18

2.3K 270 30
                                    

Hari silih berganti hingga tak terasa berminggu-minggu terlewati. Kondisi Jeno kian pulih namun tetap dia tidak bisa menggunakan tangan kanannya leluasa, masih harus memakai penyangga sampai beberapa bulan kemudian.

Dan hari ini adalah hari kepulangan Jeno.

Dominan itu tentu tersenyum cerah, sebab akhirnya bisa terbebas dari gedung dan kamar yang selalu berbau obat-obatan itu, alasan lainnya Jeno sudah amat bosan dengan makanan rumah sakit yang hambar.

Dan, alasan lainnya lagi. Jeno ingin bisa leluasa berduaan dengan istri cantiknya. Selama di rumah sakit ia tidak bisa puas bermesraan karena selalu saja ada orang-orang datang menjenguknya.

"Yakin kamu Jen mau pulang ke apartemen kamu? Kenapa ngga ke rumah mama aja sementara dulu?"

Jeno menatap Tiffany malas.

"Yakin ma." Balas Jeno sekenanya, bahkan ia tidak menatap balik sang mama. Matanya setia tertuju pada Renjun yang sedari tadi merapikan barang-barang yang akan dibawa pulang.

"Sayang, jangan bolak balik terus. Nanti kaki kamu pegel. Sini biar aku saja."

Tiffany mendengus melihat kelakukan anaknya. Sedang Renjun yang tiba-tiba didekati Jeno tersentak.

"Loh kenapa turun dari kasur?"

"Bosan. Kamu sibuk aku-nya dianggurin."

Kecupan basah Renjun rasakan ditengkuk begitu juga dengan usapan lembut di perutnya. Tentu Jeno melakukan itu dengan gerakan terbatas, mengingat beberapa cedera yang belum pulih total.

"Yakan lagi beresin baju baju kamu, masa mau ditinggal." Balas Renjun tanpa terganggu oleh aktivitas suaminya.

"Awas nanti baju baju aku kamu bawa malah aku-nya ketinggalan."

Sontak Renjun berpaling dan langsung mendelik dengan sebelah alis menaik.

"Apaan ih!"

Meski sang istri sudah menampakkan raut risih Jeno tetap senang menjahilinya, bahkan berani mencuri kecupan saat Renjun lengah.

Bukannya apa tapi dikamar ini lagi full satu keluarga, Renjun sebagai manusia yang masih punya rasa malu ya malu!

Pingin banget Renjun cubit atau geplak, tapi mengingat kondisi Jeno yang masih belum sembuh total, jadi ia urungkan. Kasian nanti tulangnya geser lagi.

Belum sempat lagi Jeno melancarkan aksi jahilnya, tiba-tiba pintu terbuka rusuh lalu Jaemin berserta awak kabin masuk. Jeno yang melihatnya langsung mendengus.

Bukannya apa, inilah salah satu alasan juga mengapa Jeno mau lekas lekas pulang. Hampir setiap hari mereka datang berkunjung, terutama yang berinisial Jaemin. Bikin Jeno tidak bisa leluasa mau berduaan sama Renjun. Selalu muncul tuh manusia satu setelah diusir sama Haechan, mengungsinya ya kesini.

Lho, Jaemin masih diusir? Gimana nggak kena usir ya tiap hari kerjaannya ngintilin Haechan mulu. Dari jidat sama paha masih luka basah sampai kering, Jaemin nempel banget sama Haechan. Haechan yang lagi kerja risih jadinya, terus yaudah kena amuk larinya ke kamar Jeno.

Awal awal maklum, masih Jeno ketawain tapi kelamaan malah bikin gedeg orang aja!

"Yahh.. Udah keluar ya hari ini," Sendu Jaemin. "Engga bisa lagi deh jenguk ke sini." Menampilkan wajah melas yang terlalu pura-pura.

"Jenguk apaan, mengganggu yang ada." Dengus Jeno lagi tapi kemudian dapat cubitan kecil dari Renjun.

"Sayang kok aku dicubit!"

"Cubit aja lagi Ren. Kalau bisa cubit tuh yang diantara paha." Jaemin ketawa kencang tapi engga lama mengaduh sakit tatkala Jeno melempar botol air ke kepalanya.

Mr. Pilot || NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang