040 || Happy Birthday

35 7 0
                                    

Dua sepatu bermodel sama dengan ukuran yang berbeda itu melangkah silih berganti. Jemari tangan yang saling bertaut membuat senyum tipis dari kedua bibir merah muda itu tercipta.

Hari ini setelah dua hari pulang dari Jepang, Esha mengajak Noa untuk berkeliling di sekitar taman kota. Istilahnya garden date.

Esha mengajak Noa ke tempat ini bukan tanpa alasan, pasalnya ia sedikit menyiapkan sebuah kejutan untuk kekasihnya itu. Lantas kaki kecilnya berhenti di depan sebuah karpet yang terbentang, ada keranjang buah di sana dan satu buah kotak sederhana dengan pita berwarna hitam menghiasinya.

“Lo duduk, dulu. Gue mau ambil sesuatu.” Pinta Esha seraya mendorong pelan punggung tegap Noa. Setelahnya gadis itu berbalik arah meninggalkan Noa yang sudah terduduk dengan pandangan yang bingung.

“Tumben?” Noa bersuara pelan ketika netra matanya tak sengaja menatap satu buah kotak berhias pita. Esha tidak pernah menyiapkan hal yang seperti ini, makanya ia heran. Apalagi tadi pagi, gadisnya itu sangat bersemangat sekali mengajaknya ke taman kota ini.

Noa sempat menolak dengan alasan lelah setelah perjalanan dari Jepang, sayangnya Esha tetap kekeh mengajaknya keluar. Dan melihat gadisnya itu menyiapkan satu buah kotak yang ia perkirakan sebagai hadiah itu membuat Noa jadi curiga. Jangan-jangan Esha memang akan memberikannya hadiah, tapi untuk apa?

Noa sibuk dengan pikiran sendiri, sampai ia tak sadar bahwa sang pujaan hati sudah ada di depan mata dengan satu buah kue berwarna biru di tangan lengkap dengan lilin yang sudah menyala.

Happy birthday, sayang.” Seru Esha nyaring, keadaan taman masih terbilang sepi jadi ia tak perlu merasa malu nantinya.

Noa yang tadinya sibuk sendiri, mulai menengadahkan kepala saat telinganya mendengar suara lembut sang kekasih. Senyumnya tak bisa lagi ia tahan kala melihat Esha juga tengah tersenyum manis menatapnya. Wajah cantiknya bersinar di bawah cahaya mentari. Rambutnya yang dibiarkan terurai beterbangan karena angin, begitu pun dress cantik bermotif bunga yang bergerak-gerak mengikuti gerakan sang pemilik tubuh.

“Gue baru ingat ulang tahun lo. Sorry ya, perayaannya telat.” Tambah Esha sembari mendudukkan diri di depan Noa. Sejujurnya Esha memang sedikit merasa bersalah sebab melupakan hari kelahiran sang kekasih. Padahal seharusnya ia harus merayakan kelahiran Noa pada tanggal 9 Desember, sayangnya pada hari itu mereka tengah mengikuti ujian jadi ia terlalu sibuk belajar hingga melupakan hari kelahiran Noa.

Noa belum menjawab, cowok yang hari ini mengenakan kemeja cream itu masih terpaku merasa haru karena nyatanya Esha mengingat hari kelahirannya, padahal ia saja melupakan hari itu. Meskipun terlambat, Noa tetap merasa senang.

“Gue bahkan gak ingat itu, Sha. Makasih, ya.” Ujar Noa seraya mendekat menarik tubuh sang kekasih masuk ke dalam dekapannya. Di usapnya lembut surai sang kekasih, Noa benar-benar merasa beruntung memiliki Esha dalam hidupnya. Gadis itu amat berharga untuknya.

Esha mendorong tubuh Noa, lalu melepaskan diri. Ia lantas menunduk pura-pura sibuk melindungi api agar tidak terkena angin, nyatanya ia hanya berusaha menyembunyikan pipinya yang mulai terasa hangat. “Udah ah, make a wish. Habis itu tiup lilinnya, nanti keburu mati karena angin.”

Noa tersenyum tipis, ia mulai memejamkan mata menyebutkan asa yang berbeda dari tahun sebelumnya. Jika dulu ia selalu berharap akan kembali bersama dengan keluarganya, maka sekarang ia berharap akan terus bersama dengan keluarganya.

Esha masih tersenyum manis, kala Noa kembali membuka mata untuk meniup lilin. Helaian rambut Noa yang belum sempat di pangkas itu jatuh seiring dengan gerakan kepala Noa yang menunduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidden Couple Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang