E P I S O D E 10

829 28 1
                                    

_Lukanya sembuh tapi meninggalkan bekas_

Tekan bintangnya dong,ya✨🌷


🌷🧸🌷🧸

Dirga duduk termenung di dalam ruang kerja pribadinya di salah satu bagian rumah besar ini.
Berkali-kali pria itu menghembus nafasnya.
Ia terlihat tenang namun tidak dengan isi kepalanya yang sibuk berperang membuat hatinya gusar.

Matanya tak sengaja menangkap sosok Dewi yang tengah menyapu di ruangan sebelahnya. Kaca transparan yang menjadi pembatas ruangan membuatnya bisa dengan jelas melihat gadis itu.
seketika segala pikiran aneh di kepalanya hilang saat melihat gadis belia itu.

Dirga menopang dagu, memangku kaki dan mulai fokus hanya pada Dewi.
Bibirnya berkedut menahan senyuman. Tingkah Dewi yang konyol menjadi hiburan tersendiri untuknya.
Seperti saat ini,gadis itu menjadikan tongkat sapu sebagai gitar,lalu bernyanyi dengan riang tanpa menyadari keberadaan Dirga di sana.

"Apa boleh saya menaruh hati pada gadis yang lebih pantas saya panggil anak?" Ia bergumam pelan.matanya tak teralihkan sedikitpun dari objeknya.

"Tasya, apakah saya boleh meminjamkan Dewi tempatmu di hati saya?"

Dirga langsung berdiri saat melihat Dewi yang terjatuh di atas lantai.
Buru-buru Ia menghampiri gadis itu.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya setelah sampai. Dirga terlihat begitu panik,Ia memperhatikan Dewi dari ujung hingga ujung. Jari telunjuk gadis itu mengeluarkan darah, akibat tertusuk pecahan vas saat Ia berusaha untuk membereskan pecahan itu.

"Tu-tuan? Kenapa Tuan ada di sini?" Dewi tergagap saat Dirga tiba-tiba ada di depan wajahnya.

Tanpa ingin menjawab Dewi,Dirga langsung menggendong tubuh gadis itu dan di duduknya di atas sofa. Ia mulai sibuk  membersihkan pecahan Vas, memasukkannya kedalam tong sampa, kemudian Ia membuka laci meja untuk mencari letak kotak P3K untuk mengobati gadis itu

"Sudah saya katakan,tidak usah memaksakan diri. Lihat dirimu terluka lagi!" Omelnya pada gadis itu.
"Mengapa kau begitu keras kepala?! Apa kau tidak kasihan dengan dirimu sendiri?" Cecar pria itu sambil tangannya membersihkan darah dari luka di tangan gadis itu kemudian Ia memberikan obat merah dan membungkusnya dengan plaster luka.

"Maaf Tuan!"

"kau selalu mengatakan maaf,dan akan membuat kesalahan lagi!"

Dewi menunduk dalam. Ia kehilangan keberaniannya untuk apapun saat ini.
Di biarkannya Dirga melakukan tugasnya. Mulut pria itu tak berhenti berkumandang.
Dia bahkan lebih cerewet dari yang Dewi pikirkan

"Awwww!" Ringisan terdengar dari bibir Dewi, sentuhan obat merah pada lukanya terasa perih.

"Apa itu menyakitkan?" Dewi mengangguk pelan "maaf. tahanlah sedikit" Suara cowok itu berubah lembut. Sesekali Ia menipu luka itu.

"Masih sakit?" Tanyanya memastikan.

"Tidak Tuan"

"Ini sudah selesai" Kata Dirga pelan, Ia menatap Dewi yang menunduk.
"kenapa wajahmu murung? Apa lukanya terasa begitu menyakitkan?"

"Tidak Tuan"

"Lalu?"

"Tuan tidak marah?"

"Marah? kenapa saya harus?"

Dewi menelan ludahnya perlahan.
"Saya sudah memecahkan vas bunga milik Tuan. Harganya pasti mahal,kan,Tuan? Maafkan saya Tuan,saya memang ceroboh. Saya janji saya akan ganti rugi Vas tuan yang pecah "

Dirga memelas menatap gadis itu.
"Istirahatlah!" Kata Dirga dan beranjak dari sana

"Tuan marah?"

"Saya akan marah dan tidak akan segan memecat kamu jika kamu terus mengabaikan ucapan saya!" Dia segera meninggalkan ruangan itu

One fine Day on 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang