22. Separuh Ingatan

1.1K 143 24
                                        

Tameng
—22. Separuh Ingatan—

------

Akan selalu ada cara, kita hanya harus yakin saja.

------

Jiyon tidak tau kemana Rego akan membawanya, ia hanya menurut dan mengikuti saat Rego mengajaknya ke suatu tempat.

Yang Rego katakan sebelumnya hanyalah akan bertemu dengan sepupunya, dan ingin mengenalkannya dengan Jiyon.

Tak lama kemudian mereka sampai dan bertemu dengan dua orang pemuda yang tengah berbincang, Jiyon tidak bisa melihat wajah salah satunya karena tengah memunggungi nya.

"Mondi? lo udah balik?"

Yang dipanggil Mondi menoleh dan tersenyum melihat kehadiran Rego dan Shankara. "Iya, dan gue ketemu sama nih anak."

Mondi membalikkan tubuh pemuda disampingnya, dan di detik itu juga Jiyon tersentak kaget karena Leno lah yang tengah bersama dengan Mondi saat ini.

Jiyon meremat jemarinya sendiri saat tatapannya beradu dengan Leno, pemuda itu hanya menatapnya datar sebelum melengos dan menjabat tangan Rego.

"Gimana? Lancar?"

Mondi mengangguk dan mengacungkan ibu jarinya. "Udah gue bilang kalo gue nggak bakal mengecewakan lo, begitupun dengan Regunda."

Sekedar informasi, Mondi adalah anggota andalan Regunda yang sangat di segani. Itu karena Mondi sudah sangat ahli jika menyangkut dengan senjata dan berkelahi, Mondi adalah seorang pemanah handal.

"Mereka belum kembali lagi kesini, besok kita akan berkumpul dan memulai mengumpulkan rencana kita."

Mondi mengangguk, maniknya beralih pada Jiyon yang hanya diam saja sedari tadi. "Gue nggak asing sama muka lo, kalau ngga salah lo itu salah satu kaki tangannya Suarga kan?"

Jiyon mengangguk. "Benar, dan gue udah keluar dari Suarga."

Alis Mondi berkerut. "Lo gila? apa yang lo lakuin sampe di depak dari Suarga?"

"Dia berkhianat, dan memilih untuk bergabung dengan kita." Bukan Jiyon yang menjawab, melainkan Rego.

"Lo yakin dia nggak bakal berkhianat dengan kita juga?" Leno bersuara, menatap lurus pada Jiyon yang masih nampak tenang.

"Gue udah percaya sama Jiyon, dan gue yakin."

Jiyon menghela nafas lega, Rego benar-benar menaruh kepercayaan besar padanya. Suatu keuntungan besar tentunya.

Perihal kehadiran Leno yang tiba-tiba ada disini, membuat Jiyon berpikir bahwa pengawasan Suarga sedang renggang sehingga bisa kecolongan berkali-kali seperti ini.

"Ada kabar bagus apa, Mondi?" Rego kembali fokus pada Mondi.

Mondi mengulas senyum. "Mereka seperti tikus, tidak bisa bergerak saat dilempari anak panah. Lo seharusnya melihat reaksi mereka, terlalu lucu!"

Rego ikut tersenyum. "Mereka bakal bergerak cepat, kita juga tidak seharusnya bersantai."

Mondi membenarkan. "Dengan begitu tujuan Leno disini, kita akan selesaikan dendam masa lalu itu dengan yang sesuai lo dan Julian mau."

Dibalik tembok tebal, tidak ada yang menyadari bahwa ada dua orang yang tengah sibuk mengintip sembari menguping pembicaraan mereka.

"Mampus!"

Josev melirik pada bocah disampingnya, tangannya sudah gatal sedari tadi. Menguping pembicaraan Rego dan Mondi hanyalah membuatnya emosi, ingin secepatnya menguliti mereka seperti yang diucapkan Shankara padanya.

TamengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang