Satu : Pilot

3.1K 87 2
                                    

Riuh ramai terdengar dari ratusan orang yang sedang berkumpul di lapangan mengenakan pakaian atasan putih dengan bawahan hitam, bukan mereka bukan sedang ujian negara. Hari ini adalah hari pertama dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau yang orang-orang tua bangka pada zaman dahulu menyebutnya MOS.

Pembagian kelompok baru saja dilakukan, tiap murid-murid refleks mencari ketua kelompok mereka masing-masing, sesuai arahan panitia barusan, mereka menyuruh para nama-nama yang dipilih menjadi ketua kelompok untuk maju, lalu nama-nama anggota yang disebutkan secara acak harus mengingat nama ketua kelompoknya dan menghampirinya.

"Elu Amanda kan, ketua kelompok 15?" ujar gadis itu pada sesosok gadis di depannya, aura tomboy sangat terlihat dari gadis yang dipanggil Amanda.

Amanda mengiyakan lalu, menanyakan nama gadis tadi.

"Kenalin, Gue Reva Adelia, panggil gue Adel" ucap gadis tadi, sambil mengulurkan tangannya kepada Amanda sang ketua kelompok.

"Gue, Amanda Atmawati, panggil Amanda atau Manda aja" Amanda membalas uluran tangan Adel dan memperhatikannya dengan seksama. "Ganteng banget ini cewek" gumamnya dalam hati.

"Hei, pegangan tangan terus, mau ijab kabul kah diks?" Seru seseorang dengan nada sedikit nyaring. Amanda dan Adel refleks menoleh pada sumber suara itu.

"Acel? Elu sekelompok sama gue? Ah seneng dah!" seru Adel ketika melihat sosok yang dikenalnya, dia pun refleks merangkul sosok itu. 

Dia senang sahabat dari SD itu satu kelompok dengan dirinya. Setelah mereka sempat berpisah sekolah waktu SMP, karena ayah dari gadis yang dipanggil Acel itu, meminta dirinya masuk Sekolah Asrama, meskipun tetap bisa main bersama waktu liburan tapi tentu saja rasanya beda karena di Asrama tidak bisa tiap hari berkomunikasi.

"Hai, Amanda, kenalin Gue Ashelia Shaliha, panggil Ashel aja" selepas berangkulan dengan Adel, gadis yang dipanggil Acel itu mengulurkan tangannya kepada Amanda.

"Adelia, Ashelia, kalian kembarkah?" tanya Amanda polos sambil membalas uluran tangan Ashel. Bersalaman.

"Kita berdua emang udah kayak Biji Man, kemana-mana berdua, tapi kita bukan kembar, cuma temen dari jaman bocil banget" Jelas Ashel kepada Amanda yang dibalas anggukan. Lalu beberapa anak lain pun bergabung dan mengenalkan diri satu sama lain sebagai teman satu kelompok.

Semesta memang bekerja dengan cara yang aneh, pertemuan dua sahabat dengan seorang gadis yang mungkin tidak sengaja disatukan oleh panitia MPLS ketika sedang setengah mengantuk dalam menyusun nama-nama kelompok ini, ternyata merupakan awal petualangan yang penuh dengan cerita.

---

"Manda aja ketua kelasnya buuuu" Ashel berseru keras ketika Wali kelas bertanya siapakah yang cocok jadi ketua kelas mereka.

Amanda hanya mendelik kepada Ashel dengan tatapan membunuh ketika mendengar namanya disebut. Menjadi ketua kelompok MPLS yang hanya satu minggu saja repot, apalagi menjadi ketua kelas selama satu tahun, dia jelas tidak mau.

Ibu Nadila selaku Wali kelas mereka hanya tersenyum melihat kelakuan Ashel , muridnya itu memang terkenal ramai dikelas, namun anehnya dia malah sangat dekat orang-orang yang cenderung hemat bicara, Amanda dan Adel.

"Daripada ribut-ribut, lebih baik dibuat voting saja ya, anak-anak" Ibu Nadila menenangkan murid-muridnya. Setelah itu, Nadila meminta murid yang paling depan untuk membagikan potongan kertas putih kecil berukuran 4x4 centimeter ke 25 murid yang ada di kelasnya.

Setelah semua murid mengisi nama teman yang mereka pikir pantas (atau sekadar lucu-lucuan) dipotongan kertas itu dan digulung, Bu Nadila lalu meminta dua perwakilan murid  untuk menyebutkan nama-nama yang terpilih berserta jumlahnya. 

Two Years (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang