E P I S O D E 8

817 25 1
                                    


🧸🌷🧸🌷

"Nikahkan Dewi dengan saya maka utang Ibu akan saya anggap lunas" Terlihat seorang pria dewasa muncul dari balik pintu usang itu. Perawakannya tinggi, beberapa bagian tubuhnya di penuhi tato,tangan,leher,dan di bagian pelipis kiri, Ia juga menggunakan tindih di kedua telinganya. Cowok dengan wajah tegas dan mengenakan topi  coboy itu menatap genit Dewi yang memeluk lengan Ibu posesif.

“Tidak, saya tidak mengijinkan itu,” ucap Dirga dengan raut muka yang memerah. Bagaimana pun Dewi itu miliknya dan tidak ingin ada orang lain yang mengambil.

Ibu dan Dewi yang mendengar ucapan tegas Dirga kompak menatap Pria itu. Hal yang sama terjadi pada Lukman--orang paling kaya di kampung ini sekaligus yang mempunyai hutang kepada Ibu--juga ikut kaget dan melotot pada Dirga

"Siapa pria ini?" Tanya Lukman pada Ibu dan Dewi.  Sementara para anak buahnya saat ini hanya diam.

"Saya majikan Dewi dari kota! Dan saya tidak mengizinkan Saudara mengambil orang saya sebagai istri!" Ucap Dirga tegas memperkenalkan diri.

“Anda itu majikannya. Tidak lebih. Anda tidak punya hak atas diri Dewi. Dewi itu calon istri saya. Dan saya akan menikahinya.”

“Saya bisa melaporkan Anda atas pemaksaan pernikahan dini. Saya tidak main-main dengan ucapan saya,” ucap Dirga yang tersulut emosi.

“Tuan, sudah, Tuan,” ucap Dewi ketakutan yang memegang lengan majikannya.

Dirga menoleh ke arah gadis itu, “beri tahu saya berapa nominal hutang Ibu kepada pria ini?"

“Lima juta,Tuan,”Ibu  menyahut pelan dengan kepala yang sedikit terangkat lalu setelahnya kembali menunduk.

“Berapa nomor rekening, Anda? Akan saya kirim sekarang!” Ucapnya pada Lukman

"Tidak perlu Tuan. Tuan tidak perlu melakukan hal ini. Biarkan kami menyelesaikan masalah kami dulu. Tuan pulang lah lebih dulu ke Jakarta!" Kata Dewi menolak dengan sopan. Bukan tidak mau menerima bantuan dari Dirga, hanya Ia rasa Ia sudah terlalu sering membebani orang kaya itu.

"Kamu mengusir saya?" Sengit Dirga. Dewi langsung gelagapan.

"Bukan begitu mak-"

"Saya hanya ingin membantu, apa saya  salah? Atau kamu mau menikah dengan laki-laki botak ini?" Mendengar itu Lukman langsung emosi.

"Sombong sekali anda! Apa anda tau siapa saya?" Tanya Lukman nyaris membentak pada Dirga.

"Tidak! dan saya tidak mau tau siapa anda! berikan nomor rekening anda , lalu Keluar dari rumah ini!"

Dengan perasaan dongkol Lukman memberikan nomor rekeningnya dan keluar dari rumah itu sambil matanya menatap tajam Dirga.

Setelah kejadian itu Ibu langsung bersujud menangis dibawah kaki Dirga, mengucapkan seribu kali terima kasih kepadanya.
Begitu pun dengan Dewi. Ia mencium tangan Dirga sambil menitihkan air mata.

“Tuan, maaf ya, saya selalu merepotkan, Tuan. Saya berjanji akan mengganti uang Tuan kembali ,” ucap gadis itu dengan lirih. Sudut matanya mengembun.

“Tidak usah kamu pikirkan. Saya memberinya ikhlas.” Reflek jari Dirga menghapus jejak basah di matanya. Hatinya ikut teriris dengan kehidupan pilu babysitter nya tu.

“Lima juta di beri cuma-cuma,Tuan?” tanya Dewi kaget. Ia menatap wajah tuannya dengan berbinar. Tanpa sadar Ia memegang tangan majikannya.

Dirga mengangguk dengan senyuman.

“Eh, maaf,” ucap Dewi ketika menyadari apa yang dilakukan. Ia menarik lengannya sambil tersenyum tipis.

Sementara ibu hanya diam dan mengamati.
Pikirannya sedikit legah. Namun Ia sedang memikirkan sesuatu yang lain sekarang.

One fine Day on 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang