03 | Bangtan Soyeondan is Coming

135 73 18
                                    

Namanya Kim Taehyung, zodiaknya Capricorn , dia suka hodie abu abumu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Kim Taehyung, zodiaknya Capricorn , dia suka hodie abu abumu.

"Ne??? Naega wae?" (Apa??? Kenapa aku?)

Aku memegangi hodie baruku yang bertatahcorakkan A.R.M.Y [Adorable Representative MC for Youth]
Nama fandom BTS

" Aishh... jangan memotong perkataanku"  Hyunseo membenarkan poni cubby nya dengan sisir merah muda yang bertotol totol foto Park Jimin di sekujur gagangnya.

"Mianhae (Maaf)" aku mengangguk-angguk dan menanti kata selanjutnya.

"Lalu?" tambahku semakin penasaran karena Hyunseo tak kunjung melanjutkan cerita dan malah asyik memeriksa make up-nya dengan alat optik yang memantulkan wajahnya sendiri itu.

"Ia juga bahkan.... "

Tiba-tiba ia menghentikan perkataannya dan berlari keluar kelasku.

Yang benar saja bel jam pelajaran pertama sudah berbunyi layaknya jam bekerku di pagi buta. Aku segera melangkah menuju mejaku, namun yang kudapati hanya kaki yang lebih mirip cumi kering itu membuat gerakan split sehingga menutupi seluruh tempat dudukku.

Tak butuh waktu lama, guru Do sudah tiba di mulut pintu namun bersama tumpukan kertas dan seseorang yang menurutku sangat familiar.

Ah! Majja... (Ah! Benar...)

dia itu Park Chanyeol guru kursus bahasa Prancis ku dua hari lalu yang datang ke rumahku, eomma (Ibu) memaksaku agar melanjutkan kuliah ke Perancis tepatnya di UNIVERSITÉ DE LORRAINE.
Agar aku tidak kaku jika sudah tinggal di sana.

Lalu kenapa dia disini?

"Oh benar, jadi anak-anak dia ini guru magang yang akan menggantikan saya saat sementara waktu ini ada pertukaran tenaga pengajar di Jepang"

guru Do mengawali pagi ini dengan sunggingan penuh di bibirnya. Kelihatannya dia senang sekali meninggalkan tanggung jawabnya sebagai wali kelas ke Park Chanyeol.

Pria yang berdiri disamping guru Do itu hanya menampakkan gigi putihnya tanpa takut giginya terkena racun angin.

"Park sajangnim (guru) silahkan memperkenalkan dirimu dan oh! Bagikan kertas ulangan ini pada mereka. Selamat bekerja!"

Ujar guru Do mengakhiri dan bergegas pergi meninggalkan kelas.

" Annyeonghasemika Park Chanyeol imnida, (halo semua nama saya Park Chanyeol) panggil saja aku guru Park"

Heol sebut saja semua orang bernama Park disini.

Berikutnya pria yang ingin dipanggil guru Park itu berjalan menyusuri meja meja dan menyodorkan lembaran kertas putih dengan senyum yang selalu terukir di wajah tampannya.
Sampai ketika dia menyodorkan kertas putih itu ke meja ku, ralat maksudnya mejaku dan... eoh Park Jang-mi... kikikikikkiik.

Dia menaikkan sebelah alisnya. Kemudian berdehem kecil

"Jia-ssi! Kenapa kau tidak duduk?" Tanyanya

Kau tidak melihat cugumi (cumi-cumi) kering ini telentang dimana-mana eoh!.

Batinku.

"Ani... geugae " (Tidak... hanya saja)
ku toleh ke sebelah pria cumi kering itu namun ia menyudahi gaya splitnya dihadapan guru Park.

"Duduklah !" Jelasnya

Seharusnya aku duduk saja sedari tadi. Mengetahui bahwa Park Jang-mi hanya menjebakku. Aku harus menanggung malu sekaligus sakit hati.

"Oette??" (Bagaimana??)
Berani beraninya bocah tengil bernama baru Park Jang-mi itu menanyaiku.

Aku membuang napas kasar.

****

Seusai jam pelajaran guru Park...

"Uli chingu,,,," (Temanku...)
katanya lagi

"Neo baegopeuni? Canteen kaja" (Apa kau lapar? Ayo ke kantin)

Sadar pertanyaannya tidak ku jawab sama sekali, pria berambut jagung itu terus menarikku keluar kelas dan membawaku paksa ke kantin sekolah.

Ditengah perjalanan Hyunseo memanggilku dengan suara seriosanya, aku membayangkan bagaimana jika gadis berperawakan mungil dan tidak tinggi ini menjadi penjaja light stick BTS KW enam di depan gedung agensi Big Hit Entertainment.

Pasti jualannya laku keras dan tanpa takut ketahuan bahwa barang itu imitasi tingkat enam.

"Hyunseo-ahhhh neomu bogoshipda" (Hyunseo aku sangat merindukanmu)

ujarku memeluk Hyunseo erat.. inilah cara terbaik untuk melepaskan diri dari Park Jangmi.

Hyunseo melangkah mundur dan melepas pelukan eratku, ia mengernyit keheranan.

"Ya. Jiasa-ssi mwoya?" (Hey. Jiasa apa ini?)

Kulihat Park Jangmi sudah melepas cekalannya dariku dan mengalah pergi ke kantin yang rame beudh.

Syukurlah

"Geundae Hyunseo yaa! (Tapi Hyunseo!) Kau belum menyelesaikan ceritamu tadi tentang Taehyung si murid baru"

Hyunseo menatapku tak berkesudahan sampai ia menjentikkan jarinya. Mendapat ide,  begitu ceritanya.

"Aku mendapat solusi agar rasa penasaranmu tidak membuncah sampai bocor kemana mana" ucapnya

Hyunseo merangkulku dan membawa tubuhku yang bak idol k-pop ini ke area perkantinan yang mulai sepi. Ia memesan dua avocado juice, menyesapnya cepat dan kembali menatapku mantap.

"Mwo!  (Apa) Ayolah ceritakan tentang Taehyung cangtip tersebut. Jebal jebal (Aku mohon)"
(Apa! Ayolah ceritakan tentang taehyung cantik itu. Kumohon kumohon)

Kini malah aku yang memohon sambil memasang wajah chubby ala ala bocah minta es krim.

"Jia-ssi! Kau ini kenapa? Kau menyukainya?"

"Anni.. (Tidak..)hanya saja dia membuatku beku saat tadi pelajaran berlangsung dia sempat bertanya soal nomor 5 kepadaku tapi aku malah diam sampai bel istirahat berbunyi."

"Ini semua salahmu kau tau itu!!" ketusku

"Apa dia murid baru ?? "

"Kenapa dia begitu menggemaskan??? Eoh?"

"Eoh?" (Ha?)

"Eoh?"!!

"Hey .bagaimana aku bisa menjawab semua pertanyaanmu sedangkan kau terus bicara. Aishh lupakan saja."
Ungkap Hyunseo sebal.

September/21st/23

Yuli Markhamah

Terpaut [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang