Rencana Putri Aurora

14 0 0
                                    


"Siapa kau?" Edward berdiri dengan badan siaga. Sedangkan Pamannya malah kelihatan bingung melihat gadis itu berjalan mendekati Edward. Edward malah memasang kuda-kuda siapa untuk berkelahi. Pamannya memegang bahu Edward dan menekannya.

"Dia sepupumu, Putri Aurora. Kau jangan pasang badan tegang seperti itu." kata Pamannya.

"Putri Aurora siapa? Sepupu yang mana lagi?" Tidak sedikitpun Edward mengendurkan tubuhnya yang sedang bersiaga itu.

"Dia adiknya Pangeran Kelvin," ucap Pamannya lagi sambil menarik tangan Edward agar Edward bersikap sopan.

Mata Edward yang mulai berubah menjadi merah itu melebar, kedua taring Edward memanjang dan mencuat.

"Kalau begitu dia adalah musuhku," Edward mengeram bagaikan binatang yang terluka.

"Aku bukan musuhmu, adik Edward. Aku akan berada di sisimu. Aku akan membantumu untuk melawan kakakku." Putri Aurora berjalan mendekati Edward. Ia melihat Edward dari rambut sampai kaki terus berulang-ulang.

Paman Antonio berdiri tidak jauh dari Putri Aurora tetapi dia tetap waspada. Benar yang dikatakan oleh Edward kalau dia adiknya Pangeran Kelvin maka Ia bisa saja menjadi musuh Edward.

"Tetapi mengapa? Kalau kau memang adik dari Pangeran Kelvin dan Pangeran Kelvin adalah musuhku maka kau pasti musuhku juga bukan?"

"Tentu tidak kalau Aku juga membenci kakakku sendiri. Dia adalah vampir yang sangat jahat. Dia membunuh kekasihku dan menghisap darahnya sampai kering karena tidak setuju dengan hubungan kami hanya karena dia manusia.

Ketika Aku menangis sambil memohon agar Kakakku tidak membunuhnya dan mengizinkan aku mengubahnya menjadi vampir. Kakakku menolak. Aku tidak boleh menikah dengan manusia ataupun dengan vampir buatan. Aku hanya boleh menikah dengan vampir murni. Kau bisa bayangkann bagaimana sakitnya hatiku melihat manusia yang kucintai mati mengering di hadapanku sendiri." Wajah Putri Aurora begitu murung. Paman Antonio berusaha menyelami perasaan Putri Aurora. Tetapi Paman Antonio tidak bisa membaca pikiran Putri Aurora karena dia vampir berdarah murni. Jadi paman Antonio hanya bisa melihat dari ekspresi dari Putri Aurora untuk mengetahui apakah dia sedang berbohong atau berkata jujur.

"Jadi kau sekarang akan membelot kepada kami?" tanya Paman Antonio.

"Dia membawa seorang anak gadis yang sangat cantik. Katanya dia kekasih Pangeran Edward. Tetapi kelihatannya kakakku sangat tertarik pada gadis itu. Dia mengajaknya makan malam dan membuktikan kepadanya kalau kami bukan vampir. Naina nama gadis itu mengatakan kalau vampir pasti tidak makan dan minum seperti dirimu. Tapi kami bisa makan daging dan minum air putih sedikit.

Kakakku mengatakan kalau kau vampir yang harus dibunuh sedangkan kami adalah manusia biasa. Kakakku benar-benar sangat pandai." Putri Aurora tertawa hingga terlihat gigi taringnya.

"Bagaimana keadaan Naina? Katakan kepadaku! Apakah dia baik-baik saja? Apakah kakakmu memperkosanya?" tanya Edward seraya mengguncangkan bahu Putri Aurora.

"Hey..hey... buruk sekali perkataanmu. Kakakku sangat tampan, tanpa perlu memperkosa semua wanita akan jatuh hati kepadanya. Dia juga Pangeran putra mahkota, hartanya banyak. Bayangkan saja, usai kami sudah ratusan tahun tentu saja banyak harta yang sudah kami kumpulkan. Perempuan mana yang tidak tergoda dengan harta dan ditambah dengan ketampanan. Laki-laki punya salah satu kelebihan itu pasti akan mampu menggetarkan sebagian " Putri Aurora berjalan mengelilingi Edward.

Mendengar betapa tampannya Pangeran Kelvin, hati Edward lansung didera rasa cemburu. Naina sangat agresif dan terkadang tidak tahu malu. Ia pasti menggoda Pangeran Kelvin habis-habisan seperti Naina menggodanya dulu.

"Tapi kakakmu vampir yang jahat, aku yakin Ia tidak akan mencintai Naina. Ia akan membunuhnya seperti yang dia lakukan pada kekasihmu."

