Tiga : Ymmärtää

702 57 0
                                    

"Mand, lu buru-buru mau kemana sih?" Seru Ashel, saat ini mereka sedang berada diparkiran. Ashel ngos-ngosan mengejar Amanda yang tiba-tiba lari.

"Sorry shel, gue ada perlu buru-buru, dadah" seru Amanda, sambil menggas motornya, menjauh dari parkiran. Ashel mendengus kesal melihat tingkah Amanda. Sejak selesai UTS kemarin entah kenapa Amanda menjadi semakin sibuk. 

Adel menyusul Ashel ke parkiran dengan santai. Lalu menepuk-nepuk bahu Ashel.
"Santai aja bu mukanya, dia juga punya kesibukan kali"

Ashel mendecih. "Gue, sama elu juga punya kesibukan, tapi masih nyempetin main-main sehari-dua hari mah"

Adel hanya menggeleng-geleng kepala, heran dengan sifat posesif sahabatnya. 

"Kalian penasaran ya, kenapa Amanda sibuk belakangan ini?" Freya berujar tiba-tiba. Ternyata Freya dan Flora juga menyusul mereka setelah selesai beberes kelas. 

Ashel mengangguk. Adel juga sebenarnya penasaran dengan tingkah laku sahabatnya, hanya dia tipe yang cenderung tidak terlalu ambil pusing dengan urusan orang. Dia percaya, kalau sudah waktunya cerita, Amanda pasti akan cerita. Amanda kan sahabatnya. "Ya kan Manda? Apa gue doang yang mikir gini?" gumam Adel, yang ternyata kepikiran juga.

"Kamu tau sesuatu kah Frey?" tanya Flora yang daritadi diam saja. Freya menggeleng sebagai balasan.

"Aku juga penasaran, tapi yaudahlah ya, kalian mau langsung balik?" tanya Freya ke teman-temannya.

"Aku sama Ashel, mau ngafe bentar paling sebelum balik, kalian mau ikut?" tanya Adel pada Flora dan Freya.

"Aku ngga dulu ya, capek banget, mau langsung pulang aja" jawab Flora. Jawaban Freya kurang lebih sama dengan Flora.

Mereka lalu berjalan beriringan, Flora pamit duluan karena dia menggunakan sepeda, rumahnya cukup dekat sehingga dia pulang pergi menggunakan sepeda.

Sedangkan Freya pulang naik angkutan umum. Adel dan Ashel yang biasanya dijemput oleh orangtua atau supir mereka, namun karena mereka sudah bilang akan main dahulu, mereka kemungkinan akan pulang dengan taksi online. Mereka masih menunggu angkutan umum yang biasa Freya tumpangi, sampai bus merah tersebut akhirnya berhenti dan mengangkut gadis manis itu, selepas itu Adel dan Ashel berjalan sebentar, kafe tujuan mereka tidak lebih dari 200 meter dari sekolah.

---

"Di luar panas banget bjir" Es Kopi Susu yang belum lama Adel pesan saat ini sudah tandas. Ashel mengernyitkan dahinya melihat Adel yang melahap kopi susunya tanpa ampun.

"Minumnya pelan-pelan Adelia, perut kamu kaget ntar, orang punya maag juga" Ashel berkata sambil bergeleng-geleng kepala. Sementara Adel hanya nyengir dengan ekspresi menyebalkan sebagai balasan.

"Gimana, kalau besok kita ikutin si Mandut?" Adel tiba-tiba memberikan ide. 

Ashel mendelik, ingin menentang idel Adel, tapi tiba-tiba dia terdiam, sepertinya nuraninya sedang bertengkar terkait etis atau tidaknya ide yang Adel bilang tadi.

"Gue ikut deh, tapi kalo Amanda jadi marah dan ga mau jadi sahabat kita lagi gimana?" Ashel bertanya khawatir.

Adel menghela nafas, itu juga yang dia takutkan.
"Besok, gue coba obrolin sama Manda deh, siapa tau dia akhirnya mau jujur, kalau masih ga bisa, baru kita coba kintilin diem-diem"

"Kintil?" Ashel bertanya heran "Ngintil kali Del, omongan lu saru mulu" lanjut Ashel sebal.

Adel hanya tersenyum getir, malas menanggapi.

---

Esok harinya, Adel, Amanda dan Ashel sedang Asyik makan di kantin. Ashel membawa bekal dari rumah, berupa Spaghetti Bolognese yang kata Adel bentukannya sudah tidak karuan. Ashel sendiri mau tidak mau mengiyakan, dia sedikit menyesal kenapa sausnya tidak ia pisah.

Two Years (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang