Dibutakan oleh Cinta

23 2 0
                                    


Edward terdiam mendengar ajakan dari pamannya itu. Ini sungguh cerita yang terkonyol yang pernah Ia dengar di sepanjang hidupnya. Sungguh Ia memang ingin tahu tentang cerita hidupnya tetapi tidak berharap ceritanya begitu hebat sehingga lebih mirip dongeng sebelum tidur.

Ia adalah makhluk aneh yang tidak sama dengan manusia biasa. Selama ini Edward berpikir mungkin Ia manusia biasa yang memiliki kelainan ginetik. Edward juga berpikir kalau mungkin dia manusia percobaan dari seorang profesor ilmu science. Edward sama sekali tidak pernah berpikir kalau Ia adalah pewaris tahta kerajaan vampir.

Ah tidak, ini terlalu mustahil dalam hidupnya. Di saat Ia mulai terbiasa dan hidup dengan kelainan tubuhnya dan terutama Ia sudah bertemu dengan Naina.  Gadis cantik yang merubah hidupnya dari membosankan menjadi penuh warna. Naina membuat semangat hidupnya bertambah besar. Ia tidak akan pergi kemana-mana apalagi ke Rumania yang entah ada di mana negara itu.

"Aku sudah mengatakan kepadamu tadi, Aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku akan tetap tinggal di sini. Di kota Banda. Aku akan hidup bersama Naina. Di sini, di Kota Banda." Edward tampak sangat mantap ketika berkata seperti itu.

Pamannya menggelengkan kepalanya, "Tidak Edward! Itu bukan keputusan yang tepat. Keberlangsungan hidup umat manusia ada ditanganmu sekarang," ucap Pamannya Edward berusaha meyakinkan Edward.

"Oh... jangan berlebihan seperti itu Paman. Kalian membuangku ke negara ini dan sekarang aku harus pergi untuk menyelamatkan umat manusia? Kau pikir aku seorang superhero? Seorang superman? Tidak... tidak... aku tegaskan kalau aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku akan hidup di sini, mati di sini dan dikuburkan di sini." Edward berkata seraya berdiri tetapi dengan kecepatan kilat pamannya yang sedang duduk bergerak dan berada di sisi Edward sambil mencekal tangannya.

"Apa karena Naina? Gadis cantik itu? Kau ingin tinggal karena Niana bukan?" pamannya Edward langsung menuduh Edward seperti itu.

"Kau tahu segalanya. Aku tidak mau berbohong kepadamu. Hidupku selama ini hampa, ketakutan, kesepian. Naina memberikanku kehidupan yang lain. Tolong... jangan keluarkan aku dari kebahagiaan yang baru saja aku peroleh." Edward berusaha melepaskan cekalan pamannya dari pergelengan tangannya.

"Percayalah Edward, gadismu itu akan segera meninggalkanmu setelah dia tahu kau adalah vampir." Pamannya Edward berusaha menyadarkan Edward. Edward terdiam seketika. Kata-kata dari pamannya itu seperti sebilah pisau yang sangat tajam menghujam hatinya. Benarkah itu? Benarkah Naina akan pergi meninggalkan dirinya.

Pamannya Edward menyeringai hingga taringnya terlihat berkemilau. Edward masih sangat muda sehingga sangat mudah mempengaruhi pikirannya. Pamannya Edward memang tidak bisa membaca pikiran vampir lain karena seorang vampir hanya mampu membaca pikiran manusia. Itupun tidak semua vampir memiliki kemampuan seperti itu. 

"Naina mencintaiku, dan aku percaya akan cintanya. Cinta itu akan membuat seseorang mau menerima apa adanya orang yang Ia cintai." Edward bersuara perlahan.

"Oh Hallo Edward. Ada pepatah dalam Bahasa Rumania yang mengatakan,"Oameni buni, nu vorbi prostii," yang artinya adalah, orang baik itu tidak akan berkata omong kosong. Karena omong kosong akan mencelakakanmu. Apa kau tahu kalau Naina itu adalah gadis yang penakut?"

"Penakut? tidak! Dia adalah gadis pemberani dan penuh percaya diri. Aku sangat kagum kepadanya."

"Oh Edward,  esti orbit de iubire, kamu dibutakan oleh cinta. Apa kamu tidak tahu kalau dia sangat takut dengan segala jenis hantu? Apa kamu tidak ingat ketika kau pertama kali bertemu dengannya. Dia lari terbirit-birit ketika tahu kau menghilang dengan cepat dari pandangannya?"

"Tetapi aku bukan hantu. Aku tidak kepanasan ketika aku berada di kelas saat mereka belajar agama Islam." Edward terus membantah perkataan pamannya.

"Oh ok, itu salah satu lagi alasan yang terkuat, Naina beragama Islam dan kau. apa agamamu?"

Lagi-lagi Edward terdiam, apa agamanya? Ia tidak pernah diajarkan beribadah berdasarkan agama apapun oleh pengasuhnya. Ia juga tidak pernah ke gereja jika Ia beragama kristen atau pergi ke vihara jika Ia beragama Budha, atau pergi ke Pura jika Ia beragama Hindu.

"Jadi bangunlah dari mimpimu Edward. Kita memang bukan hantu yang  akan takut jika diperdengarkan ayat-ayat suci atau kabur jika di perlihatkan salib. Kita tidak akan terbakar jika diciprati air suci dari seorang biksu. Karena kita memang belum mati. Kita masih hidup walaupun metabolisme tubuh kita berbeda dengan manusia biasa. Jadi kembalilah ke negaramu dan berjuanglah agar kita bisa hidup berdampingan secara damai dengan umat manusia."

"Paman bilang kepadaku jangan berbicara omong kosong tetapi sekarang paman bicara omong kosong. Jika benar kita adalah makhluk vampir yang senang meminum darah terlepas dari darah apapun. Apakah manusia rela hidup berdampingan dengan kita walaupun kita berjanji tidak akan membunuh mereka.

Manusia adalah makhluk egois yang akan memusnahkan apa saja yang dapat mengancam kehidupannya. Jadi aku pikir selamanya manusia dan vampir itu dapat bersatu. Aku tidak mau terlibat dalam kehidupan yang rumit seperti itu. Berperang selamanya dengan manusia. Biarkan saja Paman Andrei yang menjadi pemimpin kerajaan vampir."

"Tetapi dia akan menghancurkan umat manusia, Edward. Apakah kau tidak takut itu terjadi?" Pamannya Edward seperti mengeluarkan suatu statment ancaman.

"Takut? Paman pikir manusia itu selemah itu? Diserang langsung musnah. Bukankah tadi paman bercerita bagaimana ayahku berkata kalau manusia itu memiliki peluang lebih besar untuk menang melawan manusia. Yang pertama manusia dapat hidup di siang dan malam hari. Tetapi vampir hanya dapat hidup di malam hari.

Vampir bisa bergerak cepat tetapi senjata manusia memiliki pergerakan yang lebih cepat. Jika vampir bisa mati karena sinar matahari maka aku yakin dalam sekejap umat manusia itu bisa menciptakan senjata laser yang sinarnya menyerupai sinar matahari sehingga dalam sekali sapu umat vampir akan mati semua sebelum vampir itu memberikan perlawanan." Edward mengucapkan banyak analisa yang membuat pamannya Edward melongo. 

Bagaimana bisa Edward yang umurnya baru tujuh belas akan akan delapan belas dalam tiga bulan ke depan begitu pintar dan hebat dalam cara berpikirnya. Dia pasti akan menjadi raja hebat. Tetapi sayangnya Edward tidak mau di bawa ke Rumania. Bagaimana bisa Edward tetap tinggal di sini. Raja Andrei akan menciptakan kehancuran bagi umat vampir lebih cepat sedangkan Edward setidaknya memiliki darah setengah manusia. Ada harapan kalau Edward akan menciptkan kedamaian diantara umat manusia dan vampir.

"Edward, kau tidak boleh egois. Tolong berpikirlah terlebih dahulu sebelum memutuskan. Atau bagaimana kalau kau berbicara dulu dengan Naina. Lalu kau putuskan setelah pembicaraan kalian. Jika Naina memang mencintaimu, Ia pasti tidak akan keberatan ikut denganmu ke Negara Rumania. Mungkin kau bisa menikahi Naina dan menjadikannya ratu vampir seperti ibumu." Pamannya Edward mencoba bernegosiasi dengan Edward. Kali ini Edward terdiam. Mungkin apa yang dikatakan pamannya benar. Ia harus berterus terang kepada Naina tentang siapa dirinya. 

DICULIK PANGERAN VAMPIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang