Tameng
—20. Shankara Akan Kembali—------
Manusia bisa lebih mengerikan dari hantu manapun.
------
FLASHBACK !
"Ini kalo kita bolos nggak ada manfaatnya mending balik ke kelas!" Syam mencak-mencak, pasalnya ia sempat dikejar oleh guru kesiswaan sebelum akhirnya berhasil lolos.
"Ngomong mulu lo, ujung-ujungnya tetep ikut juga!" Juyen mencibir, menjejali mulut Syam yang tidak berhenti bicara dengan tahu bunting.
"Gue ada topik penting banget ini, tolong simak gue!" Wilard menepuk-nepuk meja beberapa kali sampai semua temannya fokus padanya.
"Ini tentang pertemuan gue sama anggota inti Suarga waktu itu, bang Jico meminta kerjasama dan sebuah kesepakatan."
Josev langsung mengetuk meja agar Wilard menoleh padanya. "Lo nggak lupa kan mereka siapa?"
Wilard mengangguk cepat. "Karena itulah gue udah pikirin ini sampai mateng! Suarga tertarik sama kita, terutama Juyen!"
"Kok gue anjir?!"
"Diem dulu, bajing!" Hega yang geram pun langsung membekap Juyen agar diam.
"Keahlian lo disukai sama mereka, bang Jico menawarkan kerjasama untuk kita gabung ke mereka. Gue nggak bakal memutuskan tanpa ada obrolan sama kalian dulu, jadi disini sekarang gue minta pendapat kalian."
Syam langsung memasang wajah berpikir. "Boleh juga sih, lumayan buat nambahin penggemar gue."
"Lo yakin soal ini?" Hega bertanya setelah menjitak kepala Syam.
"Yakin, tapi balik lagi ke keputusan kalian juga."
"Gue ikut, gue akan selalu ikut lo." Josev dengan cepat menjawab, membuat Wilard tersenyum lebar.
Meski Josev masih dikuasai oleh keraguan, ia tetap berusaha mempercayai Wilard. Karena selama ini Wilard tidak pernah membuat kesalahan jika memutuskan sesuatu.
Wilard beralih pada Hega, berharap ia akan mendapatkan jawaban yang sama dari yang paling tua diantara mereka itu.
Hega menghela nafas. "Gue putuskan ini bukan semata gue pengen join Suarga, tapi demi keadilan Shankara."
Mendengar hal itu saja sudah membuat Wilard mengangguk mantab, ia senang karena Hega bisa mempercayai nya.
"Okee, gue yakin lo nggak bakal ceroboh soal ini." Juyen mengulurkan tangannya pada Wilard, yang mana langsung dibalas tos oleh Wilard.
Kini hanya tersisa Syam, pemuda itu sebenarnya masih belum bisa menaruh kepercayaan pada Suarga. Namun melihat bagaimana keyakinan Wilard membuatnya perlahan melunak.
"Gue ikut, kalian nggak boleh berjalan tanpa gue!"
Lengkap sudah, Wilard mengangkat kepalan tangannya ke udara dengan diikuti oleh yang lain. "Gue pastikan Shankara bakal dapet kea—"
Wilard menghentikan ucapannya, membuat yang lain menatapnya heran. Wilard mengerutkan keningnya saat melihat Shankara tengah berjongkok di balik tembok dan sesekali mengintip ke arah luar.
Segera Wilard mendekat, guna mengecek keadaan Shankara. "Bang Kara?"
FLASHBACK END !

KAMU SEDANG MEMBACA
Tameng
Novela Juvenil"Lo adek gue yang nakal, Wilard." ------ Wilard itu anak tunggal, namun sejak kedatangan Shankara ia harus menerima kenyataan bahwa ia menjadi si bungsu di rumahnya. Dan Shankara tidak pernah membayangkan akan memiliki seorang adik yang hanya berjar...