"Tentu saja, karena dia vampir yang tidak punya hati. Dia sangat jahat, Ia hanya akan bersenang-senang dengan Naina. Tetapi jika seandainya Nainamu itu tidak setia, untuk apa kau pertahankan?" Putri Aurora menghela nafasnya. 

Kemarin dia jelas melihat bagaimana kakaknya merayu Naina dengan mengarang cerita bohong. Mata kakaknya begitu berbinar saat menatap Naina. Belum pernah Ia melihat kakaknya sebahagia saat dia menatap Naina. Putri Aurora jelas melihat ada cinta di mata kakaknya tetapi Ia masih tidak percaya kalau kakaknya benar-benar jatuh cinta. Lagipula sebagai putra mahkota jelas istrinya sudah dicarikan oleh pihak kerajaan.

"Aku tidak perduli kalau seandainya Naina mencintainya, asal jangan disakiti." Muka Edward begitu murung. Semangat bertempurnya jadi menurun. Padahal tadi Ia sangat bersemangat untuk menyerang Pangeran Kelvin.

"Eh... mengapa begitu Edward? Kau kan harus membunuh Pangeran Kelvin." Paman Antonio menjadi cemas. Jangan-jangan mendengar cerita dari Putri Aurora maka Edward tidak jadi menyerang Pangeran Kelvin.

"Itu bukan jawaban seorang laki-laki. Jika kau mencintai Naina maka kau harus membunuh Kakakku lalu menikahiku agar Naina mu itu hidup menderita." Putri Aurora mengusap pipi Edward dengan lembut.

Edward tentu saja terkejut. Ia menepiskan tangan Putri Aurora. "Apa yang kau katakan?Jangan main-main denganku."

"Aku tidak main-main Edward. Kau adalah anak dari paman Andrian. Ayahku menggulingkan tahta ayahmu. Membunuh ibu dan ayahmu sekaligus. Sebenarnya yang membunuh bukan hanya ayahku tetapi Kakakku Kelvin yang melakukan. Mereka membunuh orang tuamu dengan kejam. Bahkan jika Paman Antonio tidak menyelamatkanmu tentu kau juga sudah mati.

Hisaplah darahku Edward dan menikahlah denganku. Mari kita bunuh kakakku bersama-sama dan kemudian kita hidup bahagia membangun kerajaan vampir dan hidup berdampingan dengan damai." Putri Aurora merangkul Edward dari belakang. Tetapi Edward langsung menyingkirkan tangan Putri Aurora.

Ada apa dengan wanita-wanita yang ada di dekatnya? Pertama Salwa kemudian Naina dan sekarang putri Aurora. Mereka bertiga sangat agresif kepadanya. Apakah semua wanita seperti itu? Bikin gerah saja. Edward mengomel dalam hati, Ia kemudian menggeser kakinya menjauh.

"Putri Aurora, sebaiknya jangan berbicara sembarangan. Pernikahan adalah hal yang sangat sakral dalam dunia kita. Tidak boleh dijadikan permainan. Anda anda adalah putri kerajaan pasti sudah di jodohkan. Benarkan?"

"Itu juga yang menjadi penyebab mengapa kakakku membunuh kekasih manusiaku. Tetapi sekarang aku tidak perduli. Bukankah mereka semua akan mati? Lagipula tahta itu seharusnya milik Pangeran Edward. Aku tahu masih banyak pengikut setia dari Paman Andrian. Mereka masih menunggu Pangeran Edward. Mereka tidak akan pernah mau tunduk setia kepada Kakakku jika Pangeran Edward masih hidup.

Jadi kakakku jelas akan menggunakan Naina untuk memancing Pangeran Edward datang ke kastil dan kemudian akan membunuhnya dalam pertemua besar para vampir."

"Pertemuan besar para vampir?" Paman Antonio tampak terkejut.

Putri Aurora menganggukan kepalanya. "Kakakku bilang kalau Pangeran Edward harus di bunuh di tengah-tengah pertemuan para pejabat kerajaan vampir di sebuah lapangan di malam purnama. Sekitar tiga bulan dari sekarang. Kakakku akan menantangmu untuk duel. Yang hasilnya sudah aku pastikan kalau kakakku pasti akan menang. Jadi duel itu bukanlah duel yang seimbang. Kakakku pasti akan membunuh Pangeran Edward. Kecuali kalau kalian mengikuti rencanaku."

"Rencana apa?" Edward menjadi penasaran.

Sontak Putri Aurora menoleh ke arah Edward. "Aku akan memberitahukanmu kalau kau mencium pipiku," Putri Aurora mengerling dengan genit.

"Kau vampir wanita yang mesum," kata Edward dengan muka marah.




DICULIK PANGERAN VAMPIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang