Senjata Perak

15 0 0
                                    


Edward menatap bulan purnama di langit yang berwarna gelap.  Suara srigala terdengar melolong. Seumur hidupnya baru kali ini Ia mendengar srigala melolong. Edward bahkan belum pernah melihat makhluk yang bernama srigala itu seperti apa. Maklum saja di Indonesia tidak ada binatang srigala.

Edward berdiri di depan jendela yang menghadap ke hutan pinus. Tempat tinggal pamannya sangat luas dan gelap. Lampu temaram membuat manusia biasa tidak akan bisa melihat dengan jelas. Tetapi bagi para vampir yang bisa melihat dalam kegelapan hal itu bukanlah masalah.

Putri Aurora berdiri di belakang Edward dan menatap punggungnya. Semalam mereka melakukan ritual yang biasa dilakukan oleh para vampir. Ia memberikan darahnya kepada Edward agar kekuatan Edward bertambah. Sebentar lagi Edward harus pergi ke kastil Pangeran Kelvin. Mereka akan pergi mengendarai mobil roll royce.

Edward merasakan kehadiran Putri Aurora, Ia menoleh ke belakang dan mukanya kembali memerah mengingat kejadian semalam. Edward tidak mencintai Putri Aurora tetapi Ia tidak bisa mengelak dari ritual semalam. Ini pertama kalinya Edward menyentuh seorang wanita. Umurnya sekarang delapan belas tahun, sebenarnya Edward sudah mulai memasuki usia dewasa. 

Putri Aurora memeluk pinggang Edward dari belakang dan menyenderkan pipinya ke punggung Edward. Dalam segi usia Putri Aurora jauh lebih tua dibandingkan dengan Edward. Tetapi apalah arti usia bagi vampir yang bisa hidup sampai ratusan tahun dengan wajah yang tetap muda. Dari segi fisik Putri Aurora, Pengeran Kelvin dan Edward seperti seusia. 

"Kau pasti baru pertama kali melakukannya," kata Putri Aurora sambil tersenyum. Edward sungguh naif dan polos. Mungkin karena usianya yang masih muda.

"Tentu saja, kau pikir aku ini vampir tidak bermoral? Kami di Indonesia tidak memiliki pergaulan yang bebas tanpa batasan. Kami sangat menjunjung tinggi moralitas. Tidak melakukan hal seperti tadi malam sebelum menikah."

"Tapi kita sudah melakukan suatu ritual yang menurut budaya vampir itu sama saja dengan pernikahan."

"Aku melakukannya tanpa cinta. Aku hanya ingin lebih kuat untuk melawan kakakmu. Kau jangan berharap terlalu jauh. Aku hanya  mencintai Naina." Edward menjawab dengan ketus.

"Jangan galak-galak, Edwardku sayang. Tidak semua pernikahan harus di dasari cinta apalagi setelah kekasih manusiaku dibunuh kakakku. Aku tidak percaya lagi dengan cinta."

"Berarti kemarin kau melakukannya tanpa cinta?"

"Tidak begitu juga. Aku menyukaimu Edward sejak pertama kali Aku bertemu, bagiku itu jauh lebih cukup. Aku juga tahu kalau kau mencintai Naina. Tetapi kita perlu bersekutu untuk melawan kakakku. Bahkan setelah meminum darahkupun kau belum tentu dapat mengalahkannya. Usia baru tujuh belas tahun tetapi kakakku berumur dua ratus tahun. Dia berdarah murni dan kau berdarah campuran. Jika kita tidak mencari cara lain maka jika kau ada sepuluhpun belum tentu dapat mengalahkan kakakku." Putri Aurora berkata seraya mengusap punggung Edward.

"Kalau begitu, aku akan mati bukan?" Hati Edward menjadi ciut, andaikan bukan karena Naina, Ia sudah pergi melarikan diri. Ia tidak perduli dengan umat vampir dan umat manusia. Ia lebih baik hidup di Indonesia dengan tenang di vilanya. Mengapa hidupnya bisa berubah dalam sekejap. Terperangkap di negara yang sangat asing. Ia memang lahir di sini bahkan Ia baru tahu kalau Ia warga negara Rumania dan bukan warga negara Indonesia. Tetapi sungguh Ia tidak mengenal tanah kelahirannya.

"Kau tidak harus mati Edward jika kau bisa mengalahkan kakakku,"

"Tapi dari perkataanmu dan perkataan paman, mengapa kedengarannya seperti aku akan kalah dan mati di tangan kakakmu," desah Edward.

"Kita akan melawannya Edward. Kakakku memiliiki kelemahan. Kau jangan khawatir, kau hanya perlu bertahan beberapa saat sebelum aku melakukan sesuatu agar kau bisa menang."

"Apakah kau tidak bermaksud menipuku?" Edward bertanya kembali sambil matanya tetap menatap ke arah gelapnya malam.

"Untuk apa aku menipumu, Aku bukan vampir wanita yang bisa tidur dengan sembarangan makhluk baik manusia ataupun vampir. Aku adalah seorang putri raja yang memiliki kemuliaan. Jika aku ingin membuatmu mati mengapa tidak sekarang saja Aku bunuh kau. Atau kenapa tidak kemarin malam saja kau bunuh aku. Saat kau menghisap darahku. Kau sedang dalam keadaan lengah kemarin malam. Jadi berhentilah mencurigaiku.

Aku hanya ingin Kakakku mati. Dia terlalu mengerikan untuk dibiarkan hidup. Dia akan mencelakakan kami semua. Saat ini sudah ada perpecahan diantara kami. Sebagian pengikut kakakmu dan sebagian lagi pengikutmu. Agar kerajaan kami bisa bersatu kembali maka salah satu dari kalian memang harus mati. Aku lebih memilih kakakku yang jahat itu yang mati. Kelak jika kau menjadi raja maka Aku yang harus menjadi permaisuri bukannya Naina."

"Mengapa? Aku tidak setuju. Aku ingin Naina yang menjadi permaisuri."

Putri Aurora menggelengkan kepalanya, "tidak bisa Edward, bukan karena aku serakah dan ingin menjadi permaisuri tetapi ini demi keselamtanmu dan Naina juga. Jika aku tidak menjadi permaisuri maka para vampir pengikut ayahku akan marah dan tidak setuju, tetapi jika aku menjadi permaisuri setidaknya aku memberikan kepuasan kepada mereka setelah kakakku terbunuh."

"Kau sungguh-sungguh ingin kakakmu mati? Apa kau tidak menyayangi kakakmu?"

"Aku menyayanginya pada asalnya tetapi semakin kesini aku melihat ambisinya semakin aneh, Pemurnian Vampir, heh? Apakah dia mau menyamakan dirinya dengan  pemimpin Ku Klux Klan?"

"Ku Klux Klan?" Edward mengerutkan keningnya karena tidak mengerti.

" Ya, Kelompok Ku Klux Klan adalah kelompok yang berkeyakinan bahwa ras kulit putih adalah ras yang terbaik sehingga kemudian mereka membunuh semua orang di luar ras kulit putih. Itulah yang ingin di lakukan kakakku. Kakakku menganggap kalau vampir murni adalah ras terbaik di muka bumi sehingga mereka akan memusnahkan semua ras selain vampir murni. Tetapi kakakku juga mengatakan kalau mereka tidak akan memusnahkan semua, mereka akan mempertahankan beberapa dari mereka untuk memuaskan keinginan vampir murni terhadap darah mereka."
"Kakakmu adalah vampir gila. Ia memang harus mati. Mengapa kau tidak membunuhnya sendiri?" 

"Kalau aku membunuh kakakku sendiri maka aku akan  dianggap sebagai pemberontak dan aku akan mati dibunuh mereka. Tetapi kalau kau membunuh kakakku dalam duel yang disaksikan oleh semua vampir kerajaan maka itu bukanlah suatu kejahatan, tetapi ini adalah duel untuk memperebutkan kepemimpinan."

"Apakah kakakmu memiliki kelemahan?"

"Secara spesifik sih tidak, tetapi seperti vampir pada umumnya. Dia akan mati jika dibunuh menggunakan senjata yang berbahan perak. Dia juga akan mati jika terpapar matahari terlalu lama."
"Aku tahan terhadap sinar matahari."

"Benar karena kau adalah vampir berdarah campuran dan kau memiliki gen manusia salah satunya tahan terhadap sinar matahari. Tapi masalahnya, Kakakku tidak akan pernah keluar di siang hari. Di siang hari Ia akan tidur di sebuah peti dan dijaga dengan ketat. Jadi kita hanya punya satu kesempatan yaitu membunuhnya dengan senjata perak. Aku tidak tahu apakah kau resisten tidak dengan logam perak?"

"Entahlah Aku tidak pernah memegang benda dari perak." 

"Kalau begitu cobalah kau memegangnya." Suara Paman Antonio terdengar di belakang mereka. 

DICULIK PANGERAN VAMPIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang