18 | Alibi Taehyung

30 25 2
                                    

Flashback Off

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback Off

***

2023

Taehyung POV

"Jia? Kenapa dia di sini? Apa dia tidak jadi pindah ke Indonesia"

Aku membatin sembari memperhatikan perempuanku itu. Jiasa Kim. Pacar pertama dan terakhir ku.

Dulu semasa aku meninggalkannya, air muka Jia menyiratkan kebencian yang besar terhadap ku. Namun kini setelah aku mencoba mendekatinya kembali, ia tampak tersipu dan seolah melupakan hubungan kami dulu.

Kala itu saat pertama kali aku menjadi murid baru di SMA ini, aku memberinya sekotak kue beras buatan ibuku, dia sangat  menghargai pemberianku. Seolah-olah baru bertemu denganku untuk pertama kalinya.

Aku juga merasa bahwa Jia selalu memperhatikanku, dari ekor mataku ia kadang malah senyam senyum seperti orang gila lepas dari rutan. Aku tidak bisa membiarkan perempuanku itu bernasib jelek.

Apapun itu dalam waktu dekat ini, aku akan menjadi seorang artis besar. Mungkinkah Jia telah memaafkanku dan sekarang ia menjadi fans ku?

Ah molla, kepalaku terasa berkecamuk. Aku merasa senang saat Jia tersenyum kepadaku, tapi aku juga kadang heran dengan sikapnya yang sangat mengidolakan aku. Aku jadi tidak enak kalau seperti ini.

Demi tuhan, masa lalunya telah sedikit miris akibat kelakuan ku. Sejatinya aku merasa sangat berdosa kepada perempuanku itu. Tapi gwenchana, mungkin dengan sikapnya yang terlihat telah memaafkan ku itu aku bisa meminta maaf  sepenuhnya dan berharap bisa membayar kesalahan ku dulu dengan balik lagi kepadanya. Menjadi pria yang akan selalu berada di sisinya serta menjaga jiwa dan raganya sampai kelak di akhir hayat.

Astaga aku terlalu naif.

"Tae!!" Jia menepuk pundakku dengan bingung.

"Kau ini kenapa? Apa kau telah kesambet hantu jembalang? Sadar woi!"  

Teriakan Jia membuyarkan monolog dalam batinku.

"Neo gwenchana? (Apa kau baik-baik saja?)"

Gadis berponi kuda di sebelahku kembali bersuara.

Aku menggeleng bingung, lantas hal itu membuat Jia menghentikan langkahnya. Ia tiba-tiba berdiri di depanku dan berjinjit menerawang wajahku, lebih tepatnya mataku. Ah kyeopta (comel) nya gadisku ini.

"Jia mwo? (Jia apa yang kau...?)"

Aku terlonjak kaget, walau sebenarnya tidak. Mendapati kegiatan Jia. Gadis imut itu terus membuat jantungku berdebar kencang seperti dahulu. Sangat ritmis hingga terdengar ke kampung sebelah.

"Kau baik-baik saja, tapi kenapa kau sangat deg-degan Tae? Apa kau menyukai ku?" ucap gadis polos itu.

Jujur kuakui, pertama memang benar aku menyukainya sejak dulu kau tahu bahkan aku telah memacarimu Jia, bagaimana bisa kau lupa.

Kedua, aku sangat kaget dengan tindakan skin touch darimu barusan. Dulu saat kita berpacaran Jia tidak pernah berkelakuan seperti ini. Emang boleh se romantis ini?

Ketiga, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa berada di dekat Jia membuat ritme jantungku berdebar tidak sesuai konsep.

Kelima, aku tidak bisa berhenti melamun menanggapi kenyataan bahwa Jia dan sikapnya sekarang yang seolah menganggap ku sebagai orang baru di hidupnya. Aku sangat keberatan.

Keenam, aku masih belum berani menanyakan tentang kejadi tempo hari dimana Jia berteriak saat bersamaku dan terus memanggil nama Genta Park. Nama pria yang sempat aku pinjam saat berpacaran dengan Jia. Nama pria itu jugalah yang menyulut pertikaian antara kami hingga Jia memutuskan hubungan denganku.

Sudah jangan banyak-banyak urutan nomernya. Kalian akan bosan aku tahu.

Masih dengan situasi yang sama. Jia menjauhkan tubuhnya dariku dan aku masih termangu di tengah jalan. Yang aku ingat 20 menit lagi pintu gerbang sekolah akan di tutup mengingat hari ini ialah hari Kamis pelajaran penjas orkes berada di jam pertama dan seragam yang ku kenakan ialah setelan baju olahraga. Pasti guru Lee Min Ho akan segera mengeksekusi siswa yang terlambat. Terserah!

Aku masih penasaran dengan sikap Jia kepadaku.

Jia menunggu adegan selanjutnya sembari sumringah, seperti hendak mendapatkan gift. Sedangkan aku menatap manik cokelat perempuanku itu lekat.

"Jia kau ini kenapa? Kau tidak ingat denganku? "

Senyum di wajah Jia berangsur-angsur menghilang. Sudut matanya berkedut.

"Apa aku terlihat seperti orang cengo hingga tidak bisa mengenalimu? Tentu saja aku kenal denganmu Tae, kau itu member boygrup yang sedang gencar-gencarnya di minati. Semua orang bahkan mengenalmu"

Jia menghirup udara sebanyak-banyaknya, berusaha menjelaskan situasi apa yang sebenarnya berlangsung.

"Geuleonde neon nal jeongmal miwohaessji (Tapi kau dulu sangat membenciku) dan melarang progress ku menuju kesuksesan ini"

Aku  meremas ujung kemejaku sendiri, mengakui kekhilafan ku dulu dan kini malah memojokkan Jia.

Raut wajah Jia semakin berkedut. Ia tampak gusar namun tiba-tiba ia terjatuh.

"Ap-ap apa yang aku lakukan kepadamu? Apa kita pernah bertemu di kehidupan sebelumnya? Cheoeum-e ileum-i mwoyeossnayo? (Namamu dulu siapa?) Dan kenapa aku tidak mendukungmu?"

Gadis berambut sebahu itu masih bersuara walau lebih tepatnya disebut merintih di sela-sela ketidakmampuannya berdiri.

"Genta Park, kau membenciku karena nama pria itu"

Bodohnya aku malah menjawab pertanyaan linglung dari Jia. Membuat gadis itu kembali memegangi telinganya dan tubuhnya meronta-ronta.

Hal tersebut berulang kembali seperti tempo hari. Jia kembali berteriak, memanggil nama Genta Park dan mendorong tubuhku keras.

Walaupun begitu, aku tidak tinggal diam. Aku juga merasa panik karena telah memancing penyakitnya kambuh. Aku membopongnya dan berlari cepat menuju sekolah, lebih tepatnya ke UKS.

Aku rasa Jia memiliki dua kepribadian.

What do you think gaes??
Stop senyum-senyum! Let's see the next episode. Soon🤩

October/6th/2023

Yuli Markhamah

Terpaut [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang