E P I S O D E 35

480 9 1
                                    

🌹

Saat ini Dirga bersama Dewi dan Arking tengah bersantai di
kamar milik Arking. Bocah laki-laki berwajah tampan itu tidur diantara kedua orang dewasa itu,tangan kecilnya masih memegang sebuah robot kesayangan.

" Sepuluh atau sebelas bayi sepertinya cukup." Celetuk Dirga tiba-tiba, membuat Dewi kaget dan langsung menatapnya dengan maya yang melotot.

"Apa Mas?" Tanya Dewi membelalakkan matanya.
Sementara Dirga justru tertawa melihat reaksi gadis itu,
yang mana terlihat lucu di matanya.

"Hanya bercanda."

"Syukurlah." Kata Dewi dengan legah.

"Tapi saya pikir, mungkin akan seru jika kita melahirkan
sepuluh atau sebelas bayi. Apalagi jika laki-laki semua,
bisa jadi kesebelasan." Dirga melirik Dewi yang terlihat
syok. Cowok itu kemudian tersenyum kecil.

"Kamu mau'kan melahirkan mereka untuk saya?"

"Ya mau bagaimana lagi?Saya hanya bisa menuruti,
itu akan menjadi sebuah keharusan bagi saya setelah menikah dengan Mas."

Dirga manggut-manggut. Pria itu menatap wajah Dewi yang terpampang jelas di hadapan,Ia tersenyum simpul menyadari bahwa gadis itu merona. Bahkan tanpa mengenakan perona
pipi, kedua pipinya itu terlihat begitu merona.

"Kenapa harus tunggu setelah kita menikahi sih? Kenapa kita tidak melakukannya mulai sekarang saja? Kamu pun sudah cukup untuk itu." Ucap Dirga menggerutu kesal.
Ah tidak Dia hanya berakting untuk menggoda gadis manis itu.

Dewi meringis mendengar penuturan Dirga.

"Boleh saya tahu alasannya,hem?"

"Saya masih belum bisa untuk begituan,Mas." Ucap Dewi polos dan malu-malu.

"Begituan?" Beo Dirga yang kurang memahami.

"Ya itu, caranya berhubungan."

Dirga terkekeh lucu, "Kok Mas malah ketawa? Emangnya ada yang lucu,ya?"

"Kamu yang lucu. Kamu sudah besar,masa belum tahu hal semacam itu. Tapi pas kemarin saya ajak ciuman, kamu terlihat sangat lincah, seperti orang yang sudah berpengalaman" Ucap Dirga setengah menggoda,membuat Dewi memukul lengannya, sungguh Ia malu.

"Baiklah, baiklah." Kata Dirga yang menahan tangan kecil yang tidak henti menerjangnya.
Dewi mendengus kesal,pria ini kenapa begitu senang
menjaili Dirinya?

"Saya akan melatih kamu,mau'kan?"

"MAS!"

"Hahah...iya,iya,iya. Saya hanya bergurau. Tidak usah
diambil serius,ayok kita makan, habis itu kita tidur."

"Mas bayi, tidak dibangunkan?"

"Tidak perlu. Mbok Atun sudah menyuapinya sore tadi."

"Baiklah." Dewi menarik selimut untuk menutupi tubuh
mungil Arking lalu meletakkan sebuah bantal guling di kedua sisinya. Kemudian Mereka berdua segera berlalu dari ruangan itu.

Di meja makan.

Kedua orang itu terlihat menikmati makan mereka.
Ada begitu banyak menu yang di hidangkan, semuanya adalah kiriman dari Simon.

"Buka mulutmu mu!"

"Apa,Mas?"

"Buka mulutnya,sayang. Kamu belum makan yang ini.
Jadi Aku akan menyuapkannya untuk kamu."

Dewi menatap makanan yang berada di depannya,
yang tengah terhimpit oleh sumpit diantara sela
jari Dirga.

"Ini apa,Mas?" Tanya Dewi menatap intens makanan itu.Ia tidak pernah melihat makanan seperti ini sebelumnya.

One fine Day on 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang