3 Bulan setelah hari itu.
Ashel sedang menyapu halaman rumah Amanda dibantu oleh Dhea, pacar Gita. Ashel masih memegang kunci serep rumah Amanda yang dipinjamkan kepadanya ketika dia menginap disana. Dia rutin tiap beberapa minggu sekali ke rumah Amanda untuk bebersih, mencuci dan mengganti seprei, agar jika suatu saat ketika Amanda bangun, ada kasur hangat dan bersih untuknya beristirahat.
"Kak Gita gimana kabarnya kak dey?" Ashel bertanya dengan nada serius.Kabar terakhir soal Gita adalah, dia menyeret 5 orang preman yang merusuh di kafe Amanda, ke kantor polisi setelah menghajar mereka, setelah itu Gita pun menyerahkan diri, mengakui kesalahannya.
"Bentar lagi juga keluar, dia cuma semacam probasi gitu, kan Gita udah nyuruh mereka baik-baik buat nyerahin diri tapi ga mau dan ngeroyok dia, akhirnya Gita bales, meskipun agak kelewatan balesnya" ucap Dhea agak meringis.
"Semacam keringanan karena pembelaan diri gitu ya?" Ashel bertanya lagi.
"Iya tapi ga sampe matahin tangan orang juga, yah ntar kalo dia keluar kita pukulin aja sampe kapok" ucap Dhea bersungut-sungut, sepertinya serius.
Ashel hanya terkekeh melihat tingkah Dhea.
---
"Fureya, kamu lagi belajar?" Flora menatap Freya yang sedang sibuk dengan latihan soal.
"Iya, sini belajar bareng, biar Amanda sama Adel juga dengerin hehe" ucap Freya berusaha positif.
"Boleh deh" Flora pun meletakan tas selempangnya ke nakas di sebelah sofa. Ruang rawat jalan Adel dan Amanda cukup mewah, bahkan ada space khusus tersendiri untuk menerima tamu. Mereka pun membahas satu persatu soal dengan bersemangat, sebentar lagi ujian akhir semester.
"Eh, semangat banget belajarnya, udah pada makan?" Ayah Adel datang, pakaiannya rapih, wajahnya lelah, sepertinya pulang dari kantornya langsung kesini. Di tanganya dia menenteng dua kotak donat J.Co. "Om bawa donat, ayo dimakan dulu"
Freya dan Flora pun berjalan perlahan mendekat dan mulai memakan Donat yang Ayah Adel tawarkan. Ayah Adel menatap kedua gadis itu dengan haru, sudah 3 bulan lebih tapi mereka, ditambah, Ashel, Azizi dan Shine, tidak pernah absen bergantian menengok Adel dan Amanda.
"Kenapa om? belepotan ya?" tanya Flora yang sadar dari tadi diperhatikan.
"Gapapa, Om seneng aja Adel punya sahabat kayak kalian" ucap ayah Adel dengan tulus."Hehehe, kami juga senang punya sahabat kayak Adel kok Om" jawab Flora canggung, tidak tahu harus bereaksi apa.
Setelah menghabiskan donatnya, mereka pun berpamitan untuk belajar kembali, yang hanya di iyakan oleh Ayah Adel. Tidak lama, Oniel pun datang, lalu ayahnya berpamitan untuk pulang terlebih dahulu, masih banyak yang harus diurus.
"Adel udah terapi gerak?" Oniel bertanya kepada Flora dan Freya. Mereka berdua menggeleng, yang tadi pagi disini adalah Mamah Adel, mereka baru sampai siang, biasanya terapi gerak agar saraf-saraf pasien koma tidak kaku, dilakukan di pagi hari.
"Harusnya udah tadi pagi sih ya" Oniel menjawab sendiri pertanyaan-nya setelah melihat reaksi Freya dan Flora.
"Bentar lagi UAS ya?" Oniel melihat tumpukan buku di meja Sofa yang penuh dengan jawaban-jawaban dan koreksian hasil mengerjakan Freya dan Flora.
"Semoga Adel udah bangun sebelum UAS berlangsung ya" tambahnya lagi.
Freya dan Flora saling pandang, lalu mengucapkan Amin dengan kencang.
Tidak lama pintu kamar terbuka lagi, memperlihatkan Ashel, Christian dan Azizi yang datang sembari membawa beberapa kotak makanan.
"Pempek dari Mommy, ayok pada makan dulu" ucap Ashel lalu menghempaskan dirinya di samping Flora.
"Shel, are you okay?" Flora berbisik pelan, memahami bahwa mata Ashel sembab karena hal yang baru terjadi beberapa hari ini.
"It's okay Flo, gue udah ikhlas, kalau dipertahankan kasian Mommy gue" balas Ashel lirih.
Christian adalah saksi betapa Ashel terus dilanda kehancuran bertubi-tubi, setelah kedua sahabatnya koma, 3 bulan kemudian akhirnya muncul putusan sidang terakhir. Hak Asuh Ashel bersama dengan Ibunya. Dia mengelus punggung Ashel halus, memberikan kekuatan.
"Duh jadi melow gini, udah sini-sini ayok dimakan" ucap Ashel lalu membagikan pempeknya satu-persatu ke wadah-wadah kecil.
Sore sampai jelang maghrib, mereka habiskan untuk berbincang dan bercanda, mengusir duka yang belakangan ini terus hadir di tengah-tengah mereka.
Namun entah kenapa, tawa yang Ashel keluarkan di ruangan itu, terasa menyedihkan bagi sahabat-sahabatnya.
つづくMaaf kalau spasinya kurang nyaman dibaca, ada error sama gawainya, tapi ini udah gue edit. Thanks yang masih baca sampai sejauh ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Years (TAMAT)
FanfictionSebuah kisah bersambung slice-of-life semi komedi klasik dengan latar tokoh-tokoh member jekesripatlapan. - Adel, Ashel dan Amanda adalah tiga bersahabat yang sudah bersahabat sejak mereka bersahabat.