Tiga Puluh : Shiver

267 24 1
                                    

Kita kembali ke malam hari, setelah rombongan kempingnya pulang.

"Aji ngasih kado apa deh?" Amanda saat itu baru selesai mandi dan merebahkan badannya ke kasur, namun teringat bahwa dia masih belum membuka kado dari Azizi.

Dia pun mengacak tasnya dan menemunkan sebuah kotak kado berbentuk kubus dengan warna biru muda. Dia pun perlahan membuka kado itu. Di dalamnya ada 1 kertas yang dilipat, sepertinya surat. Lalu ada kotak kecil, dan setelah dibuka ternyata isinya cincin. Amanda kaget, rasa-rasanya ini bukan cincin murah, rasanya ingin dikembalikan saja tapi takut tidak sopan. Amanda tidak biasa menerima barang-barang mahal, takut tidak bisa membalasnya. Lalu ada juga sebuah frame kecil yang berisikan gambaran tangan buatan Azizi, tidak sebagus gambar Adel, tapi terlihat jelas Azizi mengerjakannya dengan tulus dan sungguh-sungguh. Amanda refleks tersenyum melihat itu. Dia berdiri lalu meletakkan frame bergambar dirinya ke meja belajar, di samping foto-foto dia bersama teman-temannya yang lain.

Amanda lantas membuka surat yang Azizi berikan padanya, dan perlahan mulai membacanya.

Hi Amanda

Selamat ulangtahun ya
Jujur gue kaget, ternyata elu ulang tahunnya setiap tahun
Tahun kemarin, maaf ngga ngasih apa-apa, karena gue taunya telat, duh gebetan macam apa sih aku.

Gue berharap elu bisa menjadi pribadi yang lebih bahagia, lebih bisa nerima diri elu lagi, dan lebih terbuka sama gue, ehehe.

Oiya manda, kado gue semua bukan barang mahal kok, jadi jangan sungkan di pake ya, itu beli di shopee, gratis ongkir pake voucher potongan pas 11.11, pokoknya harus dipake, wkwk.

Kalau kado dari aku, kamu pake itu tandanya, kamu udah ngasih kesempatan buat aku untuk lebih mencintaimu dengan terang-terangan hehe, nantikan usaha aku ya, aku pasti bisa bikin kamu jatuh cinta.

Seperti kata kamu, aku bakal bantu rawat tunas itu, biar tumbuh jadi pohon besar yang rindang, agar bisa menjadi tempat keluarga kita berteduh nantinya, ehehehehehhehehehehehehehhe.

Ttd
Azizi yang paling guanteng

Amanda tertawa membaca surat tidak jelas dari Azizi, bagaimana yang awalnya gue tiba-tiba berubah menjadi aku di akhir, tidak konsisten.

Amanda pun membuka kotak kecil yang berisi cincin berwarna silver tadi. Indah, batin Amanda, cincin silver itu terlihat simple tanpa banyak aksen, hanya ada sedikit lengkungan yang membentuk tanda hati. Dia pun mengenakan cincin itu di jari manisnya.

Itu juga yang menjadi alasan keesokan harinya, ketika Azizi berani menggandeng tangan Amanda ke kantin, karena Azizi menyadari cincin pemberiannya sudah melingkar di jari indah milik Amanda.

---

"Assalamualaikum, wah rame banget" tiba-tiba Shine dan Amanda sudah hadir di depan rumah Adel.

"Lah kalian kok bisa bareng?" Oniel berseru heran, dia tau Shine katanya akan mampir menengok Adel, tapi katanya tadi Amanda kerja.

"Iya, tadi papasan pas di gerbang komplek, ternyata kafe Amanda lagi libur dulu" ucap Shine menjelaskan.

"Iya, efek banyak oknum ormas bawa preman ke sana, katanya mau coba bawa dijalur hukum dulu, makanya sekarang diliburin" tambah Amanda.

"Sampe kapan Mandut?" Ashel menyusul mereka ke depan pintu.

"Sehari doang kok, besok udah normal" jelasnya.

"Yaudah ayok masuk, ajakin masuk bangg" Ashel mencubit Oniel yang membiarkan Shine dan Amanda di depan pintu.

"Oiya, ayok sini-sini" Oniel pun mempersilahkan kedua tamunya masuk dan meminta ART-nya untuk menyiapkan dua minuman lagi.

Two Years (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang