:D
Buru-buru kami menjauh dari persekolahan. Diiringi gamitan tangannya Jangmi.
Ooohh ini sangat mengharukan
"Ya!!! Geumanhae, (Hey!!! Hentikan) kau akan membawaku kemana?"
Jangmi masih berjalan santai di sebelahku sembari mengacuhkan perkataan dariku?, Omo! Yang benar saja!
"ya!!! Park Jangmi-ssii" (hey!!!Park Jangmi"
Aku berteriak teruss menerus seiring keadaan langit yang mendung diatas sana, tandanya akan turun hujan.
"Ayolah, diam saja dan ikuti aku" Ketus lelaki ini
"Sirheo" (tidak mau)
Aku lantas menyahut perkataannya dan berhenti mengikuti dia, aku juga menepis tangannya yang sembrono menggamit asetku ini.
"Kita sampai, cepatlah hari akan hujan"
Aku meredam kemarahan dan menatap tajam ke arah Dia. Bersedekap angkuh tanpa tau air diatas sana akan mengguyur seragam kebangsaanku.
"Baiklah kalau kau tidak mau, hujan-hujan lah sana!"
Dia berjalan cepat ke daun pintu Toserba dan secepat mungkin sudah menyelinap masuk ke dalamnya.
"Kau meninggalkan ku!!!"
Aku berharap lelaki itu membujukku supaya tidak marah lagi, namun yang paling menyebalkan saat ini, dia membiarkanku.
Entah berapa lama aku berdiri di trotoar samping Toserba ini, dan Jangmi tak kunjung keluar bahkan untuk menengok ku.
Kulihat dari kaca tembus pandang di seberang sana, memperlihatkan seorang murid SMA yang masih dengan seragam lengkap sedang menyantap ramen hangat, dan itu sungguh menggiurkan.Buang saja rasa patriotisme ku yang tinggi ini. Sekali saja mungkin tidak apa-apa. Aku sungguh lapar... mumpung sudah berada disini yakan.
Lalu aku berjalan memasuki toko itu dengan tergesa-gesa. Disebabkan rintik hujan di atas telah membasahi sedikit seragam sekolahku.
"Kau tidak masalah Jia? " Jangmi bertanya mencemeeh.
"Itu semua gara-gara kau! Karena sudah diluar sekolah kenapa tidak." Sahutku judes
"Aigoooo,,, bagus-bagus lanjutkan"
Ia mendengus , lalu melanjutkan menyumpit ramen yang mulai dingin.Tanpa menunggu lagi, aku langsung menyambar beberapa bungkus makanan ringan , tak lupa jus nabati yang katanya favorit semua orang di Korea saat ini.
Sudah selesai membayar semua yang kubeli dan membayar ke kasir, aku juga buru-buru mencomot keripik yang kudapat. Belum saja duduk sudah setengah isinya ku makan.
"Kau itu lapar atau kesurupan Jia-ssi"
Jangmi terlihat menyemburku dengan pertanyaan walau itu mungkin teguran.
Meski Jangmi sudah selesai makan, aku baru duduk didepannya,,terus mengunyah tanpa ada jeda sedikitpun.
"Temanku! Ini sudah lewat jam pelajaran ketiga, pulang kaja(ayok)"
Dia berteriak, mungkin memang sudah satu jam kami disini.
"Sebentar saja, aku ingin menghabiskan makanan ku ini tinggal sedikit!"
Aku tidak terima dengan pernyataan Jangmi barusan, dia yang membuatmu ponteng sekolah, dia juga yang membawaku kesini, kita harus bertanggung jawab bareng-bareng.
"Jia ayo, makan di jalan kan bisa!"
Sekali lagi pria ini ingin menggamit tangan suciku. Dengan segera aku menepisnya.
Siapapun yang melihat dua murid SMA ini bolos, pasti akan segera melaporkan ke pihak sekolah. Sama saja ini mencoreng nama baik sekolah. Hingga dari luar toko tempatku mengisi perut, berjalanlah seseorang yang sangat dihormati umat di segala penjuru sekolah Daegu Jeil.
"Ya! (Hey!) Aku hanya mengajakmu makan, tapi tidak selama ini, geurigo,,, ommo! Choi sajangnim"(Hanya saja,,, astaga! Guru Choi)
Dari sorot matanya aku dapat melihat apa yanh disaksikan bocah tengil ini.
"Waegeurae??" (Ada apa?)
Tanyaku ."Duta Mie Sedaaap is here!"
Dia memekik gusar sampai mengendap untuk keluar dari Toserba. Sedangkan aku masih cengo karena tidak melihat siapa diseberang sana.
Tepat setelah pintu terbuka saat Jangmi yang gesit keluar, aku baru menyadari siapa dia.
Buru-buru aku mengikuti langkah seribunya Jangmi tanpa ketahuan Kepsek Choi.Berhasil keluar dengan selamat, aku celingukan ke kanan dan kiri, mencari keberadaan sosok lelaki berseragam sama seperti milik ku ini. Namun demikian tidak ada orang yang memakai baju sekolah disini selain aku. Berarti pria bajingan itu sudah kembali sekolah dan meninggalkan ku.
******
Lama sudah aku berjalan melewati jalan setapak yang langsung menuju sekolah tanpa harus ketemu Kepsek. Namun baru kusadari bahwa jalan di depanku ini adalah jalan buntu. Alias tembok batu yang berdiri menjulang. Bukan buntu, hanya saja butuh tenaga lebih untuk memasuki area persekolahan yakni dengan memanjat tembok cina di hadapanku kinim
"Eomma eottokhe? " (Ibu bagaimana ini?)
Gumamku bingung, rasanya aku ingin menangis di jalan sepi ini.
Sampai ketika ada suara deheman dari arah belakang aku berdiri."Kau??? Murid SMA Daegu juga?" Ujar suara itu kembali
"Eoh,, Jeon Jungkook? Kenapa kau disini "
Tanyaku seraya mengusap air mata yang sempat membasahi pipiku.
"Tidaakkk.. hanya saja"
Dia berhenti sesaat seperti menimbang kata selanjutnya.
"Kau merokok ya!" Tuduhku , menunjuk ke wajahnya yang gundah gulana melana .
Ia mengernyitkan dahinya, kembali tenang seperti saat awal ku temui dia bersama Jimin dan Taehyung.
"Kau sendiri?" Jungkook malah balik menanyaiku, sedangkan aku yang ditanya malah menjadi cemas.
Belum sempat ku jawab pertanyaan pria ber sneaker di depanku, tiba-tiba ada lagi seseorang yang mendatangi kami.
September/28th/2023
Yuli Markhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut [TERBIT]
Fanfiction[START ON September 19th, 2023] (JOINING EVENT PENSI VOL. 3 TEORI KATA PUBLISHING THE NEXT 25 DAY) "Kau pikir Taehyung itu teman kecilmu?" Pria berambut jagung terus mendesakku dengan beribu pertanyaannya. Yang pasti saat ini, aku terjebak antara du...