CHAPTER 40 - Mulai Bekerja

185 12 4
                                    


"Annabella Rosalie Nayaka, usia 23 tahun, belum menikah, lulusan fakultas psikologi," ucap Kepala HRD Ed Sabino Clothing Company yang mewawancarainya siang itu.

Setelah sehari kemarin Anna mengikuti psikotes, hari ini Anna diwajibkan datang untuk wawancara.

Kepala HRD yang mewawancarainya seorang perempuan pertengahan empat puluhan, menurut taksiran Anna, memakai kacamata persegi dengan rambut yang disanggul ala pramugari. Ia mewawancarai Anna dan menatapnya dengan tajam.

Anna balas menatapnya meski tidak setajam kepala HRD tadi. Menundukkan kepala dalam-dalam saat wawancara hanya menunjukkan ketidakpercayaan dirinya.

Anna sengaja tidak memasukkan status pernikahannya dalam curruculum vitae yang dikirimkannya. Meskipun sudah memiliki surat nikah, tapi ia dan Evander belum memperbarui surat-surat kependudukan di catatan sipil. Jadi, dalam kartu identitas yang Anna sertakan masih tertulis belum menikah. Pun alamat Anna masih menggunakan alamat rumah orang tuanya seperti yang tertera dalam kartu keluarga.

"Bisa ceritakan tentang diri Anda?" tanya Kepala HRD dengan suara korporatnya dan dagu terangkat ke atas.

"Saya lulus dari fakultas psikologi enam bulan yang lalu. Meskipun belum memiliki pengalaman bekerja, namun sejak kuliah saya mengikuti berbagai kegiatan di kampus maupun di luar kampus. Saya juga mengikuti program internship yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan selama satu tahun untuk program research and development. Di kampus, saya juga menjadi staf SDM di Unit Kegiatan Mahasiswa selama 1 tahun masa jabatan. Saya sangat mencintai pengalaman magang dan berorganisasi saya karena bisa mempraktekkan ilmu yang saya peroleh selama kuliah. Harapan saya, dengan pengalaman tersebut, meski singkat, saya bisa memberikan kontribusi bagi perusahaan ini karena lowongan yang perusahaan ini buka selaras dengan passion dan pengalaman saya," ucap Anna dengan yakin.

Kepala HRD itu tersenyum dengan jawaban meyakinkan Anna. Meskipun kemarin ia mendapati lamaran pekerjaan atas namanya diberi tanda bintang merah yang artinya ia harus memprioritaskan pelamar yang sekarang berada di hadapannya itu.

"Kenal dengan orang yang bekerja di perusahaan ini, atau pemiliknya mungkin?" tanya kepala HRD memancing Anna.

"Saya tidak mengenal pemilik perusahaan ini secara pribadi atau pun pegawai yang ada di sini," jawab Anna.

Anna memang tidak atau belum mengenal satu pun pegawai yang bekerja di sini karena yang menjadi penghubungnya adalah Chiara dan tentunya ia tidak bekerja di sini.

Anna masih harus menjawab beberapa pertanyaan yang diberikan kepala HRD padanya. Beruntung dia seringkali bertemu banyak orang untuk urusan-urusan kampus. Jadi, Anna tidak merasa minder atau tidak percaya diri saat wawancara itu.

"Baik, Nona Anna. Silakan Anda menunggu. Setelah makan siang nanti Anda akan interview user dengan pemilik perusahaan. Saya harap Anda bisa menunjukkan kemampuan Anda saat wawancara nanti," ujar kepala HRD pada Anna.

Anna mengangguk sopan dan juga mengucapkan terima kasih, lalu meninggalkan ruang wawancara. Ia diminta menunggu di lorong ruangan bersama beberapa pelamar lainnya.

Masih ada waktu satu jam lebih sebelum wawancara keduanya. Anna bisa memanfaatkannya untuk makan siang. Kelihatannya tadi ada kantin di lantai bawah.

*

*

Anna turun dari taksi online yang membawanya ke kantor pagi itu. Evander menawarinya berangkat bersama, tapi ditolaknya. Tak mungkin kan ia turun dari Bentley Bentayga Evander dan berjalan melenggang ke dalam kantor.

CEO'S LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang