"Ini...""Bros Samoyed-nya lucu kan! Kemarin, waktu aku dan Chenle selesai makan siang ada lewat toko jual aksesoris terus liat ini lucu banget, ingatin aku sama kamu."
Melihat keantusiasan kekasihnya bercerita, membuat Jeno mengulas senyum sambil mengelus lembut pucuk kepala Renjun.
"Terima kasih hadiahnya, sayang. Akan aku pakai setiap hari, setiap saat, supaya ingat kamu terus." Elusan tadi kini berganti dengan kecupan di pucuk kepalanya.
Seketika Renjun mendongak, bibirnya melengkung. "Memangnya jika kamu nggak pakai itu nggak ingat aku?"
"Bukan begitu." Si pria dominan menahan tawa lalu menyentil pelan jidat si manis. "Tanpa bros ini pun isi otak aku cuma kamu. Renjunku itu selalu berkeliaran terus di benak aku. Tapi dengan ini terasa lebih spesial karena bros ini akan selalu menemaniku setiap saat."
"Beneran nih? Bukan tipu-tipu." Meski bibir masih lah setia merengut, dalam hati Renjun bersemu malu. "Di sekeliling kamu banyak yang cakep-cakep tuh."
"Nggak tertarik, yang lain transparan. Cuma calon istri ku yang paling cantik dan melebihi segalanya." Jeno bawa wajah ayu mendongak, seperti biasa selalu melabuhkan ciuman di birai candunya.
Renjun terkekeh, ia sedikit berjinjit lalu melingkarkan lengannya pada leher Jeno. Membalas ciuman sang dominan tak kalah mesranya.
"Hari ini jadwal kamu balik?"
"Enggak, jadwal ku menyesuaikan dengan milikmu." Balas Jeno disela pagutan. "Tidak mungkin aku melewatkan penampilan memukau calon pengantin ku ini." Bisiknya tepat di telinga Renjun.
"Okay, baiklah Mr. Pilot. Sekarang tolong lepaskan tanganmu dari bokongku karena aku harus bersiap, jika tidak Chenle akan berubah menjadi iblis." Bukannya melepas sesuai titah, Jeno semakin meremas bongkahan kenyal sembari mengecup perpotongan leher sang model.
Namun tak lama dominan Itu menghentikan aksi cabulnya dan menatap si cantik penuh tanda tanya. Renjun mengerjab, heran dengan perubahan ekspresi Jeno.
"Kenapa?"
Tak mendapat balasan apapun sebab Jeno masih lah berdiam sembari menatapnya lamat-lamat.
"Ini perasaan ku saja atau memang pantat mu agak membesar."
"H-hah?"
Manik tajam beralih, kini mengamati dada yang lebih mungil. Sontak Renjun langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"A-apaan sih! Mesum banget!" Pipi berhias semu, menambah kesan manis dan gemas yang sekejab mengambil atensi dominan di hadapan.
Tapi lagi-lagi pandangan Jeno menurun. Jemari Jeno mengambang di depan dada Renjun sebelum dengan cepat Renjun tepis. Bahaya. Bagian situ lagi sensitif.
"Udah, aku mau siap-siap dulu."
Lekas Renjun menjauh, kabur ke dalam kamar mandi. Selain hendak bersiap, gejolak dalam perut tak bisa ia tahan lagi. Semoga saja Jeno tidak mendengarnya, Renjun berusaha semaksimal mungkin agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Dia sangat payah berbohong."
***
Keramaian bukah lah kesukaan Jeno. Tapi demi sang kekasih Jeno rela menyampingkan rasa ketidaksukaannya pada situasi ini. Beruntung ia datang tak sendiri, bersama crew cabin air queen one yang mendapat undangan khusus.
Kecuali Julia, Jeno merubah jadwal wanita itu agar dia dipulangkan hari ini pada penerbangan pagi, sedangkan crew lainnya akan pulang pada besok harinya. Sengaja, sebab Jeno kesal dengan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Pilot || NOREN
Fiksi PenggemarSLOW UPDATE || VERSI HAPPY ENDING! Jeno berjanji pulangnya adalah Renjun, juga anaknya yang sedang bertumbuh di perut istrinya. Tapi saat tragedi itu terjadi, pulangnya tetap pada Renjun atau dia menuju 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 yang lain... Pilot jn x model rj ...