Tameng
—06. Dilema Shankara—------
Ada yg memilih buta, ada yg memang tidak paham, ada juga yg tidak becus memanusiakan manusia.
------
Shankara menarik mundur Wilard yang sudah kacau balau, sama seperti dirinya. Ia menahan sang adik yang masih terbakar gejolak amarah setelah di permainkan oleh Rego.
Mereka menang, apalagi setelah Syam datang bersama dengan Nada. Perkelahian usai disaat itu juga. Dengan hasil yang seperti ini tentu saja membuat Rego dan antek-anteknya malu bukan main.
"Udah, selesai."
Juyen yang tengah di papah oleh Syam pun menyugar surai nya. "Akhirnya gue adu jotos lagi, puas banget gue tadi."
"Setelah puas menyalurkan kesenangan lo, sekarang terbitlah pincang." Sindir Josev yang merasa menjadi paling sehat walaupun ia sempat merasakan rahangnya bergeser.
Wilard tersenyum tipis, menoleh pada Shankara yang terlihat santai disampingnya. "Gue udah bilang kan, lo boleh pulang kalo emang nggak mau join kami."
Shankara melirik singkat. "Dan biarin lo di habisin sama Rego?"
"Gue nggak se-lemah itu, jangan remehin gue!"
Mendengar sentakan Wilard membuat yang lain memusatkan perhatian, penasaran dengan percakapan sepasang kakak adik itu.
"Tapi lo teriak manggilin gue buat minta tolong."
Wilard mengalihkan pandangannya. "Kan gue kepepet! Ah udah lah ayok cabut sekarang!"
Sontak yang lain menahan tawa sembari menggeleng heran, sedangkan Shankara hanya diam ketika diseret menuju motornya oleh sang adik tersayang.
------
Hari rabu yang cerah, uang saku yang bertambah. Suasana hati Hega hari ini begitu indah dan berbunga-bunga. Ia berjalan santai sembari memainkan kunci motornya, surai berantakan setengah basah nya dibiarkan terkena hembusan angin pagi.
Hega berangkat ke sekolah agak siangan, dikarenakan harus mengantarkan sang ibunda tercinta ke warung di pagi-pagi buta.
BRUK!
Hega tersentak kaget, menurunkan pandangannya dan menemukan seorang gadis dengan penampilan berantakannya tengah terduduk setelah menabrak tubuhnya, kedua pundak gadis itu bergetar dan tak lama terdengar isakan lirih.
Hega segera berjongkok guna melihat keadaannya. "Sorry, lo nggak apa-apa?"
Hega makin kaget lagi setelah tau bahwa gadis itu adalah Nada, ia melihat bagaimana keadaan Nada yang acak-acakan seperti baru saja berkelahi.
"Lo kenapa?"
Nada semakin terisak, ia menubruk tubuh Hega untuk dipeluk erat. "Hega, tolong bawa aku pergi."
Hega mengerutkan keningnya, tidak paham dengan ucapan Nada yang terdengar putus asa.
"Apa yang terjadi sama lo?"
Bukannya menjawab, Nada malah menggeleng cepat dan mencengkram erat lengan Hega saat dirasa pemuda itu hendak menjauhkan diri.
"Jangan kayak gini Nada, malu dilihat orang-orang."
Nada mendongak, menatap memelas pada Hega. "Apapun, gue bakal lakuin apapun buat lo asal bawa gue pergi! Bawa gue kemanapun asal sama lo!"
Hega terdiam mendengar bagaimana frustasi nya Nada ketika memohon, menerka apa yang sebenarnya terjadi pada gadis yang sempat menjadi akar masalah pada perkelahian mereka kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tameng
Novela Juvenil"Lo adek gue yang nakal, Wilard." ------ Wilard itu anak tunggal, namun sejak kedatangan Shankara ia harus menerima kenyataan bahwa ia menjadi si bungsu di rumahnya. Dan Shankara tidak pernah membayangkan akan memiliki seorang adik yang hanya berjar...