Pengakuan Edward

14 1 0
                                    


Pulang dari rumah Salwa, Edward mengajak Naina untuk mengobrol dulu di sebuah bukit di tepi hutan tetapi memang tempat itu tidak jauh dari desa tempat Naina tinggal dan villa Edward. Bukit itu ditanami berbagai jenis sayuran. Udara yang dingin dan sejuk menyebabkan tanaman sayuran tumbuh dengan subur. Seperti tomat, buncis, mentimun, bawang daun dan banyak lagi. Pemandangan di depan menjadi sangat indah karena perkebunan sayuran itu tertimpa sinar matahari di senja hari.

Para petani sudah pulang sejak tadi sehingga bukit itu menjadi sangat sunyi dan hanya terdengar suara serangga yang menemani mereka. Ini sebenarnya sangat romantis membuat Naina malah terpaku menatap pemandangan indah di depan sana. Semilir angin senja meniupkan beberapa helai rambut yang membuat Naina terlihat lebih cantik dari biasanya.

Edward duduk di samping Naina dengan gelisah. Tidak seperti Naina yang tampak sangat menikmati pemandangan di senja hari. Edward malah terlihat lebih gelisah dari biasanya. 

"Naina... Aku ingin bertanya kepadamu." Edward mulai berkata dengan hati-hati.

"Pertanyaan apa?" Naina berkata sambil terus menatap sinar mentari yang perlahan mulai tenggelam. Semburat warna jingga tampak menyinari lereng gunung di depan Naina dan itu pemandangan terindah yang pernah Naina lihat di sepanjang hidupnya.

"Apakah kau tahu tentang makhluk yang bernama vampir?" Edward malah mencoba menggali pengetahuan Naina tentang makhluk vampir.

"Vampir? Makhluk penghisap darah? Drakula?" Naina menjawab pertanyaan Edward dengan pertanyaan lagi.

"Bukan Naina, mereka dua makhluk yang berbeda walaupun sama-sama penghisap darah."

"Bedanya apa?" Naina melirik ke arah Edward. Suasana sangat romantis mengapa Edward malah memilih topik pembicaraan tentang vampir dan drakula? sungguh di luar nalar. Apa tidak ada topik pembicaraan lain yang lebih berbobot. Misalnya nanti setelah lulus SMA mau kuliah kemana?

"Drakula lebih mengerikan dari vampir, Ia berasal dari masa lampau yang hidup abadi sepanjang mereka tidak dimusnahkan. Sedangkan vampir tidak, vampir bisa berasal dari manusia zaman sekarang yang memang menjadi vampir karena divampirkan. Vampir lebih manusiawi dibandingkan Drakula dan memiliki taring yang tersembunyi. Berbeda dengan drakula yang taringnya akan terlihat sepanjang waktu. Drakula bisa bertransformasi menjadi kelelawar, srigala atau binatang apapun yang mereka inginkan. Tetapi vampir tidak bisa bertrasformasi."

Sampai Edward bercerita seperti ini, barulah Naina merasa tertarik. Bukan karena tertarik dengan vampir dan drakula yang diceritakan Edward. Tetapi lebih tertarik dengan mengapa Edward sampai tahu secara detail seperti itu? Apakah Edward sedang tertarik dengan cerita supranatural? Apakah Edward tidak tahu kalau Naina sama sekali tidak tertarik dengan cerita seperti itu. Ini abad dua satu, orang-orang sedang berbicara tentang robotika. Orang-orang tiruan yang akan bergerak dan bertindak dengan kecerdasan buatan. Otak mereka akan dibuat dari chip yang ditanam di kepala mereka. Lalu mengapa harus membicarakan Drakula yang hidup berabad-abad yang lampau. Hidup itu harus bergerak maju dan bukan bergerak mundur.

"Apakah saat ini penting untuk mengetahui hal itu? di depan ada pemandangan gunung yang indah dan di bawah kita ada kebun yang terhampar bagaikan permandani di kaki langit. Tetapi mengapa kau malah bercerita tentang drakula dan vampir?" Mata Naina yang indah tampak membelalak. Ia kesal bukan main dengan cerita Edward.

Edward tidak menjawab karena dari kejauhan Ia mendengar suara anjing melolong. Naina mengalihkan pandangan matanya ke arah gunung lagi. Suara anjing yang melolong itu terdengar jauh sehingga Naina tidak terlalu takut. Lagipula sejak tinggal di desa neneknya, Naina tidak takut lagi dengan binatang anjing karena para penduduk desa banyak yang memelihara anjing. Anjing itu binatang penjaga yang bisa menjaga kebun mereka dari serangan babi hutan.

Edward kembali menarik nafasnya. Ia merasa sangat berat untuk berterus terang tetapi Ia harus mengatakannya. Waktunya tidak banyak. Pamannya bersikeras Ia harus pulang ke Rumania. Edward ingin mendengar jawaban dari Naina, apakah Naina akan menerima dia apa adanya? Apakah jika Naina menerima dia apa adanya, Naina akan bersedia ikut ke Rumania atau tetap akan tinggal di Indonesia. Semua ini ingin Edward ketahui langsung dari Naina.

"Naina, tahukah kau kalau Aku seorang vampir," kata Edward akhirnya kepada Naina. Suara Edward begitu pelan tetapi sampai ke telinga Naina bagaikan semilir angin. Tentu saja Naina tidak menganggap perkataan Edward ini sebuah perkataan yang serius.

Kemudian Naina menoleh dan membeliakkan matanya yang indah itu ke arah Edward. Senyumnya sangat menawan ketika menjawab," Kalau kau vampir maka aku adalah gadis srigala." 


Lalu Dengan wajah malas Naina memalingkan kembali wajahnya dan menatap ke arah puncak pegunungan yang sangat indah. 

"Itulah alasan mengapa aku tidak pernah makan dan minum seperti layaknya manusia karena aku hanya bisa memasukkan darah ke dalam tubuhku." Edward kembali berkata. Ia berusaha meyakinkan Naina.

"Kau tidak usah bercanda seperti itu Edward. Aku sedang menikmati indahnya pemandangan di senja hari. Walaupun kau tidak makan dan minum di hadapanku, itu bukan berarti kalau " Naina menggelengkan kepalanya.

Edward tampak menghela nafas. Dikira Naina, Ia sedang bercanda. Maka ketika Naina masih tetap menatap puncak pegunungan maka Edward berbisik di telinga Naina."Lihatlah Naina!" bisik Edward.


Naina menoleh dan seketika mata indahnya terbelalak. Bagaimana tidak? Mata Edward yang biru itu berubah menjadi merah menyala seperti api yang berkobar-kobar, mukanya yang putih berubah semakin pucat dan yang paling mengerikan adalah gigi taring Edward yang memanjang dan mencuat di kiri dan kanan bibirnya. Bibir itu menjadi semerah darah.


Naina menggosok-gosok matanya. Mungkinkah Ia berhalusinasi seperti Salwa? Tubuh Naina mendadak menggigil, tangannya gemetar ketika Ia menggosok-gosok matanya tetapi pemandangan itu masih sama. 


Mungkinkah Edward sedang nge-prank dirinya? Apakah Edward sedang membuat konten tiktok. Sungguh sangat membagongkan. Dia harus diberi pelajaran. Jangan dikira kalau kekasihnya ini adalah orang bodoh yang bisa ditakut-takuti seperti itu. Ia adalah Naina si anak pintar yang selalu menduduki rangking ke satu di kelas.

Dengan gerak cepat Naina  lalu menampar pipi Edward. Edward berteriak kesakitan. Ah dia berteriak berarti dia manusia biasa. Kalau hantu mana mungkin Ia berteriak kesakitan seperti manusia.  Tetapi Naina masih belum puas. Ia melihat Edward yang sibuk mengusap pipinya yang terkena tamparan pipinya.

 Naina kemudian mengulurkan menarik taring Edward dan berharap taring itu lepas. Naina berharap taring yang ada di bibir Edward adalah taring palsu tetapi taring itu tidak lepas. "Sial...," Naina mengumpat dan ketika tangan Naina akan mencolok mata Edward yang berwarna merah.

Edward berteriak, " Hentikan tingkah konyolmu! Aku memang vampir," teriak Edward sambil meraung, Ia memperlihatkan posisi kedua tangannya yang seperti hendak mencakar. Naina melihat kuku tangan Edward memanjang seperti cakar pada binatang harimau. Naina langsung jatuh pingsan.

Di atas pohon kiara tampak pamannya Edward yang sengaja mengikuti mereka menggelengkan kepalanya melihat tingkah Edward.

 "Dasar bocah bodoh!" umpatnya sambil meloncat turun menghampiri Edward yang langsung kebingungan melihat Naina pingsan.

DICULIK PANGERAN VAMPIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang