11 | Membawa Sesuatu

57 39 1
                                    

Belum sempat ku jawab pertanyaan pria ber sneaker di depanku, tiba-tiba ada lagi seseorang yang mendatangi kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum sempat ku jawab pertanyaan pria ber sneaker di depanku, tiba-tiba ada lagi seseorang yang mendatangi kami.

"Ketemu kalian! mau bolos dan pacaran ya! Aihhh tarrawa!"(Ikuti aku)

Kepsek Choi tersenyum miring, dia telah berhasil menemukan peserta didiknya yang bandel . Iya!! Aku menjadi bandel. Dia mengajak kami di tuntunannya, namun saat ia membalikkan badannya. Jungkook malah melanjutkan aksi kabur dan dalam hal ini melibatkanku sekaligus.

"Kau! Ayo!"

Jungkook menarikku lalu mendorong tubuh ku ke atas tembok tinggi, setelah berhasil mendaratkanku di tanah, ia menyusul turun dengan segera. Kemudian mengajak ku untuk berlari bersamanya.

Kalau dipikirkan, hari ini aku sudah melakukan banyak pelarian dengan dua pria yang berbeda. Namun semuanya memang demi keselamatanku siih.

Sesampainya di pelataran sekolah, Jungkook melepas gamitannya dan diriku yang polos ini juga melepas dengan rasa aneh di jiwa. Wkwkk,, sepertinya aku sedang Fall in love!

"Gumawo (Terima kasih), kalau kau tidak datang mungkin aku sudah mati"

Rasa sesalku membuncah seketika mengingat Jangmi yang sudah tega pergi begitu saja.

"Yee cheonman-eo"(Iya Sama-sama)
Balasnya

Lalu kami berpisah , masuk ke kelas masing-masing untuk segera mengambil tas dan pulang kerumah. Sekolah tahun 2023 di Korea sudah dikurangi jam masuk nya. Mungkin sekolah tutup sampai malam kalau ada jam tambahan, itupun sangat diminimalisir.

Tak sampai disitu, ternyata Kepsek nekat itu juga sudah di sekolah. Dia berkacak pinggang di ujung lapangan basket dengan menerawang beberapa murid yang berlalu lalang pulang.

Aku sudah memakai ransel polos berwarna Army dan sedang menuju keluar gerbang, dan kalian tau? Menuju gerbang utama itu sama saja melewati lapangan luas ini.

Mungkin Kepsek Choi memiliki ingatan yang tajam, sampai-sampai dia ingat siapa bocah yang melarikan diri darinya.

"Hey! Tas ijo! Yeogiwa (Kemarilah)"
Katanya tegas dengan menatap ku melotot.

Hari ini mungkin aku rada beruntung disebabkan Jungkook juga ikut melewati lapangan dan ditegur Kepsek. Disuruh menghampiri nya .

"Kau pikir aku ini Kepala Sekolah yang bodoh?! Aku sangat mengingat wajah dekilmu ini"

Siwon Choi mencak-mencak, yang kulihat juga dia membawa kayu berukuran kecil di tangan kirinya.

"Mianhaeo sajangnim" (maafkan aku pak) Ucap ku berbarengan dengan Jungkook.

Secara serentak tatapan ku bertemu dengan Jungkook. Hingga aku hanya tersipu malu berhadapan dengan cowok jangkung dengan wajah nyaris sempurna di sebelah Kepsek.

"Yaa!! (Hey!!) Kau masih ingin berpacaran meski ada aku disini!!".
Kepsek Siwon sudah meledakkan amarahnya. Dia menjinjing kerah belakang baju Jungkook setelah itu ia menjewer telinga kami.

"Aiiihhh waeo Choi-nim neomu appo! (Aduhh kenapa sihh guru Choi, ini sakit) ujar Jungkook protes, ia memegangi telinganya yang merah

"Kami tidak berpacaran,,,, jeongmal appo (sangat sakit) ! Lepaskan jebal(tolong)" Tambahku tak terima dituduh sembarangan.

"Aku tidak akan mendengar alasan konyolmu itu! Palliwa(cepat) lari keliling lapangan seratus putaran!"
Dia melepas jeweran di telinga kami.

Jungkook buru-buru berlari lapangan seluas lebih sehektar ini,,, namun saat aku baru ingin melepas tas, Kepsek kejam ini menegurku.
Dia terus memandang ke arahku dengan seksama, teliti dan detail hingga ia memekik.

"Ommo! Neon???? Kim-Kim-Kim (Astaga! Kau???? Kim-kim-kim"
Dia mengeja nama margaku.

Aku terhenyuk menunggu apa yang tersimpan di memori daun pisang. Eh!

"Kim Hye Jin?"
Kali ini dia menyebut nama eomma.

"Bagaimana kau tau nama ibuku?"

Aku bertanya tak habis pikir, bisa-bisanya dia mengenal eomma. Apa mungkin ibuku dulu seorang kembang desa? Atau??? cewek most wanted di SMA? Sampai dia ingat teman masa SMA-nya.

"Tentunyaaa.... dimana rumahmu Kim? Eoh.. namamu siapa?"
Kini malah aku yang ditanyai

"Jiasa Kim" jawabku terus

"Oh!!! "
Siwon terus terusan berteriak, hingga kuping ku terasa tuli mendadak. Jungkook yang sedari tadi masih berlari juga ikut berhenti. Napasnya terengah-engah bersamaan kemeja yang ia pakai basah oleh keringat. Namun ia melanjutkan pelariannya dengan tekun.

"Ibumu benar-benar menikah dengan lelaki Indonesia itu! Yang benar saja!!"
Ia kembali berkata dengan suara yang lebih tinggi.

"Aniii... mianeo sajangnim geundae (Tidakkk... maaf sebelumnya pak tapi) itu ayahku! Kenapa kau terus menghujat?"

Aku benar-benar marah sekarang. Beraninya pria dewasa ini meneriaki ayahku.

"Ahhh yasudah pulang lah Jiasa Kim,, aku menarik hukumanmu"
Katanya mengakhiri.

"Jinjja!?" (Benarkah?)

"Mau tidak? Kalau tidak aku tarik ucapanku"

"Geundae wae???? (Tapi kenapa???)" Tanyaku lagi.

Dia mengabaikan ku kemudian berbalik badan sembari memandang Jungkook di ujung sana sedang lari. Ia melambaikan tangan bermaksud agar pria berkeringat disana menyudahi cabang Atletik dadakan yang ia selenggarakan barusan.

"Bawa aku kerumahmu"

,,,,

September/28th/2023

Yuli Markhamah

Terpaut [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang