CHAPTER 47 - Yang Tak terduga

131 12 1
                                    


Sudah dua jam Tama menunggu di dalam mobilnya. Malam sudah semakin larut dan Tama masih saja betah ada di tepi jalan raya mengamati rumah mewah yang ada di seberang jalan.

Sepulang kantor, Tama sengaja membuntuti Anna. Tama tahu setiap hari Anna dijemput mobil yang sama. Anna selalu bilang kalau itu taksi online langganannya. Namun, sekarang Tama tak percaya semua itu.

Sebelumnya Tama tak pernah curiga. Namun, kejadian di pesta perusahaan beberapa hari yang lalu membuatnya ingin membuktikan kecurigaannya. Meskipun ia harus meredam gejolak hatinya, dan berharap apa yang dipikirkannya hanya sebuah kekeliruan.

Hati Tama semakin mencelos karena mobil itu tak menuju rumah Anna. Tama tahu alamat rumah Anna setelah memintanya pada admin HRD yang sudah lama menaruh hati padanya. Dengan sekali ajakan makan siang, gadis itu langsung mencarikan alamat Anna dengan lengkap.

Mobil yang ditumpangi Anna menuju arah yang berlawanan dengan alamat rumahnya. Mungkin Anna ingin mampir ke suatu tempat. Tapi, karena mobil itu melaju ke perumahan elite, mau tak mau Tama menjadi hilang akal.

Dari dalam mobilnya yang diparkir beberapa puluh meter dari tempat Anna turun, Tama dapat melihat jelas gadis itu turun dari mobil dan memasuki rumah yang bisa dikategorikan mewah. Mobilnya bahkan tak menunggu dan berlalu begitu saja.

Dua jam lamanya Tama ada dalam ketidakpastian. Berbagai pikiran buruk muncul dalam kepala Tama. Membuatnya tak bisa berpikir jernih. Seharusnya ia berlalu saat ini juga dan pulang ke rumah, tapi Tama masih bergeming.

Ia ingin tahu jam berapa Anna pulang dan siapa yang mengantarkannya pulang. Apakah laki-laki yang Sabtu lalu berdansa mesra dengannya. Tama terbakar api cemburu kalau mengingat malam itu. Anna yang selama ini dikenalnya sebagai gadis yang santun bisa berdansa dengan begitu intim, bahkan tak keberatan kala laki-laki itu menciumnya.

Anna selalu menjaga jarak dengan Tama. Setiap kali Tama bergerak mendekatinya, gadis itu langsung menggunakan zirahnya supaya Tama tak bisa mendekatinya lagi.

Tama yang selama ini dikenal sebagai pujaan perempuan nomor satu di kantornya, tampaknya tak memiliki nilai lebih di mata Anna. Entah laki-laki seperti apa yang menjadi kriterianya sampai-sampai Tama tak masuk hitungannya.

Tama merasa punggungnya pegal karena terlalu lama duduk di balik kemudinya. Tama melirik jam tangannya. Sudah hampir tengah malam, tapi Anna belum keluar juga dari rumah itu. Tama meninju kemudinya kesal, lalu menyalakan mesinnya. Mobilnya berjalan perlahan meninggalkan rumah mewah itu.

Tampaknya Anna tak pulang ke rumah, malah menginap di rumah itu. Bersama laki-laki itukah? Tama tak yakin Anna hanya numpang tidur di sana. Mungkin mereka juga melakukan yang lebih daripada hanya sekadar 'tidur'. Hati Tama semakin mendidih. Tak menyangka Anna akan semurah itu.

*

*

Anna menggeliat dan membuka matanya pagi itu. Kamar yang sepi. Kemarin siang Evander sudah berangkat ke Singapore untuk bussiness trip. Membuat rumahnya yang sudah sepi semakin sepi.

Mungkin lain kali ia bisa minta Evander mencari asisten rumah tangga yang bisa menginap di rumah. Jadi, Anna tak perlu sendirian saat Evander pergi ke luar kota atau ke luar negeri. Sendirian di rumah besar seperti ini kadang membuatnya merinding. Bukannya takut makhluk tak kasat mata akan mengganggunya. Anna malah merasa manusia berjiwa iblis lebih menakutkan.

Apalagi Pak Karyo sangat tidak bisa diandalkan posturnya kalau berhadapan dengan penjahat. Sekali tonjok ia bisa langsung terkapar saking kurusnya.

Anna bangun dan bersiap-siap pergi ke kantor. Hari ini jadwalnya padat, mungkin sampai malam ia baru pulang karena hari ini timnya akan melakukan tes untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan untuk dipasarkan ke Eropa.

CEO'S LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang