E P I S O D E 26

552 17 0
                                    

🐼🐼🐼

"Mulai malam ini dan seterusnya tidurlah di kamar saya bersama saya" Ucap Dirga enteng.

Dewi yang tengah fokus menyelesaikan tugas kuliahnya langsung memekik kaget bahkan gadis itu pun langsung memandang Dirga dengan kaget.

"A-apa Tuan?"

"Saya tau kedua telinga besar-Mu  itu masih berfungsi dengan normal, jadi tidak usah meminta pengulangan"

"Tapi Tuan. Haruskah saya?"

"Kenapa? Kamu tidak mau?"

Dewi semakin melotot kaget saat Dirga berbisik di samping telinganya.Pergerakan pria itu begitu cepat,tidak bisa Dewi hindari.

"T-tuan?" Lirih gadis itu.

Ia ingin menghindari Dirga namun Dirga justru memeluk pinggangnya, membuat Dewi menahan nafasnya cukup lama.

"Jangan menolak apapun.Atau kau akan menerima konsekuensinya"

Dewi menelan ludahnya kasar. Ia mendorong bahu Dirga hingga pelukan pria itu terlepas.
Dewi menyengir kaku sambil mengatur ritme jantungnya.

Gadis itu meremat bajunya, sebab kedua telapak tangannya mendadak lembab.

Ia menatap Dirga yang pun menatapnya santai.
Apakah harus Ia iyakan ucapan Dirga?

"Kenapa wajahmu begitu tegang?"

Dewi  menggeleng.
"S-saya...eum...s-saya...aaaa...i-iii"

"Bicaralah dengan jelas,saya tidak bisa memahami mu"

Dewi memejamkan kedua matanya erat.
Tolong beri tau pria ini bahwa Dewi tidak ingin tidur bersamanya.
Sudah cukup saat terakhir kali mereka tidur bersama dan berakhir Dirga yang tidak bisa tidur hingga pagi.

"Jangan memikirkan apapun. Buang jauh-jauh pikiran yang ada didalam kepala mu"

Dewi melotot, memang apa yang Ia pikirkan?

"Tidurlah bersama saya malam ini. Jika kau tidak mau maka biarkan saya yang tidur bersama mu"

Astaga pria ini? Sebenarnya ada apa dengan Dirinya?
mengapa Ia mendadak menjadi manusia super frontal seperti ini.. Kemana perginya sifat dingin,dan gengsian nya?

Dewi tidak bisa berkata-kata.Lidahnya seperti terikat,terasa susah untuk berbicara.

Belum selesai membuat Dewi syok dengan ajakannya kali ini Dirga hampir membuat Dewi mati mendadak.

Gadis itu meremas ujung bajunya dengan kedua mata yang melotot saat dengan ringannya Dirga memiringkan kepalanya dan meletakkan bibirnya diatas bibir Dewi.

Benda kenyal dan dingin itu diam disana untuk beberapa detik.
Dewi menatap dalam Dirga yang tersenyum begitu manis di depan wajahnya setelah melepas bibirnya atas bibir Dewi.

"Simulasi, supaya kau terbiasa" Pria itu tersenyum simpul, mengacak lembut kepala Dewi lalu berlalu dari sana.

Selepas kepergian Dirga,Dewi menyentuh bibirnya.
Gadis itu kemudian menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
Debaran jantungnya benar-benar menggila.

Dewi menyentuh kedua pipinya yang terasa panas.
Perasaan ini salah. Dewi seharusnya marah pada Dirga.
Tapi justru sebaliknya. Gadis itu malah senyam senyum dibuatnya.

Gila ini gila.
Apa sebenarnya Dewi memang telah jatuh cinta pada pria itu?
apa benar rasa kagumnya pada pria itu sudah berubah menjadi rasa cinta sepenuhnya?
Debaran ini. Apa betul debaran seseorang yang sedang jatuh cinta?

One fine Day on 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang