"Udah keluar jadwal operasinya?" Ashel sedikit berbisik kepada Amanda, saat ini mereka di kantin berdua, menunggu teman-teman yang lain bergabung.
Amanda yang tengah asyik mengunyah bekalnya pun hanya mengangguk, semalam dia dikabari oleh Oniel bahwa Adel akan dioperasi pada hari Jumat,
"Katanya Freya dan Flora dikabarin aja gapapa, tapi mereka berdua doang, yang lain ga usah dulu" Amanda berkata setelah selesai menelan makanan dimulutnya. Ashel hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Menurut lu Adel bisa sembuh ngga Mand?" Ashel bertanya dengan nada sendu.
"Ngga tau, berharap yang terbaik aja Shel" ucap Amanda, mendadak nafsu makannya hilang jika mengingat kondisi sahabatnya itu.
"Mau ngomongin apa Shel?" tiba-tiba Flora sudah hadir bersama dengan Freya.
Amanda dan Ashel saling bertukar pandang, seolah-olah saling menunjuk siapa yang akan menyampaikan kabar baik sekaligus buruk ini ke dua temannya. Akhirnya Ashel mengalah.
"Flo, Fre ini kami ngasih tau kalian berdua doang, dan pesan dari orangnya juga, cuma kalian berdua doang yang tau, oke"
Flora dan Freya pun otomatis mengangguk.
"Kita dapet Kabar, Jumat sore, Adel dapat jadwal operasi, dan dia mau kita berempat hadir nemenin dia dari jelang sampai operasinya selesai" ucap Ashel tegas dalam satu kalimat. Freya dan Flora hanya bisa tersentak mendengar kabar tersebut.
"O-operasi shel?" Freya bertanya dalam keterkejutannya.
"Dia emang sakit apa Shel?" Flora pun ikut bertanya,
Ashel pun menceritakan kondisi Adel tanpa ada yang terlewat, tanpa disadari airmata Freya dan Flora lolos begitu saja, setelah mengetahui apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Bagaimana bisa ada orang sekuat itu, ditambah dia juga berprestasi dibidang yang berkaitan dengan fisik. Menggambarkan seberapa besar Adel sudah berjuang sampai saat ini.
"Gimana, kalian bisa kan jumat? jam 3 udah sampai rumah sakit, kita berangkat bareng, Adel operasi jam 5an" ucap Ashel.
"Iya, nanti gue nyusul setelah kerja, harusnya jam empatan udah sampai sana" ucap Amanda menambahi. Freya dan Flora tanpa ragu mengangguk dengan cepat.
---
"Shine" Gracia memanggil sosok pemuda tampan yang sedang tergesa menuju kantin kampus.
"Kenapa Ge?"
"Kamu kenapa buru-buru banget ke kantinnyaa" ucap Gracia sembari berlari mendekat.
"Laper belum sempet sarapan hehe" setelah itu Shine lanjut berjalan dengan diiringi oleh Gracia disebelahnya.
Setibanya di kantin Sejiwa, Shine langsung bergegas ke arah tukang nasi goreng.
"Bang, nasgor satu jangan pedes ya, minumnya es teh"
"Dih, cowok kok ga kuat pedest" ucap Gracia dengan nada mengejek.
"Biarin wleee" ucap Shine dengan memeletkan lidahnya, selepas itu mereka mencari tempat duduk yang masih kosong.
Gracia dan Shine menjadi pusat perhatian di kantin itu, bagaimana tidak yang laki-laki wajahnya tampan menenangkan dan salah satu mahasiswa baru terbaik di angkatannya dan yang perempuan adalah influencer cukup terkenal yang sedang merambah ke dunia akting. Yah, meskipun hal tersebut tidak aneh di UI, namun demi kepentingan cerita, kita buat seolah-olah mereka begitu bersinar.
"Shine emang ganteng sih, tapi sayang dia dari keluarga b aja"
"Kok Gracia mau sih sama orang yang pulang pergi naik vario, mending sama gue naik brio"
"Ganteng dan alim tapi mainnya sama orang yang tiap malem party, aneh banget"
"Gracia mending sama gue deh, cewek high-maintenance kek gitu, emang shine sanggup?"
Bisik-bisik tidak mengenakan yang sudah menjadi makanan sehari-hari mereka, alasannya sederhana, betul sekali, karena iri.
"Ge, kamu ga ada niatan nyari pacar?" ucap Shine sembari menyuap nasi gorengnya.
Gracia yang sedang melahap bekal oatmeal-nya tersedak mendengar perkataan Shine.
"Kenapa harus nyari pacar?" ucap Gracia menetralkan rasa kagetnya.
"Hahaha, ditanya gitu doang kaget banget Ge, berantakan tuh" ucap Shine sembari melap sudut bibir Gracia yang terkena remahan oatmeal.
Sialan Shine ini, kenapa dia harus begitu gentle, membuat Gracia selalu menunda-nunda niatnya untuk move on, meski jelas hati Shine bukan untuk dirinya.
"Ya cari aja, kasian kamu digosipin sama cowok b aja kayak aku" ucap Shine santai.
"Ya emang kenapa, ga cuma digosipin juga gapapa kok" ucap Gracia dengan nada protes.
"Hahaha, bisa aja becandanya" balas Shine lagu, menandaskan nasi goreng di depannya. Sedangkan Gracia hanya bisa menatap Shine lekat, ingin sekali dia menyanggah perkataan Shine namun lidahnya kelu, dia takut kalau dia jujur soal perasaanya tidak akan ada lagi momen-momen seperti ini.
"Btw dedel kamu gimana kabarnya?" pertanyaan bodoh yang entah kenapa dia ucapkan.
"Alhamdulillah, kemarin akhirnya bisa nengokin, kasian badannya kurus banget sekarang, doain biar dia cepet sembuh yaa" ucap Shine, nadanya sedikit sendu.
"Dia pasti sembuh kok" ucap Gracia, kali ini dengan kalimat tulus, dia berharap salahsatu sumber bahagia Shine bisa sembuh, dia sudah seikhlas itu, hanya berharap yang terbaik bagi yang terkasih. 'di islam boleh poligami kan, semoga Adel ngizinin' batin Gracia konyol.
"Aamiin" ucap Shine sembari tersenyum.
---
"Bang" Adel berkata lemah, besok adalah hari operasinya dan dia baru saja menyelesaikan rutinitasnya jelang operasi. Menulis surat wasiat untuk keluarga dan teman-temannya, dan selalu dia titipkan ke Oniel.
Oniel yang paham pun mengambil amplop berisi surat itu, sudah beberapa kali akhirnya surat itu disobek atau dibakar oleh Adel langsung, dan Oniel pun berharap surat yang ini pun seperti itu.
"insyaAllah elu bakal sembuh kok Rev" ucap Oniel halus sembari mengelus rambut adiknya.
"Aamiin" ucap Adel.
"Besok jadinya yang kesini siapa aja?"
"Ashel, mandut, flora, freya dan Shine" ucap Adel.
"Shine itu pacar kamu dek?" Ibunya yang baru selesai solat Ashar perlahan tertarik dengan obrolan kedua anaknya.
"Mungkin" ucap Adel dengan nada malu.
"Kok mungkin?" ibunya bertanya heran.
"Dia udah nembak tapi belom aku terima Mah" ucap Adel akhirnya.
"Kenapa? Mamah liat selama dia nengokin kemarin anaknya tulus, udah gitu anak UI lagi" ucap Ibunya bersemangat, ditambah ganteng, tapi hanya dalam batinnya.
"Cukup ditulus aja, ngga usah ditambah anak UI juga kali mah" Adel protes "Sekalipun dia anak unwir juga Adel gapapa".
"Unwir?" Oniel berkata heran.
"Adalah, kampus swasta di Indramayu" balas Adel.
"Random banget" Oniel berkata sembari geleng-geleng kepala.
"Intinya mamah setuju kalau kamu sama Shine, kapan lagi kan ada orang kayak dia naksir kamu" ucap Ibu Adel.
"Ihhhhhhh mamah apaaaannn sihhh" Adel berseru kesal lalu menutup mukanya dengan selimut.
Oniel dan Ibunya hanya tertawa melihat kelakuan Adel. Tawa mereka sedikit mengusir rasa takut akan operasi besok. Apapun bisa saja terjadi.
つづく

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Years (TAMAT)
FanfictionSebuah kisah bersambung slice-of-life semi komedi klasik dengan latar tokoh-tokoh member jekesripatlapan. - Adel, Ashel dan Amanda adalah tiga bersahabat yang sudah bersahabat sejak mereka bersahabat.