02. Wilard Anak Nakal

1.1K 93 7
                                    

Tameng
—02. Wilard Anak Nakal!—

------

Nggak apa-apa, dijalani aja dulu. Karena kalo pake lari cape.

------

BUGH!

"BANGSAT!"

"Wilard udah Wilard!"

Ricuh, begitulah keadaan di lapangan SMA Laksmana siang itu. Beberapa siswa mendekat dan segera memisahkan pertikaian dua orang yang tengah dilanda amarah, sedangkan siswa lain hanya berani menonton sembari mengangkat ponsel masing-masing untuk merekam.

Jaman sekarang apa sih yang nggak gampang viral??

Wilard, pemuda bersurai coklat terang itu seolah dibutakan emosinya sendiri, memukuli brutal lawannya yang memiliki tenaga imbang dengannya.

Tubuhnya terdorong keras saat satu tendangan berhasil mengenai ulu hati nya, Wilard meringis menahan sakit disaat beberapa orang mulai memegangi tubuhnya agar tidak lagi menerjang musuhnya.

"Segini doang? Gue udah tau kelemahan lo."

Leno, pemuda tinggi itu menatap remeh Wilard seolah mempermainkan emosi lawannya.

"Lepasin gue asu! Biar gue kelarin tuh bocah somplak!"

"Aduhh mending udahan aja, lo nggak cape apa??" Hega berujar sembari menahan pergerakan Wilard.

"Tapi dia—"

"Wilard?"

Wilard terdiam kaku, melihat sosok kakak tirinya yang sudah berdiri dihadapannya. Raut dingin Shankara seolah menarik kembali kewarasannya.

"Lepasin Wilard."

"Tapi Shan, bisa aja nih bocah berantem lagi." Kini Juyen yang berkata.

"Gue bilang, lepasin Wilard."

BRUK!

Wilard langsung jatuh berlutut dihadapan Shankara setelah tubuhnya di lepaskan, ia mendongak menatap Shankara yang tetap tidak menampilkan ekspresi lain selain datar.

Keadaan mendadak senyap, menunggu apa yang akan diperbuat Shankara, notabenenya anak kutu buku yang tidak pernah terlibat masalah dengan siapapun.

"Shan."

"Panggil gue yang bener, Wilard."

Wilard menelan ludah nya dengan susah payah. "Maaf, bang Kara."

Sontak yang berada di sana kompak membulatkan matanya. Melihat si berandalan Wilard tunduk pada Shankara, terkejut dengan aksi menurut nya.

Shankara berbalik menghadap Leno yang sama bonyok nya dengan Wilard. Masih cakep aja nih orang, padahal baru aja di pukulin.

"Sorry."

Wilard sontak bangkit dan menarik bahu Shankara dari belakang. "Ngapain minta maaf??"

"Apa lagi, kalo bukan karena kelakuan lo."

"Dia yang salah duluan, lo nggak usah minta maaf seolah gue yang paling salah disini." Wilard berujar kesal, pengen nempeleng Leno sekali lagi. Berkali-kali kalo bisa mah.

Shankara menaikkan sebelah alisnya, beralih melirik Juyen. "Seret dia ke UKS."

Tidak perlu menunggu waktu lama untuk mendengar pekikan protes Wilard, Juyen segera menyeret tubuh bongsor Wilard dengan dibantu oleh Hega.

TamengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang