Dua : Insecurity

1K 73 2
                                    

Selepas Isya di Malam Minggu, Kamar Adel terasa penuh sekali, padahal kamarnya cukup luas. Ada Amanda dan Flora yang sedang sibuk bermain Nintendo Switch, tidak disangka ternyata Flora yang pendiam itu, diam-diam adalah penggiat game sejati.

Freya sedang Asyik membaca Komik di meja belajar Adel, koleksi Komik Adel cukup lengkap, yang dibaca Flora saat ini judulnya Two Piece the Next Generation, kisah dari Buffy, anak dari Bajak Laut bernama Luffy (eh). 

Adel dan Ashel sendiri, sedang menyoraki (menganggu) Amanda dan Flora, sebagai penonton sekaligus menunggu giliran mereka untuk bermain. Ashel tiba-tiba menggeplak kepala Adel.

"Wey, cokelat martabak Lu jatoh ke karpet, Makannya ditatakin tisu Adelia!" Ucap Ashel kesal.

"Gapapa, ntar juga dibersihin Mamah" Balas Adel dengan nada menyebalkan.

"Bersihin Del, sebelum gue jejelin martabak ke lubang idung lu!" Ucap Ashel serius. Adel refleks menutup Lubang hidungnya. Tanpa berbicara apa-apa, dia langsung mengambil tisu basah untuk melap, noda cokelat dari martabak di karpetnya dan juga tisu kering untuk tatakan martabak yang sudah setengah ia kunyah.

"Gitu dong, anak manies" ucap Ashel genit. Adel hanya memasang raut jijik, asyik dengan martabak di mulutnya.

"Yah, aku kalah" ucap Flora dengan nada sedih.

"Apaan, kamu mah ngevoor aku Flo, masa Little Mac lawan Bayonetta, jelas aku menang lah" Ucap Amanda sedikit jengkel.

"Hehehe, aku takut kamu nangis kalau kalah lagi sama Kirby Aku Mand" ujar Flora Jahil.

Amanda hanya mendengus, sia-sia dia menonton tutorial Super Smash Bros di Yutub semalaman, kalau ujung-ujungnya menang karena di voor.

"Gelut di game-nya jangan dibawa ke dunia nyata ya, udah gantian, kalian makan jajananya dulu gih, biar Adel sama Ashel yang main" Freya mendinginkan suasana. Dia juga sudah capek membaca Komik Two Piece "Ngga seru, masa Luffy sama Zoro di nerf" ucap Freya dalam hati. (eh)

Flora menepuk-nepuk bahu Amanda, berusaha menenangkan mukanya yang terlihat badmoond.

Padahal Amanda biasa saja, dia memang kesal, tapi tidak sekesal itu sampai dilevel perpecahan rumah tangga. "Kalian lebay deh guys, kalah menang mah biasa, gue ga papa kok, aku ga papa ko Flo!" ucap Amanda sambil menghentikan tepukan bahunya yang makin lama makin keras. Flora hanya cekikikan.

Amanda, Freya, dan Flora menyantap martabak cokelat dan keju yang disediakan orang tua Adel sambil berbincang-bincang soal Flora dan Freya yang ternyata masih sepupu jauh, kakek mereka berdua ternyata Adik-Kakak gitu deh, Amanda sendiri cenderung tertutup jika bercerita mengenai dirinya, dia cenderung lebih suka bercerita hal-hal yang diluar dari dirinya.

"Ah anjing, kalah mulu gue, males ah" Ashel melempar stick konsolnya sembarang, mukanya ditekuk.

Adel hanya nyengir lalu membereskan konsol gamenya, dan mematikannya.

"Ashel, ngomong kasar, aku bilangin mamah kamu loh!" Tiba-tiba wajah jahil, muncul dari pintu kamar Adel. Dia adalah Cornelio Farizal. Abang Adel yang menyebalkan, biasa dipanggil Oniel.

"Ih bang Oniel, pergi gaa, ini khusus cewek-cewek!" Ucap Ashel, dia yang anak tunggal, sudah menganggap saudara sahabatnya sebagai abangnya sendiri.

"Tau, Lu, pergi Niel, untung ga ada yang lagi buka Aurat" ucap Adel kesal, menyuruh abangnya pergi. Bukan kurang ajar, tapi Oniel sendiri yang geli setiap kali dipanggil Kakak atau Abang oleh Adel. Memanggil nama langsung bukan berarti tidak sopan, cara tiap keluarga berbeda-beda, bukan untuk diperdebatkan.

"Eh, ini Pasti Amanda, yang sering kalian ceritain ya?" Oniel tidak menggubris ocehan kedua adiknya. 

"Bukan Kak, Aku Flora, Ini Amanda, Ini Freya" Flora menahan tawa dengan kesotoyan Oniel.

Two Years (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang