_💜_
Dirga baru bangun dari tidurnya sekitar pukul sepuluh pagi.
pria itu terlihat baru keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah lebih baik. Wajahnya lebih fresh dan juga lebih tampan.Dirga menuruni setiap anak tangga dengan langkah yang teratur, sambil sesekali mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.
Rumah besar itu nampak sepi dan tenang.
Dirga berjalan masuk ke kamar Arking,di sana pria kecilnya itu tengah bermain dengan Mbok Atun."Mbok Dewi di mana,kenapa Mbok yang menemani Arking?" Tanyanya saat sudah masuk ke kamar Arking.
"Maaf Tuan. Si Eneng sudah pergi dari pagi bersama Tuan Simon"
"Bersama papa? Kemana?"
"Tuan tidak tahu?Hari ini kan si Eneng sudah boleh masuk kuliah"
"oh.Mbok boleh keluar sekarang"
"Baik Tuan. Permisi."
Dirga mendekati Arking yang masih sibuk bermain dengan segala jenis mainannya.
Dirga tersenyum lembut serta mengacak gemas puncak kepala Arking.Tring.
Dirga membuka ponselnya dan mendapati sebuah pesan singkat dari Simon.
papa
Hari ini papa harus balik ke Bogor. Kamu tolong jemput Dewi,ya?
iya.
Dirga mengecup puncak kepala Arking ringan dan dengan sayang.
"Kamu main sama Mbok lagi dulu,ya,papi mau jemput calon mami kamu dulu" katanya sebelum Ia meninggal bocah itu di sana."Mbok,saya mau jemput Dewi dulu,Mbok tolong jagain Arking dulu,ya?"
"Baik Tuan"
Dirga kembali naik ke lantai dua dan pergi ke kamarnya untuk mandi dan bersiap.
Kurang dari 30 menit Dirga terlihat sudah siap dan mengenakan pakaian yang rapi.
Duda satu anak itu nampak begitu menawan dan tampan kali ini."Mbok saya pamit dulu.pintunya tolong di kunci!"
"Baik Tuan. hati-hati di jalan Tuan"
"iya terimakasih"
Dirga memakai kacamata hitamnya sebelum masuk kedalam mobil.
Pesona Duda itu semakin besar bahkan Mbok Atun sampai tak berkedip melihat ketampanan yang di miliki Tuannya."Apa-apaan Aku ini. husss tidak mungkin aku naksir sama Tuan Dirga!"
_💜_
"Tu-tuan? Sedang apa Tuan di sini?Apa Tuan punya urusan dengan seseorang di sini?" Dewi mengecilkan volume suaranya.
Banyak orang yang tengah lalu-lalang di sekitaran koridor besar itu. Sesekali matanya melirik pada orang-orang yang melempar tatapan heran dan dingin kearahnya dan Tuannya itu.Dewi mendengus pelan saat Dirga sama sekali mau membuka mulutnya. Dewi yang merasa semakin menjadi bahan tontonan orang-orang sedikit menari lengan baju Dirga dan membawa pria itu sedikit ke pojok.
"M-maaf Tuan" Ucapnya seraya melepaskan tangannya dari Dirga. Sekali lagi Dewi menanyakan hal yang sama pada Dirga.
"Tuan sedang apa di sini? Apa Tuan punya janji dengan seseorang di sini?""Saya datang untuk menjemput kamu!"
"APA!?"
Dewi langsung merapatkaan kedua bibirnya.
Ia meringis kecil saat kini semua orang menatap kearahnya.
Dewi mendekatkan diri pada Dirga
"Tuan tidak salah?" Tanyanya pelan sambil matanya menatap Dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
One fine Day on 2016
Ficção Adolescente*jadilah ibu dari anak saya* Cv: Pinterest