Part pendek, baca perlahan!
😭🐫🐫🐫
Dewi menatap sosok Dirgantara yang berdiri tepat di depan mejanya,cowok dengan stelan formal itu menatap tajam Alton yang duduk manis di sebelah Dewi.
"T-tuan?" Lirih gadis itu tergagap menatap Tuanya yang juga menatapnya.
Dirga menarik lengan Dewi tanpa permisi membuat sang empu terjengit kaget apalagi saat Dirga merangkul pundaknya dengan sedikit pemaksaan sebab Dewi melakukan penolakan
Alton yang melihat aksi Dirga pun berdiri menatap penuh keberanian pada Dirga.
"Gak usah kasar gitu dong,gak lihat Dia gak nyaman di rangkul begitu?!"
"Dia gadis saya,saya bebas melakukan apapun padanya"
Alton terkekeh,Dia menatap Dewi yang masih sibuk melepaskan dirinya dari rangkulan Dirga.
Bukan apa-apa Ia hanya tidak mau orang-orang mencurigainya dan menyebarkan rumor yang tidak baik."Menjauh darinya!" Sengit Dirga menatap tajam Alton yang hendak membantu Dewi. Alton seketika tak berkutik.
"T-tuan lepasin saya"
"Kau mulai nakal gadis kecil"
Dewi menggeleng kecil.
Tuanya salah paham.
Dewi harus segera menjelaskan kebenarannya"Eh orang tua,Lo gak punya sopan santun banget sih. Dewi gak nyaman gitu masih aja Lo pepet. Lepasin Dia sekarang!" Cetus Alton yang merasa kesal dengan perlakuan Dirga terhadap Dewi.
"Berhenti ikut campur dan jauhkan tangan kamu darinya, sebelum saya potong!"
Alton mengedipkan matanya berkali-kali.
Ia tersenyum simpul,tidak mengindahkan peringatan yang di berikan oleh Dirga, cowok 22 tahun itu menarik dengan sedikit kasar tangan Dewi hingga tubuh gadis itu akhirnya benar-benar terlepas dari rangkulan Dirga yang tidak main-main kuatnya."Coba saja kalau bisa!" Ucap Alton menantang dengan berani setelah berhasil menyembunyikan Dewi di belakang tubuh tegapnya.
"Kembalikan Dia kepada saya!"
"Gak!"
"Saya bilang kembalikan Dia kepada saya!"
"Kalau Gue gak mau?"
Dirga menatap intens anak muda di depannya. Kesabarannya setipis tisu di bagi 100.Terus bermain-main maka jangan salah kan Dirga jika sesuatu yang buruk akan terjadi.
"Dewi,kemari!"
Dewi yang mendengar itupun seketika bergegas untuk mendekati Dirga,namum Alton bergerak lebih cepat, dengan kekuatan penuh Ia menahan Dewi agat tidak kembali pada Dirga.
Suasana ruangan itu sekarang menjadi ramai. Semua orang berbondong-bondong menonton drama yang di buat oleh ketika orang itu.
"Tetap di belakang Gue!" Kata Alton.
"Maaf kak say--"
"DIAM,GAK USAH NGELAWAN!" Dewi seketika terdiam mendapat bentakkan seperti itu dari Alton.
Tubuhnya tiba-tiba bergetar, kedua matanya memanas.
Dirga yang menyadari gelagat Dewi yang seperti itu, seketika naik pitam.Tanpa aba-aba Ia melayangkan tendangan keras didepan dada Alton membuat cowok itu jatuh terlentang di atas lantai.Melihat Alton yang tidak berdaya, Dirga pun segera menarik Dewi mendekat kepadanya.
"pelan kan suaramu saat berbicara padanya,atau kamu akan kehilangan mulut mu!" Ucapnya tegas.
Semua orang menutup mulutnya tidak percaya.
Mereka kaget bukan main.
Seorang Dirgantara pria yang begitu terkenal karena kecerdasan dan segala prestasinya ternyata memiliki sisi yang cukup menyeramkan.
Dan ini untuk pertama kalinya Dirga membela seorang wanita selain almarhumah istrinya.
Sungguh menakjubkan.Tidak ingin terus menjadi tontonan Dirga pun menarik tangan Dewi untuk keluar dari ruangan itu.
Di bawanya gadis itu ke halaman belakang."Kau baik-baik saja? Apa saya menyakiti mu? Buka mulutmu!Kenapa kau hanya diam saja? Dewi apa kau mendengarkan Ku?" Desak Dirga dengan pertanyaan beruntun.
Dewi mencoba untuk menatap Dirga, ingin sekali Ia menjawab semua pertanyaan pria itu namun yang keluar dari mulutnya justru sebuah isak tangis.
Isak tangis ketakutan yang tidak di pahami oleh Dirga."Kenapa!? Bicaralah! Jangan membuat ku bingung! Katakan apa saya menyakiti mu!?" Dewi menggeleng.
Dirga menunduk menatap Dewi.
Matanya menatap intens gadis itu.
Beberapa detik kemudian Ia mengumpat kasar sembari menarik tubuh gadis itu yang gemetar kedalam pelukannya"Apa kau ingin saya membunuhnya?"
"T-tidak Tuan,jangan lakukan itu!"
"Maka berhentilah menangis dan saya akan membiarkan Dia tetap
hidup"Dewi mencoba untuk menghentikan isakanya.
Sedikit kesusahan namun perlahan Ia berhasil untuk menghentikan isakanya."Sudah lebih baik?" Tanya Dirga lembut,tangan besarnya begitu aktif mengusap punggung gadis itu.
"Sudah Tuan. Terimakasih!"
Dirga menguraikan pelukannya,Ia mengangkat wajah Dewi untuk di tatapnya.
"Kau hanya boleh menangis karena saya,bukan karena pria tadi atau pria yang lainnya" Ucapnya dengan tangan yang mencengkram lembut pundak Dewi.
Dewi yang sebenernya tidak mengerti maksud pembicaraan Dirga hanya mengangguk saja.
Tangan kanan Dirgantara kini naik mengusap pipi Dewi yang basah.
"Dengar. Sepertinya keputusannya akan berubah. Saya akan menikahi mu malam ini!"
"APA!?"
🐫🐫🐫