hari pertama

245 23 1
                                    

Kini Ara telah sampai di jakarta setelah menempuh perjalanan sekitar 7jam 30menit ,rumah barunya tak beda jauh dengan rumahnya yang telah ia tinggalkan ,Ara berdiri menatap rumahnya yang cukup elegan dengan warnanya yang putih cukup membuat Ara tertarik

Hufhh.....Ara menghela nafasnya lalu melangkah memasuki rumah barunya tanpa menghiraukan Anggara

Anggara yang melihat Ara masuk tanpa memperdulikannya merasa geram lalu segera menyusul untuk masuk

"Zahran"tekan Anggara menghentikan langkah ara

Ara menoleh menatap Anggara dengan tatapan dingin

"Saya harap kamu tidak mengacau semuanya, apalagi membuat onar di sekolah baru kamu "

"Sejak kapan Ayah peduli tentang sekolah Ara " balas Ara sinis

"Berhenti menjadi sampahh, jangan memancing emosi saya , Aya akan segera pulang malam ini "

Ara tersenyum meremehkan

"Pantes hari ini ayah ga ada mukul Ara haha " ucap Ara tertawa meledek

Anggara mengepalkan tangannya dengan erat menahan gejolak kemarahan dalam dirinya

"Ayah pikir Ara ga tau kalo ayah bawa Ara kesini buat kumpul lagi sama bunda karna apa ? , Ara tau yah" ucap Ara dengan mata yang memerah

"SAYA MEMBAWA KAMU BERKUMPUL KEMBALI DENGAN AYA AGAR KITA MENJADI KELUARGA YANG UTUH KEMBALI "tekan Anggara

"Cihh ......munafikkk, ayah lakuin ini semua karna warisan kakek"

PLAKK....Anggara menampar wajah Ara dengan keras

"TUTUPP MULUT MU BERENGSEKK ,INI SEMUA JUGA DI SEBABKAN KARNA KAMU , JIKA KAMU TERLAHIR SEMPURNA SEMUANYA TIDAK AKAN TERJADI "

"AYAH FIKIR ARA MAU TERLAHIR ANEH KAYA GINI, UDAH CUKUP SELAMA INI ARA DIEM,MULAI SEKARANG ARA GABAKAL DIEM LAGI "sentak Ara dengan suaranya yang bergetar

"Ara juga manusia yah, Ara juga butuh kasih sayang ayah sama bunda, sama kaya anak anak pada umumnya ,Ara juga punya hati , ,pliss yah terima Ara apa adanya , "lirih Ara yang mulai meneteskan air matanya

Anggara menatap Ara ,ini pertamakali Anggara menyaksikan putranya yang tak pernah ia anggap,putranyaa yang tak pernah ia inginkan menangis di hadapannya

"Ara harus lakuin apa lagi biar Ara bisa rasain kasih sayang , perhatian ,dari kedua orang tua Ara sendiri yah, "

"JANGAN PERNAH HARAP ITU SEMUA AKAN TERJADI, SAYA TIDAK AKAN PERNAH SUDI "

Ara tersenyum pahit mendengar jawaban yang di lontarkan Anggara , Ara menatap Anggara ..

"Ini terakhir kalinya ayah denger Ara berharap,, setelah ini Ara ga akan pernah berharap apapun tentang keluarga ini " ucap Ara mengepalkan tangannya erat lalu pergi meninggalkan Anggara

..........

Sinar matahari pagi menyinari wajah seseorang yang tengah tertidur pulas hingga mengusiknya

"Engghh....hoaaamm....."

Ara merenggangkan otot ototnya lalu melihat jam weker yang menunjukan pukul 06.00 ,Ara segera bangkit menuju kamar mandi

Perlahan Ara mengguyur tubuhnya dengan air shower

"ANJINGGG dingin bangsat "kaget Ara lalu mematikan shower

"Panteeeesan orang gua lupa nyalain air angetnya "

SKIP...

kini Ara telah siap dengan seragam barunya , Ara melipat baju lengan kanan dan kirinya lalu memakai dasi dengan asal di lehernya, terlihat begitu keren dan semakin menambah pesonanya

Ara menuruni anak tangga dengan satu lengannya yang menenteng tas ,semua mata tertuju pada Ara , Ara mengerutkan keningnya

"Pelayan baru ?," Tanya Ara pada pelayan di depannya

"Iya deen bibi teh baru semalem datang kesini "jawab pelayan

"Oh yaudah kalo gitu bi ara berangkat sekolah dulu "

"Eeeeh den , Aden teh udah di tunggu sama nyonya di meja makan ,"

"Huhhh....yaudah bi Ara kesan dulu"

Ara menghela nafasnya lalu berjalan menuju ruang makan

RUANG MAKAN....

"Ada apa nunggu Ara " tanya Ara dingin

Aya menoleh sambil tersenyum manis menatap Ara

"Ara, sini sayang duduk samping bunda,kita makan sama sama "ajak Aya ramah

Ara hanya menatap Aya dingin dengan wajah datarnya

"Ara ga laper" jawab Ara dingin lalu berbalik hendak meninggalkan meja makan , namun Aya menahan lengan Ara

"Ara, inihh, bunda udah beliin motor sport sama mobil baru buat kamu, jadi sekarang kamu bisa berangkat sekolah pake motor atau mobil " ucap Aya tersenyum sambil memberikan dua kunci ke lengan Ara

Ara mengambil pemberian Aya lalu kembali melangkahkan kakinya ,namun Aya kembali menahan lengan Ara

Greppp.....Aya memeluk tubuh Ara

"Maafin bunda , maaf selama ini bunda selalu ga ada buat kamu, bunda sadar bunda salah , kasih bunda kesempatan buat jadi ibu yang baik Ra "ucap Aya dengan tangisnya

Tanpa mengucapkan kata apapun Ara berbalik meninggalkan Aya

Aya hanya menatap sendu kepergian Ara

"Maafin bunda Ra,bunda nyesel " lirih Aya

Kisah Ara Untuk Chika Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang