CHAPTER 16 - Persiapan Pernikahan

145 14 0
                                    

"Dia memberiku 200 juta, dua ratus juta," cerita Anna yang bahkan sampai hari ini pun masih merasa takjub.

Tak pernah ia memiliki uang sebegitu banyak dalam kartu debet-nya. Beberapa tahun lalu memang pernah, tapi tak pernah untuk ia gunakan untuk kepentingan pribadi.

"Jangan bilang matamu tertutup uang sekarang," sindir Hana.

Sikap Hana sudah mulai bisa menerima keputusan Anna. Ia tahu ia hanya orang luar yang hanya bisa memberikan pendapat, tapi tak bisa memaksa Anna untuk mengikuti pendapatnya. Keputusan akhir tetap di tangan Anna.

Hana dan Danila sepakat untuk mendukung dan membantu Anna mempersiapkan pernikahannya. Mereka mungkin tak menyetujui keputusan Anna, tapi mereka juga tak bisa menutup mata begitu saja. Sebisa mungkin mereka akan membantu Anna menjadi bahu yang kuat kalau temannya itu membutuhkannya.

"Kapan kau menikah?" tanya Danila.

"Belum tahu. Dia masih harus menyesuaikan jadwalnya juga," jawab Anna.

"Kau ingin pesta pernikahan seperti apa?" tanya Danila lagi.

"Aku tak mau yang mewah. Aku mau yang sederhana, seperti private party. Hanya keluarga dan teman dekat saja," ujar Anna.

"Dia nggak mau pesta mewah di gedung atau hotel?" tanya Hana.

"Bukannya dia yang nggak mau, tapi aku yang nggak mau," jelas Anna,"dari dulu aku juga tak ingin pesta mewah, menguras energi," lanjut Anna.

"Oke, kalau begitu, Nona Anna, apa ada yang bisa kami bantu?" tanya Danila.

"Banyak sepertinya. Karena aku tak tahu harus mempersiapkan apa saja," jawab Anna.

"Okay, kalau begitu kita bisa minta tolong Mr. Komputer dan mencari tahu apa saja yang harus dipersiapkan untuk pernikahan. Yang paling penting menurutku kita cari tahu dulu venue, wedding organizer, juga catering yang biasanya butuh di-booking terlebih dahulu. Yang lain lain seperti gaun, cincin, dan undangan bisa menyusul," ujar Danila, lalu mulai menghidupkan layar komputernya.

Sore itu mereka bertiga habiskan di depan layar komputer. Mencatat hal-hal penting yang tak boleh dilupakan dan harus diberi prioritas. Merencanakan pernikahan ternyata sangat rumit dan banyak yang harus dipikirkan.

*

*

'Tanggal sebelas dua bulan lagi'

Isi pesan singkat yang dikirimkan Evander pada Anna. Huft, hanya tinggal dua bulan lagi Anna menikmati masa lajangnya sebelum ia menyandang nama Mrs. Alakai di belakang namanya.

Anna masih belum percaya dan seperti mimpi ia akan menikahi Evander Alakai secepat itu. Anna merasa waktunya semakin sempit untuk mempersiapkan semuanya seorang diri. Hanya dua sahabatnya saja yang membantu.

Anna belum menemukan venue yang sesuai. Kapan hari ia sudah mengincar sebuah rumah makan klasik sebagai tempat pernikahan. Tapi karena Anna belum menemukan tanggal yang pasti, mereka akhirnya belum bisa mem-booking tempat.

Anna tidak jadi menggunakan jasa wedding organizer karena setelah mengucap janji pernikahan mereka hanya akan makan bersama. Tak ada acara macam-macam.

Oh, tapi Anna ingat kalau ia belum memilih gaun yang sesuai untuknya. Ia bisa memilih gaun yang siap pakai atau cukup menyewa saja supaya lebih praktis.

Anna merasa tak enak hati pada Evander. Laki-laki itu sudah memberinya uang yang sangat banyak, tapi Anna hanya bisa merencanakan pernikahan sederhana. Mungkin nanti sisa uangnya akan Anna kembalikan. Ia tak mau dicap hanya memanfaatkan uang lelaki itu saja.

CEO'S LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang