Tekan bintangnya dong teman-teman 😊
maaf juga untuk typo-kita tidak perlu bertemu,jika kamu Rindu adukan saja pada Tuhanmu-
🌷🧸🌷🧸
"Astaghfirullah sakit banget!" keluh Dewi sambil sesekali gadis itu meringis.
"Berhentilah bergerak. Saya tidak bisa mengobati kakiMu jika Kau terus bergerak!" Imbuh Dirga dengan nada kesal yang tertahan.
Dewi terpaksa harus pasrah saat Dirga menariknya untuk duduk di sofa mahal itu. Pasalnya kaki kiri gadis itu mengalami pembengkakan karena terjatuh di tangga pagi tadi. Padahal beberapa jam yang lalu kakinya tidak seburuk ini, tapi lihat sekarang kakinya bengkak dan sulit untuk di gerakkan.
"Kenapa bisa seperti ini?" Tanya Dirga di sela-sela mengoleskan minyak urut yang di berikan Mbok Im pada kaki Dewi.
"Lantainya licin,Tuan. Saya terlalu terburu-buru jadi tidak memperhatikan" Jawab gadis itu pelan.
"Ceroboh!"
"Maaf Tuan"
"Kenapa malah minta maaf ke saya, ucapkan maaf pada dirimu sendiri!"
"Baik Tuan!"
"awww... Pelan-pelan Tuan. sakit"
"Bertahanlah. Ini akan segera selesai!" Dengan telaten Dirga membaluri kaki Dewi yang bengkak dengan minyak,dan mengurutnya dengan hati-hati.
Diam-diam Dewi memperhatikan Tuannya. Ia tersenyum pelan.
Bolehkah Dewi jujur satu hal?
Dewi akui bahwa Ia memiliki sedikit rasa pada Tuanya ini.
Tapi Ia bingung tentangnya. Akan rasa hati yang Ia miliki apakah sungguh perasaan antara pria dan wanita atau hanya sekedar rasa kagum akan semua sikap baik Dirga kepadanya.Embusan nafas pelan terdengar di bibir gadis belia itu.
"Maafin Dewi,ya,Tuan. selalu merepotkan Tuan Dirga" Ucapnya tulus."Saya sudah selesai. Kamu istirahat saja dulu,jangan banyak bergerak. King biarkan Mbok Im yang mengurus." Ucap cowok itu beranjak berdiri dari duduknya. Ia menatap Dewi sekilas kemudian berlalu.
"Tuan Dirga!"
Langkah Dirga berhenti saat akan menaiki anak tangga pertama. Tanpa membalikkan badannya dan tanpa menjawab panggilan Dewi,pria itu hanya diam menunggu gadis itu kembali berbicara.
"Terimakasih!"
Dirga melirik Dewi lewat ekor matanya,tak ada sepatah katapun yang Ia berikan lalu Ia naik ke lantai dua. Tepat dimana ruang kerjanya berada.
Dewi menghela nafasnya pelan.
Dengan langkah pelan dan tertatih Dewi menemui Mbok Im yang sedang bermain bersama Arking di kolam belakang."Mbok Im?" Mbok Im yang tengah menemani Arking main langsung berbalik dan segera membantu Dewi untuk berjalan.
"Makasih ya Mbok,Dewi ngerepotin!""iya. Tidak apa-apa. Bagaimana kakimu,sudah enakan?"
"Sudah Mbok. Oh iya,Mbok belum makan,kan? Mbok makan dulu sana,Mas bayi biar Dewi yang temanin main"
"Mbok masih kenyang. Kakimu juga masih bengkak begitu, mending kamu istirahat saja dulu. Den Arking biar sama Mbok aja"
"Tidak apa-apa Mbok. Dewi udah merasa lebih baik kok" Ia tersenyum pelan,Ia menyeret kakinya untuk mendekati Arking yang masih sibuk bermain dengan mainannya. Ia kemudian langsung mengajak Arking untuk bermain bersama. anak laki-laki itu terlihat bersemangat saat melihat Dewi di sana.
"Kamu benar-benar baik-baik saja?" Dewi mengangguk mantap
"Ya su5sah,Mbok masuk dulu" Mbok Im pun masuk ke dalam rumah sementara Dewi turut bermain bersama Arking.