024 || Berakhir

187 64 12
                                    

Satu minggu sejak pertengkaran itu terjadi, baik Esha dan Noa memilih saling diam. Sibuk menetralkan perasaan masing-masing. Sayangnya perang dingin antara mereka terendus oleh teman-temannya bahkan Anna yang baru saja mengetahui hubungan Esha dan Noa juga terkejut kala Esha bercerita bahwa ia dan Noa bertengkar hari itu setelah kepulangannya.

Di mana pun itu, baik di sekolah mau pun di apartemen. Esha selalu berusaha menghindar dari Noa. Ketika melihat Noa di kantin, Esha bahkan rela putar balik dan tidak jadi makan. Memilih menahan rasa laparnya hingga bel pulang berbunyi.

Begitu pun Noa, Noa diam bukan karena marah pada Esha. Marah pada dirinya sendiri dan merasa bersalah karena sempat membentak Esha, gadis yang bahkan sudah sejak satu tahun ia jaga dan ia sayang.

“Putar balik lagi. Lo berdua kenapa sih? Lagi ribut?” tanya Javier ketika melihat Esha yang memilih putar balik kala mendapati Noa dan teman gengnya berada di tangga ujung koridor dekat dengan pintu kantin.

Noa diam tak menjawab, berpura-pura sibuk memainkan ponsel, padahal nyatanya ia hanya bulak balik membuka galeri yang berisi banyak sekali foto dirinya dan Esha.

“Ribut? Biasanya juga saling jambak, kenapa sekarang malah saling diem?” tambah Sarga melirik sekilas Noa yang duduk di sampingnya.

“Padahal kita baru aja tahu hubungan lo berdua. Kenapa malah ribut?” Saka juga menimpali, pasalnya seminggu ini kelas rasanya sangat sepi sebab tak ada kemarahan Esha untuk Noa. Ia juga jadi sedikit segan dengan Noa, karena aura yang Noa keluarkan membuatnya takut.

Dan sudah seminggu pula Agan mengambil izin setelah Neneknya yang berada di Sumedang meninggal. Saka jadi merasa sendirian karena Noa yang sedang tidak bisa diajak bercanda, kelas juga jadi hening dan sepi.

“Noa,” panggil Jiel pelan tapi terdengar tegas. Sebagai ketua ekstrakurikuler fotografi, wibawanya sebagai pemimpin tak perlu di ragukan. Semua orang tunduk akan perintahnya, teman-temannya juga.

Tapi kali ini Noa tidak, emosinya masih tidak stabil jadi daripada ribut dengan teman-temannya Noa memilih berlalu setelah mengucapkan satu kata yang terdengar ketus. “Berisik!”

“Buset. Si Noa kalau emosi gini serem juga,” ujar Saka menatap ngeri kepergian Noa.

Javier mengangguk setuju. “Hooh, agak takut gue.”

“Lagian dia kenapa sih? Ribut apaan sama si Esha sampe emosinya berhari-hari gini?” tanya Sarga seraya melirik Jiel.

Jiel mengangkat bahunya, ia juga tak tahu tentang masalah Noa kali ini. Cowok yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri itu belum bercerita.

“Noa di minta pindah lagi ke Jepang.” Haraz yang sejak tadi diam akhirnya angkat suara.

Noa memang tidak bercerita kepada mereka, tapi Haraz mendengarnya dari Anna. Gadis yang berstatus sebagai sepupunya itu bercerita bahwa Noa dan Esha ribut karena kepindahan Noa yang mungkin akan segera terlaksana. Tadinya Anna ingin meminta solusi juga kepada Haraz, tapi tak jadi karena Anna terkejut, ternyata Noa tidak bercerita kepada teman-temannya.

“Sama bokapnya?” tanya Jiel memastikan.

Haraz mengangguk, “adiknya masuk rumah sakit lagi terus kritis, dia selalu cari Noa. Jadi Noa di minta balik lagi ke sana. Dan Esha gak izinin dia balik.”

“Papanya gak waras? Setelah buang Noa sendirian di sini terus seenaknya malah minta balik. Emang alasannya Nauni, tapi gak menutup kemungkinan kalau Noa bakalan disakiti lagi kan? Mamanya aja bahkan masih gak sudi lihat muka si Noa.” Saka sedang dalam mode waras. Setelah mendengar alasan Noa dan Esha ribut, ia jadi berada di pihak Esha. Karena Saka tahu tindak tanduk keluarga Noa di sana. Dan Saka juga mengerti Esha menahan Noa bukan karena rasa egoisnya, tapi karena rasa takutnya.

Hidden Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang