Dua Puluh Tiga : Takibi

289 25 0
                                    

Bila mana akhir datang
Ku masih bisa tersenyum
Akan ku kenang semua nama
Yang pernah singgah di hidupku

Azka, Muthe dan Amanda Asik berdendang lagu Detik, Waktu dari Band Angsa dan Serigala. Oniel fokus menyetir. Saat ini rombongan terbagi menjadi dua mobil. Mobil yang Oniel setiri berisikan Oniel dan Freya yang duduk di depan, lalu Amanda, Lulu dan Azka di tengah dan dibelakang Ada Azizi dengan barang-barang. Tidak apa-apa dengan barang-barang yang penting bersama gebetan.

Di mobil satu lagi, Ada Adel dan Shine yang menyetir di depan. Adel sebenarnya ingin menyetir namun dilarang oleh Shine, jika belum punya SIM tidak boleh mengendarai kendaraan, tegasnya. Lalu di tengah ada Flora, Ashel dan Kathrina dan Di belakang ada Fion dan Christian. Berbeda dengan mobil Oniel yang penghuninya asik berdendang dan penuh canda tawa karena celetukan lucu oniel. Mobil Shine rata-rata penghuninya turu, menyisakan Adel dan Shine yang bercengkrama.

"Kak Shine gimana kuliah Psikologinya?" tanya Adel sembari memandangi jalan raya.

"Aman Del, Alhamdulillah" ucap Shine singkat. "Kamu bultangnya gimana?"

"Bultang? Bulu tangkis? Aman dong, kemaren baru jadi runner-up piala walikota" ucap Adel dengan bangga.

Shine menatap Adel dengan tulus, sejenak sebelum kembali fokus pada jalan raya.
"Proud of you" 

Adel hanya tersenyum menahan bahagia mendengar kata-kata yang baru saja Shine ucapkan. Ditambah senandung dari lagu Niki yang "Take A Chance with Me" seakan-akan mendukung suasana mereka.

Oh, why can't we for once
Say what we want, say what we feel?
Oh, why can't you for once
Disregard the world and run to what you know is real?
Take a chance with me

Mereka tidak sadar, bahwa ke uwu-an mereka terdengar sampai kursi tengah. Flora, Ashel dan Kathrina yang pura-pura tidur ikut tersenyum.

---

"Masakan Mama kamu enak banget del!" ucap Kathrina memuji nasi bungkus dengan lauk rendang buatan Mama Adel.

Adel hanya memberikan jempol sebagai jawaban. Saat ini anak-anak perempuan sedang makan siang sementara yang laki-laki menderikan tenda. Ada 3 Tenda yang disewa oleh mereka, tadinya ingin 4 agar lebih nyaman, namun yang bisa hanya 3 saja. 

"Ini, kenapa ngga kita minta abang-abangnya sekalian masangin dah" keluh Christian.

"bayar lagi kali toy" ucap Azizi asal, dia dengan cekatan memasang patok-patok tenda. Dia sudah biasa memasang tenda, karena 3 tahun di pesantren dulu, tiap tahun pasti ikut Mukhoyam (Berkemah) dari Pesantren nya.

Fion memasang matras pada tenda pertama yang tadi mereka sudah selesaikan. Rencananya memang tenda yang sedikit lebih besar untuk anak laki-laki dan 2 tenda yang lain untuk anak-anak perempuan.

"Tenang aja, kalau ngga muat tadi Fion mau tidur di luar" ucap Christian Asal sembari terkekeh.

"Ngga papa sih, asal ditemenin.." Fion tidak melanjutkan kata-katanya hanya melirik sekilas ke Freya. Lalu kembali membantu Azizi memasang patok.

"Yee, denial!" ucap Christian.

"Belom kelar kah? sini aku bantuin" ucap Amanda sembari menyisihkan lengannya. Baru terlihat dibalik badannya yang tidak terlalu besar ternyata, otot-ototnya cukup terbentuk. Efek sering mengangkat galon dan karung beras di kafe. Amanda membantu memasang penyangga untuk tenda ketiga bersama dengan Oniel dan Shine.

"Tolong bantuin tarik talinya aja Manda" ucap Shine yang diangguki oleh Amanda. Setelah tali yang mengikat penyangga ditarik, tenda ketiga mulai terlihat bentuknya. Setelah itu mulai pesangan patok pada sisi-sisi tenda, karena palu yang terbatas. Amanda mengetok patok itu dengan batu senemunya di tanah.

Two Years (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang