Tameng
—18. Tidak Usah Sok Peduli—------
Kau bilang, kau adalah tameng ku.
------
Jiyon menutup topi hoodie nya hingga menutup kening, juga kedua tangannya ia masukkan kedalam saku. Jiyon berjalan dengan santai dan menunduk, berusaha tidak menjadi pusat perhatian.
Hoodie dengan bordiran bertuliskan Conda menjadi penyamarannya, beruntung ia belum membuang benda itu. Shankara harus kembali dalam lingkaran ini demi mengusut insiden kecelakaan Shankara.
"Jiyon?"
Jiyon terhenti kaku, ia bisa merasakan seseorang di hadapannya kini memperhatikan nya dengan jeli. Shankara berdehem santai, menormalkan ekspresi nya agar tidak terlihat gugup.
"Jaev?"
Jaev menaikkan alisnya, kedatangan Jiyon di markas Conda membuatnya terkejut. Karena ketua mereka sempat mengatakan kalau Jiyon keluar tanpa alasan yang jelas, dan saat ini Jiyon kembali seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kenapa lo kesini?"
"Gue udah nggak dianggap disini?" Bukannya menjawab pertanyaan Jaev, Jiyon malah balik bertanya dengan raut wajah yang ia buat meyakinkan.
Jaev mengusap tengkuknya sendiri. "Nggak gitu, gue kaget aja lo tiba-tiba kesini lagi. Lo mau ketemu Rego? dia ada di ruangannya lagi sebat."
Jiyon mengangguk, tidak lupa untuk menepuk pundak Jaev sebagai ucapan terimakasih sebelum ia melesat menghampiri ruangan Rego yang tak jauh dari posisinya.
Jiyon mengetuk pintu terlebih dahulu hingga si pemilik ruangan mempersilahkan masuk, bisa Jiyon lihat Rego tengah merokok sembari bermain ponsel.
Rego mendongak, ia menatap bingung Jiyon yang malah menunduk tanpa menunjukkan wajahnya. Rego bangkit dan mendekat, memperhatikan penampakan Jiyon dengan seksama.
"Suatu kehormatan buat gue, bisa menyambut anggota kesayangan gue ini."
Tudung hoodie nya dibuka, membuat Jiyon bisa langsung bertatapan dengan manik tajam Rego. Bisa Jiyon rasakan telapak tangan Rego tengah menyentuh lehernya, membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali.
"Lo kembali setelah keluar tanpa alasan? lo balik ke Suarga dan meninggalkan Conda begitu saja."
Mendengar hal itu membuat Jiyon segera menunjukkan pergelangan tangannya, dimana gelang bar bandul cheetah khas Suarga sudah tidak ia gunakan lagi.
"Gue udah keluar sepenuhnya dari Suarga, gue didepak secara tidak hormat dan dicap sebagai penghianat." Ujar Jiyon dengan serius.
"Lo tau kalo gue butuh bukti yang lebih kuat dari itu kan?"
Jiyon tau Rego pasti akan menanyakan hal itu, dan Jiyon sudah menyiapkan jawaban paling meyakinkan. Dengan begitu Jiyon mengambil langkah mundur beberapa langkah, membalikkan tubuhnya hingga memunggungi Rego.
Jiyon membuka hoodie nya, juga melepaskan kaos polos yang ia kenakan. Memperlihatkan punggungnya yang berhiaskan luka panjang melintang di punggung nya, sukses membuat Rego tertegun.
Ada cerita lama yang Rego tau tentang Suarga, bahwa jika ada anggotanya yang dikeluarkan secara tidak hormat akan mendapatkan hukuman yang menyakitkan. Dan hari ini Jiyon menunjukkan nya langsung padanya, membuktikan bahwa Suarga tidak pernah bermain-main jika menyangkut anggota nya.
Jiyon mengenakkan kembali kaosnya, ia berbalik menghadap Rego yang masih terdiam.
"Kedatangan gue disini bukan tanpa sebab, jelas kalau gue keluar dari Suarga sama saja gue mendatangi maut gue sendiri. Lo pasti paham dengan maksud nya, gue butuh tameng dan akan mengabdi pada Conda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tameng
Novela Juvenil"Lo adek gue yang nakal, Wilard." ------ Wilard itu anak tunggal, namun sejak kedatangan Shankara ia harus menerima kenyataan bahwa ia menjadi si bungsu di rumahnya. Dan Shankara tidak pernah membayangkan akan memiliki seorang adik yang hanya berjar...