36.

931 73 38
                                    

Win masih di dalam perjalanan untuk menuju bandara dan sial nya jalanan cukup padat hari ini yang menyebabkan kendaraan nya harus melaju dengan sangat lambat. Sedang kan si tampan saat ini sedang terus mencoba menghubungi ponsel Mike yang sedari tadi tidak kunjung mendapat kan jawaban, dan sial nya Bright juga malah mematikan ponsel nya hingga membuat Aska tidak bisa menghubungi nya.

Sungguh demi apapun rasa nya Win ingin menangis saja, saat ia tahu kalau seperti nya kesempatan untuk bertemu kembali dengan suami nya tersebut sangat lah kecil.

"Aska apa uncle Mike sudah menjawab panggilan nya?" Tanya Win pada putra nya yang kini sedang sibuk menghubungi nomor ponsel Mike dan juga daddy nya secara bergantian. "Belum pih, nomor daddy juga tidak bisa di hubungi" sahut Aska yang membuat Win prustasi.

"Argghhh, aku benar benar membenci mu dad" sahut Win yang terus terus memain kan klakson mobil nya untuk meminta kendaraan di hadapan nya menyingkir. "Tenang pih" sahut sang anak pada Win.

"Bagaimana papi bisa tenang Aska,  di saat tidak ada satupun yang bisa kita hubungi ponsel nya karena papi takut kalau kita akan kehilangan daddy"

"Papi tenang ya kita tidak akan kehilangan daddy pih"

"Semoga ya sayang"

.

.

.

Bright pun langsung melangkah kan kaki nya untuk melakukan check in sebelum keberangkatan nya. Dan sekali lagi Bright kembali mengedarkan pandangan nya ke sekeliling nya mungkin saja suatu saat nanti dia akan merindukan suasana Negara kelahiran nya ini sebelum akhir nya ia akan menetap di Negara lain.

Bright pun menghapus air mata yang luruh begitu saja walaupun Bright tidak meminta nya, sungguh Bright merasa berat untuk melangkah kan kaki nya lebih dalam untuk menuju pesawat yang akan membawa nya ke suatu Negara yang akan menjadi tempat tinggal nya nanti.

"Huhhh Aska daddy sangat menyayangi mu sayang, dan Win aku sangat lah mencintaimu percaya lah cinta ini hanya akan menjadi milik mu sayang dan selama nya hanya dirimu lah yang aku ingin kan di dalam hidup ku" gumam nya pada diri sendiri.

"Semoga kepergian ku bisa membuat hidup mu jauh lebih bahagia, aku mencintai mu sayang sangat mencintai mu" ucap Bright yang kemudian mulai kembali melangkah kan kaki nya sebelum pada akhir nya ada segerombolan orang yang mencoba untuk menghentikan langkah nya.

"Apa anda Tuan Bright?" Tanya salah satu dari segerombolan orang tersebut. "Iya saya Bright, kalian siapa?" Tanya Bright balik pada nya.

"Kami adalah orang yang di perintahkan Tuan Besar untuk menahan kepergian anda"

"Tuan besar, siapa yang anda maksud"

"Tuan Alexander"

"Tuan Alex, daddy nya Win?"

"Iya, benar"

"Kenapa dia meminta kalian untuk menahan kepergian ku, apa yang akan kalian lakukan padaku?"

.

.

.

Win sudah ingin menangis saja rasa nya di saat jalanan saat ini sungguh lah padat, bahkan tidak ada kendaraan yang bisa bergerak sedikit pun termasuk kendaraan milik nya.

"Papi sebentar lagi daddy akan take off" ucap Aska yang membuat Win semakin panik rasa nya. "Ya tuhan padahal sebentar lagi kita akan tiba di bandara tetapi kenapa jalanan malah di buat padat seperti ini, rasa nya papi ingin menangis saja Aska" sahut nya prustasi

"Jangan menangis pih" Win pun berdiam diri beberapa saat untuk memikir kan apa yang akan ia lakukan agar ia tidak kehilangan suami nya. "Aska masukkan ponsel mu ke dalam tas papi nak" pinta nya pada sang putra begitu ia mendapat kan ide di kepala nya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Endless LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang