“Untuk pembelajaran pada bab terakhir di semester ini hanya sampai materi puisi. Dan sebelum ujian akhir semester di laksanakan, Ibu minta kalian untuk membuat sebuah puisi, temanya bebas terserah kalian.”
Beberapa orang yang ada di kelas bersorak senang, namun sebagian mengeluh malas. Termasuk Noa, cowok itu selalu malas mengerjakan tugas apalagi ini di suruh untuk membuat puisi. Sebenarnya saat Esha memintanya untuk mulai rajin mengerjakan tugas saat itu, ia memang mengerjakannya. Tapi hanya sesekali, sifat malasnya masih bersarang di tubuhnya dan sangat kuat hingga sulit untuk dihilangkan.
“Dikumpulkan Senin depan. Ingat, harus mengerjakan semua karena tugas ini akan masuk ke dalam nilai untuk menambah poin kalian nanti di rapot.” Lanjut Bu Listia sembari membereskan beberapa barangnya di meja guru.
Baru saja akan melangkah keluar, Bu Listia kembali masuk ke dalam ketika teringat dengan tiga orang cowok yang jarang sekali mengerjakan setiap tugas yang ia berikan.
“Satu lagi,” kelas yang baru saja riuh berubah senyap ketika Bu Listia kembali.
“Saka, Agan, Noa. Kalian harus mengerjakan, jika tidak ibu akan menganggap kalian alfa selama pelajaran saya.” Ujar Bu Listia dengan tegas, sejujurnya dia sudah lelah terus-menerus menegur mereka yang bahkan tak pernah di dengarkan. Tapi karena ia masih sayang kepada murid-muridnya ini akhirnya ia memilih kembali mengingatkan mereka.
“Gak boleh ada yang protes. Dan kamu Agan, mau saya bilangin ke mantan tersayang kamu kalau kamu itu males, biar gak jadi balikan. Mau?”
Agan yang semula memang akan protes kini malah berdiri dengan gerakan hormat. “Siap Ibu kapten, akan Agan laksanakan dengan baik. Asalkan tidak Ibu kapten cepukan kepada doranya Agan.”
“Oke, bagus. Saya tunggu kelengkapan semua tugas kamu yang kosong.”
“Saka, kamu juga. Bukannya sedang dekat dengan Nayana. Mau saya bilangin ke dia, biar dia ilfeel?” Ancam Bu Listia sekali lagi, kali ini kepada Saka.
Kabar itu memang sudah menjadi perbincangan sejak satu minggu terakhir. Katanya Saka Erlangga, si tukang julid dan satu spesies dengan Agan itu sedang mendekati Nayana, gadis kutu buku di kelas sebelah, 11 IPA 1.
“Ibu kok tahu sih masalah gini. Suka gosip, ya?” Saka yang memang pada dasarnya julid malah menanggapi Bu Listia bukannya langsung mengiyakan.
“Sembarang. Udah pokoknya kalian harus mengerjakan semua tugas yang kosong. Saka, Agan, dan Noa, saya tunggu pengumpulannya.” Baru setelah mengancam ketiga cowok bandel itu Bu Listia keluar dari kelas karena jam mengajarnya sudah berakhir.
“Tuh guru tau dari mana dah gue lagi deketin Naya.” Saka menopang dagunya, memulai acara gosip ala mereka bertiga.
“Halah, kayak lo gak tau aja kalau guru juga suka gosip.” Agan menimpali.
“Malah guru lebih dulu tau gosip daripada muridnya.” Tambah Noa, dan semua itu adalah kebenaran.
Bukan rahasia umum lagi, jika di Inpramta School banyak sekali guru muda yang hobinya bergosip perihal murid-muridnya. Kebanyakan dari mereka adalah guru perempuan, baik itu yang masih single ataupun yang sudah memiliki suami mereka tetap akan bergosip perihal murid-muridnya yang populer.
Bahkan katanya pernah ada gosip yang mengatakan bahwa Bu Netha, guru muda yang belum menikah itu menyukai Yugo, siswa populer dari kelas dua belas. Gosip itu ada karena kedekatan mereka, tapi itu di bantah langsung oleh Bu Netha karena katanya mereka adalah saudara jauh.
“AGAN KAMPRET!! KELUAR LO!!” baru saja Agan akan kembali menanggapi acara gosip mereka, teriakan menggelegar dari suara yang ia kenal terdengar.
“Mati gue,” Agan menepuk keningnya pelan dan dengan gerakan rusuh segera menyembunyikan tubuhnya di bawah meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Couple
Teen FictionYang orang lain tahu, Noa dan Esha adalah musuh bebuyutan. Atau kalau kata Lizard boy, mereka adalah dua bocil kematian yang hobinya merusuh. Saling mengejek, saling tendang, saling pukul, itu sudah seperti rutinitas wajib mereka. Pokoknya tiada har...