E P I S O D E 18

596 24 1
                                    


Mohon maaf sebelumnya ya,kalau ceritanya itu gaje dan membosankan.
Abis saya juga bingung bagaimana harus menulis cerita yang baik,saya bisa nya nulis cerita yang begini adanya. yang banyak banget kekurangannya.

minta bintang nya dong semua.
Xixi. ceritanya gak jelas tapi selalu minta di kasih bintang ya!? ngelawak memang aku ini 😭😂

bodoh ah. mending lanjut baca aja yuk, biar kata nih cerita gak jelas tetap harus di baca ya.😭😂

happy reading 🌿👍

🐫🐫

Mbok Atun datang dengan tergopoh-gopoh untuk membantu Dirgantara yang terlihat kesusahan karena ada tubuh Dewi yang Ia gendong dengan bridal style dan juga Ia harus membawa tas milik gadis itu.

"Tuan, biarkan saya yang membawa tasnya si Neng"

Dengan senang hati Dirga memberikan tas milik Dewi kepada Mbok Atun.

"Mbok tolong bukain pintu kamar Dewi, ya?"

"Baik Tuan"

Dirga langsung masuk kedalam kamar milik gadis itu dan membaringkan tubuh gadis itu di atas kasur. Di selimuti ya tubuh gadis itu hingga sebatas dada.

"Tuan saya permisi" Pamit Mbok Atun setelah meletakkan tas Dewi diatas kursi, ucapannya itu langsung mendapatkan anggukan kepala dari Dirga.

Pria itu mendudukkan dirinya di samping tubuh Dewi, tangan kekar nan beruratnya nampak sibuk mengusap lembut kepala Dewi. Kedua matanya menatap tajam wajah cantik nan tenang gadis itu.

"Selamat tidur" Ucap pria itu tersenyum begitu manis
Tangannya kini turun mengusap pipi Dewi yang cukup berisi.

Dirga terbelalak saat Dewi menahan tangannya dan mendusel-duselkan kepalanya di depan perut pria itu. Dirga tertegun dengan darah yang berdesir hebat.
Ia tidak banyak bergerak hanya membiarkan gadis itu melakukan apapun yang Ia ingin lakukan. Dirga hanya mengamati gadis itu hingga akhirnya Ia berhasil menemukan tempat ternyaman di tubuh pria itu.

Dirga tersenyum pelan saat Dewi kembali terlelap dengan kondisi memeluk tangan Dirga.

"Shit. Why she's so cute"

Bahkan saat sedang tidur pun,gadis itu masih terlihat begitu menggemaskan dan cantik.

Dirga kembali menyentuh wajah Dewi dengan tangan kirinya.
Sambil terus memuji kecantikan yang di miliki oleh gadis itu.

Hari semakin larut,Dirga pun mulai diserang rasa kantuk.
Ia ingin kembali ke kamarnya,namun tidak tega jika Ia harus
memindahkan kepala Dewi keatas bantal dan berujung membangunkan tidurnya,dan lagi Dirga tidak memiliki cukup ruang untuk bergerak sebab Dewi begitu erat memeluk tangannya.

Dirga terlihat beberapa kali menguap.
Rasa kantuknya benar-benar tidak bisa Ia cegah, alhasil Pria itu pun tertidur di samping gadis itu dengan posisi bersandar pada kepala ranjang.

🐫🐫🐫

Pagi hari Dewi terbangun dan hal pertama yang Ia lihat adalah tubuh Dirga yang berada di sampingnya.
Dewi cukup kaget mendapati pria itu yang ternyata tidur di kamarnya.
Dewi melepaskan pelukannya perlahan pada tangan Dirga, kemudian Ia memposisikan tubuhnya dengan benar, membantu Dirga untuk tidur dengan posisi yang lebih baik.

"T-tuan,maaf saya tidak bermaksud untuk menganggu tidur anda" Ucap gadis itu pelan saat ketika Ia ingin membenahi posisi tidur pria itu,Dirga malah terbangun.

"Tidak apa-apa. Kau sudah bangun?" Dewi mengangguk seraya tersenyum kecil.

"Pasti badan Tuan sakit,ya, karena posisi tidur Tuan yang salah?" Tanya gadis itu saat Dirga meringis kecil ketika pria itu melakukan peregangan kecil

One fine Day on 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang