Ini adalah tahun ketiga setelah dua tahun terakhir aku berstatus SMA di Indonesia. Dan hari ini aku sedang menuju halte bus nomor 988 transit menuju sekolah baruku.
Setelah sampai di halte bus pemberhentian, seseorang memanggilku seraya melambai kan tangannya."Ya, Jiasa Kim?"
"Bagaimana orang ini bisa mengenali ku?" Gumamku sendiriAku tak menghiraukan nya dan berlari menuju gerbang masuk sebelum bel berbunyi. Orang itu juga ikut masuk seraya menarik lenganku.
"Hey, siapa kau dan lepaskan" teriak ku kencang sembari melepas tangannya.
Dia diam saja dan kembali mengait lenganku menuju keluar gerbang. Kemudian ia mempersilakan ku duduk di bangku taman
"Jeonhwa beonhoneun mwo jiyo?"
(Berapa nomor telponmu?)"Sorry, but who are you? And why you need my phone number!"
(Maaf, tapi siapa kau? Dan kenapa kau meminta nomor telponku?"Mianhae Jiasssi naneun Park imnida"
(Maafkan aku Jia, aku ini Park)"Why you introduce yourself? I didn't need that!! Bye"
(Kenapa kau memperkenalkan dirimu? Aku tidak membutuhkannya!! )"Why you left me?"(kenapa kau meninggalkanku?)
Woah akhirnya dia bicara dengan bahasaku. Sebelum nya memang aku bisa berbahasa Korea. Secara fisik dan mental aku sudah bermukim disini selama tujuh tahun you know.
"Wahh! Kau ternyata bisa memahamiku tadi, geundae nugunde? (tapi siapa?) Park?? Aku tidak mengenalmu" kataku terus terang
"Anni. (Tidaak) Tapi kau juga paham apa yang ku bicarakan sedari tadi"
katanya balik menanyaikuAh benar. Aku menepuk jidatku heran kenapa harus mengikuti lelaki gila ini dan meninggalkan pelajaranku disana.
"Mianhaeo. (Maafkan aku) Tapi aku harus pergi"
pekikku meninggalkannya"Ya caggama " (Hey tunggu aku)
Rasanya ingin saja aku memukul pria yang berseragam sama dengan ku ini. Butuh waktu lama untuk mengetuk pintu kelas ber name-tag 3-2 dihadapanku. Namun si pria gila tadi lebih dulu menerobos masuk sedangkan ia membawa sekali tanganku.
Berbanding terbalik dengan ekspetasiku tentang first day di sekolah baru. Justru seseorang telah merusak segalanya. Kini semua tatapan tertuju ke aku. Seolah menelanjangiku dari ujung rambut sampai ujung kets ku.
"Annyeonghaseo yeorobun joneun..." (halo semua, aku....)
Terang lelaki gila itu mengawali
"Ya!!!" (Hey!!!) teriak seluruh murid
"Tn. Park silahkan ke kursi anda" ujar ahjussi (paman) tampan yang notaben nya ialah guru.
"Ne" singkat 'Tn. Park' yang kurasa nama pria gila tadi.
Aku hanya diam ditempat karena dilucuti ekspresi aneh dari mereka.
"Oh! Ny.Kim" ujar sajangnim (guru) itu mencari name-tag ku
"Ne" (ya) gumamku.
"Silahkan memperkenalkan dirimu"
"Ye kamsamhida,, Annyeonghaseo yeorobun joneun Jiasa Kim imnida nan Indonesia chulsin imnida" (Ya terimakasih,, halo semuanya namaku Jiasa Kim aku berasal dari Indonesia)
Heol! Semua orang terkesiap melihat kemampuan ku berbahasa korea asli. Tapi tidak termasuk pria gila tadi.
Kemudian ahjussi (paman) tampan ini memperkenalkan diri kepadaku.
"Namaku Do Kyungso, kau bisa memanggilku guru Do" ungkapnya diiringi senyum.
"Baiklah kamu bisa duduk di bangku sebelah... ya sebelahnya Tn.Park" tambahnya lagi menunjuk tempat duduk kosong di sebelah pria gila.
Astaga sungguh hari yang sial.
"Baiklah" ketusku.Pria itu tersenyum lebar menanggapiku yang kini duduk di sebelahnya.
Pelajaran pertama usai dan aku sekalipun tidak beranjak. Kendati demikian ia kembali menjadi gila.
"Jiasa Kim my queen who's lost in two years later" (Jiasa Kim ratuku yang hilang dua tahun lalu)
teriakan Park mengintruksi semua orang menatap kearah kami."Hey!! Are you crazy boy!! Why you scared!!"(hei!! Apa kau gila!! Kenapa berteriak!!)
Keluhku malas."Ya!! jia jia kim!!! Kau benar-benar tak mengenali ku?"
Jia Jia Kim adalah nama masa kecilku bersama Genta, benar Genta Park.
Mungkinkah pria gila ini adalah Genta yang dulu. Cool dan berwibawa? Tapi sekarang ia berubah drastis."Balduandue!" (Tidak mungkin!) pekikku
"Neon???" (Kau???)
"Nde nde...." (iya iya....)
Park menanti nanti perkataanku selanjutnya"Si Park gila!!!!" Aku tertawa lepas mengingat ketidakmungkinan ini. Jangankan mengakui bahwa pria bernama Park ini pernah ku kenali dulu. Bahkan mengingat kenyataan ini aku tidak mau.
"Ck, ingatkan?" Decaknya kesal sekali. Ia mengusek wajahnya hingga kusut.
Lalu tak lama kemudian dari luar ruangan tiba-tiba seorang gadis berambut sebahu menghampiriku dan memanggilku akrab seolah kita adalah sahabat.
"Jiassi" teriaknya histeris
"Hey, mwo?" (Hei, apa?)
aku menopang dagu dengan ibu jari."Nam!"
"Nam...." otakku berpikir keras mengingat siapa gadis tirus ini
"Nam Hyun Seo sssi??"(Nam Hyunseo itu kau?)
Tebakan ku mungkin benar."Hay, " sapanya tersenyum seraya menggeser posisi Park yang duduk di sebelahku.
https://www.instagram.com/yulimarkhamahh
Thanks for reading and add in your reading list
September/20th/23
Yuli Markhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut [TERBIT]
Fanfiction[START ON September 19th, 2023] (JOINING EVENT PENSI VOL. 3 TEORI KATA PUBLISHING THE NEXT 25 DAY) "Kau pikir Taehyung itu teman kecilmu?" Pria berambut jagung terus mendesakku dengan beribu pertanyaannya. Yang pasti saat ini, aku terjebak antara du...