E P I S O D E 34

443 10 1
                                    

🍓🍓🍓

Setelah diantarkan Dirga ke rumah sakit pasca insiden
pingsannya, Kini Dewi sudah di baik-baik saja dan sudah
di perbolehkan untuk pulang.

Saat ini gadis itu tengah berbaring di atas ranjang, dengan
Dirga yang setia berada di sisinya bersama dengan Arking
yang sibuk bermain.

Dirga melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya,
Pria itu kemudian turun dari ranjang dan berjalan keluar dari
kamar,Dewi hanya menatapnya tanpa ingin bertanya kemana
pria akan pergi.

"Mas,Bayi, mainnya udahan dulu,ya?" Arking menatap Dewi
yang tengah mengusap kepalanya.

"Ini udah waktunya tidur,Mas Bayi. Mainnya di lanjut besok,oke?"

Dewi tersenyum senang saat Arking begitu patut terhadap apa
yang Dia katakan. Dewi segera memanggil Mbok Atun untuk menjemput Arking dan membantu bocah itu untuk beristirahat
di kamarnya sendiri.

"Mbok,maaf,ya,Saya banyak merepotkan,Mbok" Ucap Dewi
merasa tidak enak hati. Seharusnya meninabobokan Arking
adalah tugasnya, tapi beberapa hari ini Ia seperti tidak pernah
menjalankan tugasnya, entah karena sibuk atau karena Dia sedang sakit seperti sekarang.

"Nggak apa-apa atuh Neng. Nggak usah nggak enak hati begitu,ya?"

"Tetap aja Mbok, biar bagaimanapun juga'kan ini tugas saya."

"Huss.. sudah jangan bicara seperti itu.Sebentar lagi'kan Neng
bakal jadi nyonya di rumah ini, jadi tidak masalah jika Mbok
juga harus mengurus Den Arking"

Dewi tersenyum kecil kepada perempuan tua itu.

"Ya sudah,Neng lanjut istirahat lagi supaya cepat pulih" Kata
perempuan itu, " Mbok permisi dulu,Neng"

Dewi mengangguk, setelah mencium pipi Arking,Mbok Atun
segera meninggalkan kamar itu.

Tak berselang lama Dirga datang, membawa sebuah nampan
berisi bubut,susu dan juga obat-obatan.
Pria itu langsung di depan Dewi, menyuapi gadis itu dengan telaten, hingga memberikan Dewi obat.
Dirga terlihat begitu ikhlas terhadap Dewi, tidak ada keseganan
di dalam dirinya hanya keihklasan, cinta dan ketulusan.

"Terimakasih banyak,Mas" Ucap Dewi sangat tulus, "Mas sendiri sudah makan belum?"

"Sudah. Istirahatlah,saya akan kembali setelah menyimpan
ini di dapur, "kata Dirga yang langsung berjalan keluar.
Dewi menatap haru calon suaminya itu.
Seberuntung itukah Ia bertemu dengan Dirga kemarin?

"Terimakasih ya Allah, karena Engkau telah mengirimkan
Mas Dirga ke dalam hidupKu"

"Aku mencintainya,ya Allah, sungguh"

"Janganlah kiranya Engkau memisahkan Aku dari padanya."

🍓🍓🍓🍓

"Bang Dir,Aku boleh,ya,ajak Dewi ke salon?"

"Nggak."

"Bang Dir kok gitu sih?Kita ke salon itu untuk
memperindah diri,masa nggak boleh sih?"

"Dewi masih belum pulih. Dia harus banyak istirahat."

Sila mendesis sebal,gimana sih Abangnya ini?Heran orang
mau merawat diri kok nggak di bolehin. Dasar duda posesif.

"Jika kamu ingin pergi, pergi saja, tidak usah membawa Dewi."

"Bang Dir apa-apaan deh?Cuman ke salon doang loh" 

"Lagian'kan lusa udah acar pertunangan,Dewi harus tetap cantik
sampai hari itu tiba.Jadi bolehin ya Sila ajak Dewi pergi?"

"Nggak,Sila!" Tolak Dirga tegas

"Lagian Dewi itu tetap cantik tanpa harus ke salon."

"Tapi tetap aja Bang Dir,Dewi perl-"

"Dia nggak perlu ke salon untuk tetap terlihat cantik"

"Sudahlah Sila, mending sekarang kamu keluar dari rumah saya.
Rumah saya tidak menerima tamu tukang gagal move on seperti kamu."

Sila mendelik, cewek itu membuka mulutnya untuk mengeluarkan
protes tapi

"Saya sudah transfer seratus juta ke rekening kamu, jadi silakan keluar dari rumah saya sebelum saya berubah pikiran"

Belum semua kalimat Dirga tuntas, Sila sudah menghilang dari
hadapan.
Dirga menggeleng kecil, menatap mobil Lamborghini gadis itu
yang bergerak meninggalkan pekarangan rumahnya.

"Dasar orang kaya matre."

🍓🍓🍓

"Mas, tadi Aku dengar kamu lagi ngomong sama Sila,ya?" Tanya Dewi yang baru keluar dari kamar mandi.

"Dia di mana sekarang,Mas?Masih ada di depan?"

"Sudah pergi."

"Kok cepat banget perginya?"

"Saya mengusirnya."

Dewi terperangah,kok bisa-bisanya Dirga mengusir Sila?

"Kok di usir sih? Kasihan Sila lho, dia udah datang jauh-jauh
malah kamu usir," Dirga tidak menyahut,pria itu malah sibuk
memperhatikan Dewi yang sibuk mengoleskan krim di wajahnya.

"Mas kenapa sih ngeliatin Aku terus?"

"You look so great, for real"

"Gombal"

"Siapa yang gombal?Saya hanya memuji,kamu memang sangat cantik, kulitmu juga putih dan begitu sehat," Terang Dirga sekaligus
memuji.

"Bisa aja kamu," Dewi  tersipu, sangat jarang Dia mendapatkan pujian seperti ini dari Dirga.

"Oh,iya,Mas, bagaimana persiapannya, sudah beres?"

"iya, semuanya sudah beres."

"Besok saya akan menjemput paman dan Bude Mu"

"Sungguh? Terimakasih banyak mas "

"Sama-sama."

Lalu setelahnya hening.
Dirga menatap Dewi yang tiba-tiba sendu.
Dia mendekati gadis, mengecup keningnya singkat,lalu
Ia bertanya seperti ini.

"Kau memikirkan apa,hem?"

"Dewi kangen ibu,Mas"

"Setelah acara pertunangan nanti,kita akan menemuinya,mau?"

"Bolehkah?"

"Tentu saja. Tapi berjanjilah untuk tetap sehat"

"Iya Mas."

"Ayo tidur,besok saya harus berangkat pagi ke kampung Mu".

"Selamat malam mas"

"Good night, sweetie."

🍓🍓🍓

Garing,ya?
Maaf,lagi nggak mood soalnya🙂

One fine Day on 2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang