CHAPTER 12 - Bukan Lelaki Baik-Baik

186 14 0
                                    

Jujur Anna sangat menikmati siangnya hari itu. Meskipun hanya sebentar, tapi membuatnya bahagia. Evander bersikeras mengantar Anna sampai ke tempat parkir di mana mobilnya berada. Ia menolak saat Anna minta diturunkan di depan gerbang kampusnya.

Mobil mewah itu melaju pelan sepanjang jalanan kampus. Jarak gerbang dengan tempat parkir di fakultas Anna memang lumayan jauh. Cukuplah membuat betis pegal kalau jalan kaki.

Anehnya saat berangkat tadi Anna tak merasa capai. Namun, sekarang Anna merasa ada baiknya ia diantar sampai ke tempat parkir. Paling tidak ia tak harus mengurut betisnya dengan minyak gosok. Ah, Anna merasa ia mulai ketularan penyakit manja Diva yang suka mengeluh sepanjang waktu.

Anna cepat-cepat turun sesaat mobil Evander berhenti. Ia tak mau laki-laki itu repot membukakan pintu mobil seperti tadi. Ia bukan tuan putri yang ogah masuk dan keluar mobil kalau Sang Pangeran belum membukakan pintu untuknya. Selain itu, sudah banyak mahasiswa lain di sekitar tempat itu. Ia tak mau jadi bahan gosip karena hal itu.

Mobil Evander langsung berlalu meninggalkan kampus. Anna berjalan santai menuju tempat mobilnya terparkir. Ia tak menghiraukan pandangan penuh tanya dari orang-orang yang mengenalnya. Ia toh tak harus memberikan penjelasan apa yang dilakukannya pada semua orang.

"Kau baru dari mana? Dan dengan siapa, heh?"

Anna hampir menjerit kaget saat lengannya digamit dan ia diseret secara tidak manusiawi oleh seseorang. Orang itu juga tak memedulikan tatapan protes Anna.

"Siapa itu tadi?" cecar Hana, sahabat Anna, yang melihat kejadian itu.

"Bukan siapa-siapa," jawab Anna sambil melepaskan tangannya dari cengkeraman Hana.

"Kau nggak kencan sama om-om, kan?" kejar Hanna.

"Ngapain aku kencan sama om-om. Jangan nglantur!" jawab Anna tak terima.

"Bentley. Kaukira orang biasa bisa naik mobil itu kalau bukan orang berduit? Jangan pernah coba-coba kencan dengan sugar dady!" ujar Hana.

"Sopir juga orang biasa tapi bisa naik mobil mewah. Dan aku masih waras, nggak ada dalam kamusku jadi piaraan sugar dady," sahut Anna tak mau kalah.

Bukan rahasia lagi kalau saat ini banyak mahasiswi yang nyambi jadi ayam kampus. Kalau lebih mau eksklusif lagi menjadi sugar baby. Piaraan om-om setengah baya berkantong tebal. Yang rela menggelontorkan sejumlah uang yang tak sedikit nominalnya asalkan pelayanan yang diterima juga setimpal.

"Jadi, kamu kencan sama sopir? Berani sekali mobil tuannya dipakai kencan," cemooh Hana yang masih tidak percaya dengan perkataan Anna.

"Aku kan nggak bilang habis kencan. Kau sendiri yang bilang aku kencan dari tadi," seru Anna.

"Anna, kaukira aku orang bodoh apa? Kenapa kau harus tinggalkan mobilmu di sini dan pergi, lalu kembali lagi ke sini? Jujur saja kalau bukan kencan lalu apa?" sembur Hana bertambah gemas.

Anna hanya mencebikkan bibirnya. Membiarkan mobil Evander memasuki area kampus ternyata kesalahan besar. Kalau city car, mobil sport, atau sedan sudah biasa terlihat di area kampus. Namun, Bentley, siapa yang membawa mobil itu ke mana-mana karena Bentley termasuk mobil langka yang tak semua orang memilikinya.

Anna belum pernah menceritakan Evander maupun rencananya untuk menikah selepas kuliah nanti pada Hana. Meskipun setia kawan, Hana sangat cerewet dan juga bocor. Anna yakin reaksinya akan berkali-kali lebih heboh daripada Danila kalau Anna menceritakan masalah ini padanya.

Hana seorang feminist. Yang memperjuangkan hak dan peran perempuan. Darah aktivis mengalir dari ibunya. Kalau sampai Hana tahu tentang Evander dan Anna, ia yakin Hana akan mengerahkan massa untuk unjuk rasa.

CEO'S LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang