"Kriiiiiiiiing"
Tidak mungkin! Bel sudah berbunyi
Sementara chef Lee memberikan ku cumi kering yang ku inginkan, Hyunseo dan Jangmi malah beranjak dari kursi yang ia tempati tanpa memperhatikan aku yang masih ingin menyuap nasi.
"Gomawo Lee-nim. (Terima kasih guru Lee)" Ujarku terus menunduk sesaat,
"Ne,, bogoeo. Najung-e boja!" (Ya.. makanlah. Senang bertemu dengan mu)
Lelaki semriwing yang masih memegang nampan di sebelah ku mengakhiri hidangan nya dengan tersenyum.
"Geundae... (Tapi..) aku tidak akan memakannya"
Ucapku merasa bersalah, di jarak dua meter didepanku dua sobat terbulshit masih menunggu kedatangan ku.
Chef Lee yang tampan menaikkan sebelah alisnya, merasa sedikit tersinggung.
"Kenapa? Apa rasanya nggak enak?" Tanya nya
"Aniio,, (Bukan begitu) kau mendengar bel masuk sudah berbunyi kan, aku harus segera masuk ke kelas, Jeongmal mianhaeo "
(Aku sangat menyesal)Aku berlalu seraya membungkuk sebentar, meninggalkan lelaki celemek dan nampan makan siangku yang masih penuh, hanya kusentuh sesendok nasinya.
"Aissh! Ini karena Taehyung kau tau Hyunseo-aaaahh"
Pekik ku kesal, yang ada di sampingku kini hanya tinggal Jangmi yang penuh senyum, dia belum habisnya menyental sisi giginya demi sebutir sisa makanan yang tersisa. Aihh benar-benar jorok.
"Jia-sssii neo baegopeu ni?" (Jia apa kau lapar?)
Jangmi berhenti berjalan walau kelas 3-2 masih satu meter lagi didepan sana. Aku juga mengikuti lelaki rambut jagung di sebelahku. Malah ku lanjutkan dengan termenung sendu , menatap lurus ke arah lapangan yang terik.
"Ya!!" (Hey!) Lelaki ini tiba-tiba berteriak
"Kkamjagiya! Michin-eo!" (Kau mengagetkanku! Kau sudah gila ya!)
Aku balik meneriaki Jangmi, lalu terdengar sesuatu dari dalam perut ku.
"Kruyuk-kruyuk"
"Heol! Hahhahahaha apa itu Jia-ssi kau benar-benar lapar kan?"
Jangmi tertawa mengejekku, ia lantas memegangi perutnya yang tiba-tiba sakit karena kekerasan tertawa.
"Hey! Diamlah aku tidak laaaapp" Aku menghentikan perkataan ku karena bunyi itu kembali
"Kruyuk-kruyuk-kruyuk"
Jangmi berhenti memegangi perutnya juga tawa bahaknya.
Dia menarik tanganku tiba-tiba sembari berlari ketengah lapangan, seperti adegan Shim Chung dan Heo Jeon Jae di serial The Legend of Blue Sea. Dimana Jeon Jae secara sukarela menarik lengan Chung dan berlari dari penjahat yang mengejar mereka. Padahal Jeon Jae baru pertama kali bertemu gadis itu, walau mereka pernah berkaitan di kehidupan sebelumnya.
Kejadian itu saat mereka sedang berada di negeri Mercusuar.Hayo. Kalian pencinta drakor yakan,,, pasti tau adegan yang satu ini, kalau nggak salah di episode 1.
Kembali ke Jangmi, dia terus membawaku bersamanya walau kami sudah sampai di ujung lapangan,
"Kau akan membawa ku kemana orang gelo!"
Harusnya aku tidak membiarkan dia menarik tanganku sesukanya dan mengikuti setiap langkah Jangmi berlari, tapi yang kulakukan malah terus berlari seperti syuting Runing Man.
"Diamlah Jia Kim! tarrawa,," (ikuti aku)
Dia lantas berhenti di depan pagar sekolah, lalu lelaki itu menaiki pagar tinggi yang tertutup. Hingga sampai berhasil keluar dari area persekolahan. Selanjutnya dia menyuruhku ikut menaiki pagar selayaknya aku juga seorang cowok bercelana.
"Jangmi! Kau bercanda ya! Bagaimana bisa aku memanjat pagar besi nan tinggi ini dengan rok sebatas lutut? Eoh?" Kataku berdecak sebal
"Hey ayolah, aku tidak akan mengintipmu, aku janji aku akan menghadap ke belakang, "
Jangmi memasang wajah serius, buru-buru dia berbalik badan menjadi memunggungiku.
Aku bersiap-siap melaksanakan kegiatan panjat memanjat, sebelum itu, dengan sedikit gusar dan melihat ke kanan kiri aku juga menurunkan sedikit demi sedikit rok sekolah yang ku pakai supaya agak terlihat memanjang hehe:D
Sudah siap, kini posisiku sudah di puncak tertinggi pagar itu, tapi dari kejauhan yang bisa ku jangkau ada seseorang dengan jas hitam dan rambut yang menawan sedang memperhatikan monyet pemanjat pagar seperti ku. Dia bergegas menuju kesini dan lamat-lamat melihat pemilik tubuh tersebut.
"Aishhh, Jangmi-aahh! Itu kepala sekolah. Eottokhe! (Bagaimana ini!)"
Kataku cemas, secepatnya aku menuruni ketinggian itu dengan rentangan tangan Jangmi di bawah sana.
"Hey Jia cepatlah,, Kepsek Choi sedang kesini!!" Jangmi malah meneriakiku
"Ya! Michin namja! (Hey pria gila) Berbalik lah ke belakang. Jangan mengintip ku babo (bodoh)"
Aku terus menutupi sesuatu ku. Sedangkan Kepsek Choi hampir sampai.
" Ya!! Jangmi babo jangan melihatku. Atau aku akan mati tertangkap"
Suaraku semakin menanjak, seiring seseorang yang memanggil Kepsek dari dalam sekolah.
"Guru Choi!" Orang itu ternyata guru Park, namun sebelum itu, aku sempat menengok ke belakang, ke wajah Guru Choi
"Brakkkk"
Akhirnya kakiku sukses menapak ke jalan, keluar dari SMA Daegu Jeil.Lohalo!!! Bagaimana kelanjutan cerita Jiasa dan Jangmi???
Support ya teman-teman.September/27th/2023
Yuli Markhamah
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaut [TERBIT]
Fanfiction[START ON September 19th, 2023] (JOINING EVENT PENSI VOL. 3 TEORI KATA PUBLISHING THE NEXT 25 DAY) "Kau pikir Taehyung itu teman kecilmu?" Pria berambut jagung terus mendesakku dengan beribu pertanyaannya. Yang pasti saat ini, aku terjebak antara du...