47. Doa Ayang + Usaha Papa Mama = ...

3.5K 646 27
                                    

Malam harinya, seperti biasa Shanum dan Jagat melakukan pillow talk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam harinya, seperti biasa Shanum dan Jagat melakukan pillow talk. Kebiasaan yang dilakukan mereka sejak awal pernikahan. Kali ini keduanya membicarakan keinginan Ayang yang tadi disampaikan. Topik yang perlu segera mereka bahas karena akan ada perubahan-perubahan rencana dalam rumah tangga mereka jika ingin mengabulkan permintaan anak mereka itu. 

"Menurut Mas gimana? Kalau Ayang mau segera punya adik berarti rencana kita buat nunda kehamilan harus diubah kan."

Sambil memainkan rambut Shanum dengan jemarinya Jagat menjawab, "Ya kamu maune gimana? Karena tak yang hamil nanti kamu. Mas manut wae kalo kamu masih mau nunda ya ndak apa-apa. Kalo mau hamil segera ya Mas ngikut."

"Aku bingung Mas. Di satu sisi aku mau full curahin perhatian aku ke Ayang dulu. Tapi liat dia yang kadang kalau di rumah sendiri nggak ada temennya juga kasihan. Apalagi temen-temen sekelilingnya pada punya kakak atau adik."

"Mas ndak mau kamu pengen hamil semata-mata buat nurutin permintaan Ayang lho, Sha. Yang paling penting itu kesiapan kamu, baik mental maupun fisik. Kalo memang masih belum siap ndak apa-apa kita nunggu dulu. Toh Ayang asal diberi pengertian pasti bisa terima anake."

"Emmm... Aku sih fine-fine aja kalau misal dikasih rezeki anak sekarang. Tapi aku masih kepikiran ntar gimana bisa adil bagi perhatian sama Ayang dan adiknya. Takut nanti Ayang ngerasa nggak disayang lagi."

"Mas yakin itu ndak bakal terjadi. Ndak mungkin kamu gitu. Kamu sadar ndak to Sha kalo kamu itu orang yang bisa bagi rasa sayang sama perhatian kamu ke semuanya? Lihat itu lho, contoh kecile wae wes, apa pernah kamu beda-bedain pas Ayang sama Ale main? Ale ndak pernah ngerasa kehilangan atenya karna kamu masih sesayang itu sama dia. Pun sama Ayang. Dia ndak pernah cemburu sama Ale ya karna kamu bisa bagi perhatian kamu adil."

"Gitu ya..." gumam Shanum sambil mencerna kata-kata suaminya. "Kalau gitu kita coba deh Mas."

"Ayoooookkkkk!!!!"  

Dengan semangat Jagat langsung bersiap, hal yang tidak perlu dimintapun pasti dia lakukan. Apalagi mulai malam ini dia tidak harus memakai 'pembungkus' ketika memadu cinta dengan istrinya. 

Tak lama kemudian hanya terdengar suara desah dan erangan dari kamar itu. Kedua pasangan tersebut menikmati setiap sentuhan dalam penyatuan mereka dan berharap dapat segera membawa kehidupan baru dalam rumah tangga mereka.

*** 


"Mama, pelut mama uda da adek lum?"

Pertanyaan yang kini selalu Ayang utarakan hampir setiap hari sejak mengutarakan permintaannya untuk memiliki adik kepada kedua orang tuanya.

Mamanya hanya bisa dengan sabar menjawab bahwa sang adik yang sangat diharapkan gadis cilik itu belum ada. 

"Ayaahhh... kok adek Ayang gak dateng-dateng cih? Ayah lupa belina ya?"

Jenis pertanyaan lain yang ditujukannya pada sang ayah. Walau sudah dijelaskan berkali-kali tapi mau tidak mau ayahnya harus kembali menjelaskan jika adik tidak bisa ujug-ujug beli toko. Tapi tidak mungkin juga Jagat menjelaskan prosesnya secara gamblang kepada anak umur empat tahun kan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang